INTERVIEW: Shofwatuzzaki Siap Bawa Shell Indonesia Sambut Tren Elektrifikasi
Shell terus kembangkan produk pelumas yang cocok dengan kebutuhan perkembangan teknologi elektrifikasi.

JAKARTA, Carvaganza - Pelumas Kami Sudah Diuji Untuk Berbagai kondisi Jalan dan Cuaca, Bahkan Lebih Dari Rekomendasi Pabrikan. Kebutuhan akan pelumas di seluruh sektor industri diakui oleh Shell Indonesia masih cukup tinggi. Hal tersebut juga terjadi di Indonesia, bahkan Shell telah menancapkan investasinya untuk mendirikan pabrik produksi yang berlokasi di Marunda, Jakarta Utara.
Kami berkesempatan untuk berbincang dengan Shofwatuzzaki, Head of Technical Shell Indonesia untuk mengetahui lebih lanjut soal pelumas asal Belanda ini.
Lewat Zaki, sapaan akrabnya, kita menggali potensi pelumas khususnya Shell di Indonesia baik dalam soal teknologi hingga kesiapannya menghadapi tren kendaraan elektrifikasi yang mulai meningkat di Tanah Air. Selain itu, Zaki juga mengungkapkan kesibukan dirinya dalam menangani bidang-bidang yang dibawahinya saat menjabat sebagai Head of Technical Shell Indonesia.
T: Apa saja yang Anda tangani di Shell Indonesia sebagai Head of Technical?
J: Secara garis besar, Shell Indonesia sendiri memiliki beberapa skema bisnis mulai dari B to B atau jaringan kepada perusahaan-perusahaan besar. Selain itu ada juga B to C yang fokus langsung pada konsumen atau perorangan untuk menyuplai produk Shell seperti pelumas dan gris. Kebetulan saya menangani keduanya secara langsung hingga saat ini.
Baca Juga: Hot Wheels dan F1 Berkolaborasi, Rilis Banyak Line Up Diecast Tahun Depan
T: Apa yang menjadi fokus keduanya bidang tersebut?
J: Ya sebenarnya B to B sendiri itu sifatnya lebih kepada advise atau penyuluhan kepada perusahaan rekanan Shell dalam hal aplikasi maupun memberikan solusi terhadap mesin yang mereka gunakan. Sedangkan pada B to C kami lebih fokus pada develop produk yang memang sesuai untuk kendaraan yang dipasarkan di Indonesia.
T: Lalu sebenarnya, bagaimana kondisi bisnis pelumas di Tanah Air ?
J: Melihat industri pelumas di Indonesia ini memang cukup besar ya. Apalagi negara kita saat ini menjadi salah satu fokus dari Shell global karena permintaannya yang cukup tinggi. Bahkan untuk memenuhi hal tersebut, kami telah mengekspansi fasilitas pabrik kami di Marunda yang saat ini bisa memproduksi hingga 300 juta liter per tahunnya. Selain itu, kami juga mulai membangun fasilitas gris untuk kebutuhan di dalam negeri yang cukup meningkat.
T: Adakah perbedaan antara pelumas yang diproduksi di Tanah Air dengan yang ada di pasar global?
J: Sebenarnya tidak ada perbedaan yak, selama nama dan brandnya sama maka teknologi dan formulasi di dalamnya sama. Namun untuk Indonesia sendiri, produk-produk kami sudah melewati pengujian yang matang agar bisa digunakan oleh kendaraan dan mesin yang ada di Tanah Air. Tidak hanya itu, pelumas yang kami produksi di Indonesia juga untuk beberapa kebutuhan industrial seperti tambang, komersial hingga mesin-mesin dengan spesifikasi khusus.
T: Berapa persentase kebutuhan oli untuk sektor industri dan pelumas kendaraan pribadi?
Kami belum bisa pastikan hal tersebut, namun keduanya memiliki permintaan yang cukup tinggi. Bahkan untuk beberapa mesin industrial kami harus mendatangkan pelumas impor agar bisa memenuhi standar yang berlaku. Tapi kedua sektor tersebut baik industri maupun kendaraan memiliki kebutuhan yang cukup tinggi di Indonesia.
T; Saat ini mulai marak oli palsu, bagaimana Shell menanggapi hal tersebut?
Kami melihat sebenarnya jika konsumen menggunakan oli palsu itu sebenarnya ada keinginan untuk menggunakan yang asli tetapi tidak bisa. Nah, yang kami lakukan adalah memperluas jaringan outlet Shell di seluruh Indonesia agar konsumen bisa dengan mudah mendapatkan produk. Saat ini kami pastikan jaringan distribusi pelumas Shell ke seluruh Indonesia telah maksimal dan meminimalisir kemungkinan adanya oli palsu.
Sedangkan dari sisi konsumen, kami memberikan kode khusus yang bisa discan untuk menguji keasliannya. Sehingga kami tidak hanya memberikan jaringan distribusi yang terbaik tetapi juga memastikan kualitas pelumas kami orisinil dan telah teruji pemakaiannya.
T; Selain kendaraan dengan mesin konvensional, saat ini Indonesia memiliki tren kendaraan listrik yang mulai meningkat, bagaimana Shell melihat hal tersebut?
J: Kami sudah siap. Kami melihat di Indonesia ini banyak varian kendaraan listrik khususnya roda empat ya. Mulai dari mesin hybrid, plug-in hybrid hingga Battery Electric Vehicle (BEV). Kalau kendaraan hybrid sendiri kan masih menggunakan mesin konvensional sebagai penggerak sehingga masih membutuhkan pelumas. Hanya saja spesifikasinya agar berbeda, umumnya membutuhkan kekentalan yang rendah seperti 020 hingga 016. Hal tersebut juga berlaku untuk plug-in hybrid yang masih menggunakan mesin konvensional sebagai penggerak.
Sementara untuk BEV sendiri memang tidak membutuhkan pelumas yang banyak, namun terdapat beberapa teknologi transmisi yang masih membutuhkan fluid. Saat ini yang kami pelajari ada dua jenis transmisi yang digunakan oleh kendaraan listrik di Indonesia yakni wet transmission dan dry. Namun keduanya juga masih membutuhkan pelumas dengan penggantian yang rutin.
Baca Juga: Mencoba Seberapa Cepat Baterai Aion Hyptec HT Bisa Dicas di SPKLU
Selain itu, untuk sistem battery cooling sendiri yang kami ketahui juga membutuhkan pelumas untuk memaksimalkan kinerja pendinginan baterai. Bahkan saat ini kami telah bekerja sama dengan brand kendaraan produsen EV dalam menyuplai kebutuhan pelumas tersebut.
T: Adakah tips khusus dalam memilih oli atau pelumas yang cocok untuk kendaraan?
J: Sebenarnya dalam memilih oli kendaraan sendiri bisa dilihat dari kekentalannya, biasanya setiap pabrikan memiliki rekomendasi yang jelas terhadap hal ini. Selain itu, kita juga bisa melihat dari sisi performance yakni melihat sertifikasi API atau JASO yang tertera pada pelumas tersebut. Shell sendiri saat ini telah memiliki lebih dari 20 produk pelumas yang bisa digunakan oleh konsumen dan tersedia di jaringan distribusi.
Selain itu, kami juga telah melakukan pengujian terhadap kekuatan oli kami untuk segala medan, cuaca dan suhu. Sebagai contoh, pelumas kami bisa tahan panas hingga 200 derajat celcius sehingga untuk kondisi cuaca di Jakarta kami pastikan masih bisa bertahan dan terjaga kualitasnya. Sementara itu, dari sisi jarak tempuh kami melakukan pengujiannya lebih dari yang pabrikan rekomendasikan.
Salah satu contohnya yang kami lakukan pada pelumas khusus motor, pabrikan umumnya memberikan rekomendasi penggantian oli hingga 2.000 km. Sementara kami telah melakukan pengujian seluruh pelumas kami hingga 5.000 km dan hasilnya masih tetap bagus baik dari sisi kualitas maupun kondisinya. Namun hal tersebut tidak kita rekomendasikan, hanya sebagai pengujian kalau kualitas oli kami sudah yang terbaik.
(ALVANDO NOYA / WH)
Baca Juga: Rebecca, Cara Simple Arif Brata Dandani Chevrolet Spark Jadi Istimewa
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature