Kupas Tuntas Manor MRT05, Mobil yang Digeber Rio Haryanto

JAKARTA, 28 Februari 2016 - Kehadiran mobil Manor Racing MRT05 pada uji coba pra musim F1 2016 sangat melegakan. Pasalnya, di tim inilah pembalap Indonesia, Rio Haryanto, bergabung. Dan menjadi nafas lega bagi fans Manor racing karena ketika masih bernama Manor Marussia F1 Team tahun lalu, tim ini tidak pernah mengikuti tes pra musim sekalipun.
Tim yang bermarkas di Banbury, Oxfordshire, Inggris ini merilis MRT05 bertepatan dengan hari pertama sesi uji coba dan diklaim sebagai mobil yang akan kompetitif dengan para pesaingnya di sirkuit. Jangan heran, kelahiran MRT05 dipunggawai oleh dedengkot F1 seperti Dave Ryan yang dibajak dari McLaren sebagai race director, Nicolas Tombazis dari Ferrari sebagai chief aerodynamicist atau pakar aerodinamika, Pat Fry sebagai konsultan engineering juga dari Ferrari dan John McQuilliam.
Sukses pertama bagi Manor Racing adalah kemampuannya mengintegrasikan paket mobil dengan power unit Mercedes, setelah sebelumnya memakai mesin Ferrari.
Meskipun engine mounting-nya sama, karena hal itu diatur oleh regulasi, posisi peranti pendukung dan pendinginannya sangat berbeda. Jadi, perpindahan pemakaian mesin itu membuat pekerjaan engineer sangat sulit, apalagi keputusan itu diambil sangat ‘mepet’ dengan jadwal uji coba.

Perubahan ini diharapkan mengangkat performa mobil tim karena power unit yang dibeli dari Mercedes adalah model 2016, atau sama dengan power unit yang dipakai oleh tim Mercedes tahun 2016 dan tim-tim lain yang juga memakai mesin pabrikan Jerman ini. Sedangkan pada musim lalu, mereka memakai mesin Ferrari produksi 2014, ketinggalan setahun dari mesin yang dipakai tim Ferrari F1 tahun 2015.
Selain itu, Manor juga menjalin kemitraan teknik dengan Williams sehingga bisa menggunakan girboks Williams tahun 2015. Williams juga menyuplai suspensi belakang, sedangkan pemasok velg dan caliper rem juga sama dengan yang dipakai oleh tim Williams.
Dari sisi aerodinamika, Manor memiliki tim aerodinamika sendiri untuk mendesain mobil. Hasilnya adalah, nosemobil panjang dan banyak pakar F1 menilai hal ini sebagai solusi paling mudah dalam mengakali aliran angin dari depan. Dan tak dinyana desain itu lulus uji coba benturan yang disyaratkan secara ketat oleh FIA.
Namun, bentuk nosenya tersebut sangat identik dengan nose McLaren MP4-30 yang dipakai pada pertengahan musim pertama 2015. Bagian belakangnya mirip dengan Mercedes F1 W06 yang dipakai musim lalu, dengan sidepod pendek dan sangat bulat serta outlet (lubang keluar) udara sangat dekat dengan centerline mobil.

SPESIFIKASI MANOR MRT05
Chassis: Monokok komposit dengan honeycomb alumunium
Mesin: Mercedes-Benz PU106C Hybrid, V6 turbocharged, 90 derajat 1.6L, dibantu dengan KERS.
Transmisi: Semi otomatis sekuensial 8-kecepatan
Dimensi (P x L x T): 5000 x 950 (minus kamera T) x 1460 depan x 1416 belakang mm
Suspensi depan: Upper dan lower wishbone, inboard spring dan damper push-rod
Suspensi belakang: Upper dan lower wishbone, inboard sprins dan damper pull-rod yang dipasok Williams Advanced Engineering
Damper: Penske (depan); Williams Advanced Engineering (belakang)
Rem: Kaliper AP Racing dengan cakram dan pad karbon yang dipasok Carbone Industries.
Kopling: Plat serat karbon
Elektronik: ECU standar FIA dan sistem elektronik serta kelistrikan homologasi FIA. Dipasok MES.
Sistem pendinginan: Alumunium oil, air dan gearbox radiator
Ban: Pirelli 245/660-13 (depan); 325/660-13 (belakang)
Velg: Aptech, alloy magnesium tempa.
EKA ZULKARNAIN
Berita Terkait:
Sosok Tak Terlihat di Balik Sukses Rio Haryanto
Rio Haryanto Banyak Beri Masukan untuk Manor Racing
Rio Haryanto Tidak Diprogram Mencari Waktu Tercepat
Rio Haryanto Lewati Waktu Raikkonen dan Button di Speed Trap
Tim yang bermarkas di Banbury, Oxfordshire, Inggris ini merilis MRT05 bertepatan dengan hari pertama sesi uji coba dan diklaim sebagai mobil yang akan kompetitif dengan para pesaingnya di sirkuit. Jangan heran, kelahiran MRT05 dipunggawai oleh dedengkot F1 seperti Dave Ryan yang dibajak dari McLaren sebagai race director, Nicolas Tombazis dari Ferrari sebagai chief aerodynamicist atau pakar aerodinamika, Pat Fry sebagai konsultan engineering juga dari Ferrari dan John McQuilliam.
Sukses pertama bagi Manor Racing adalah kemampuannya mengintegrasikan paket mobil dengan power unit Mercedes, setelah sebelumnya memakai mesin Ferrari.
Meskipun engine mounting-nya sama, karena hal itu diatur oleh regulasi, posisi peranti pendukung dan pendinginannya sangat berbeda. Jadi, perpindahan pemakaian mesin itu membuat pekerjaan engineer sangat sulit, apalagi keputusan itu diambil sangat ‘mepet’ dengan jadwal uji coba.

Perubahan ini diharapkan mengangkat performa mobil tim karena power unit yang dibeli dari Mercedes adalah model 2016, atau sama dengan power unit yang dipakai oleh tim Mercedes tahun 2016 dan tim-tim lain yang juga memakai mesin pabrikan Jerman ini. Sedangkan pada musim lalu, mereka memakai mesin Ferrari produksi 2014, ketinggalan setahun dari mesin yang dipakai tim Ferrari F1 tahun 2015.
Selain itu, Manor juga menjalin kemitraan teknik dengan Williams sehingga bisa menggunakan girboks Williams tahun 2015. Williams juga menyuplai suspensi belakang, sedangkan pemasok velg dan caliper rem juga sama dengan yang dipakai oleh tim Williams.
Dari sisi aerodinamika, Manor memiliki tim aerodinamika sendiri untuk mendesain mobil. Hasilnya adalah, nosemobil panjang dan banyak pakar F1 menilai hal ini sebagai solusi paling mudah dalam mengakali aliran angin dari depan. Dan tak dinyana desain itu lulus uji coba benturan yang disyaratkan secara ketat oleh FIA.
Namun, bentuk nosenya tersebut sangat identik dengan nose McLaren MP4-30 yang dipakai pada pertengahan musim pertama 2015. Bagian belakangnya mirip dengan Mercedes F1 W06 yang dipakai musim lalu, dengan sidepod pendek dan sangat bulat serta outlet (lubang keluar) udara sangat dekat dengan centerline mobil.

SPESIFIKASI MANOR MRT05
Chassis: Monokok komposit dengan honeycomb alumunium
Mesin: Mercedes-Benz PU106C Hybrid, V6 turbocharged, 90 derajat 1.6L, dibantu dengan KERS.
Transmisi: Semi otomatis sekuensial 8-kecepatan
Dimensi (P x L x T): 5000 x 950 (minus kamera T) x 1460 depan x 1416 belakang mm
Suspensi depan: Upper dan lower wishbone, inboard spring dan damper push-rod
Suspensi belakang: Upper dan lower wishbone, inboard sprins dan damper pull-rod yang dipasok Williams Advanced Engineering
Damper: Penske (depan); Williams Advanced Engineering (belakang)
Rem: Kaliper AP Racing dengan cakram dan pad karbon yang dipasok Carbone Industries.
Kopling: Plat serat karbon
Elektronik: ECU standar FIA dan sistem elektronik serta kelistrikan homologasi FIA. Dipasok MES.
Sistem pendinginan: Alumunium oil, air dan gearbox radiator
Ban: Pirelli 245/660-13 (depan); 325/660-13 (belakang)
Velg: Aptech, alloy magnesium tempa.
EKA ZULKARNAIN
Berita Terkait:
Sosok Tak Terlihat di Balik Sukses Rio Haryanto
Rio Haryanto Banyak Beri Masukan untuk Manor Racing
Rio Haryanto Tidak Diprogram Mencari Waktu Tercepat
Rio Haryanto Lewati Waktu Raikkonen dan Button di Speed Trap
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature