FEATURES: Cuban Beauties

FEATURES: Cuban Beauties
KETIKA sebuah all-new Infiniti Q60 mulus berwarna Dynamic Sunstone Red meluncur di jalan raya Havana, ibu kota Kuba, banyak kepala menoleh padanya. Sedan premium itu terlihat kontras dengan bangunan-bangunan tua yang eksotis. Tapi bukan kekontrasan yang membuatnya menarik perhatian. All-new Infiniti Q60 benar-benar pendatang baru. Dialah mobil dengan spesifikasi Amerika Serikat pertama dalam lima dekade terakhir yang masuk ke negara berpaham sosialis tersebut.

Sebelum Fidel Castro meninggal dunia pada November 2016, dunia otomotif di Kuba memang unik. Mobil-mobil di Kuba seperti imun terhadap kekuatan waktu. Anda akan menemui berbagai brand mobil Amerika klasik seperti Chevrolet Plymouth, Cadillac dan Chevrolet Bel Air memenuhi jalan raya dan parkir di tempat-tempat umum like nobody’s business. Kondisi ini terjadi bukan karena seluruh masyarakat Kuba merupakan classic car enthusiast dan anti mobil modern, melainkan karena mereka tak punya pilihan.

Sebelum membahas lebih lanjut, ijinkan saya membawa Anda ke era 1950-an. Saat itu mobil Amerika membanjiri Kuba. Salah satu penyebabnya adalah lokasi Kuba yang strategis, hanya berjarak sekitar 140 km dari Florida, negara bagian Amerika paling selatan. Di bawah kepemimpinan diktator Fulgencio Batistas, presiden yang mendapat dukungan dari Amerika, Kuba merupakan tujuan wisata warga Amerika. Mobil-mobil buatan negara adi daya itu pun membanjiri Kuba. Tapi kondisi tersebut berubah drastis akibat Revolusi Kuba yang digerakkan oleh Fidel Castro. Revolusi tersebut dimenangkan pihak pemberontak dan Castro menjadi pemimpin Kuba pada 1959.



Sejak itu, hubungan diplomatik kedua negara mulai memanas. Pergesekan tersebut mencapai puncaknya ketika Amerika melakukan embargo dengan tidak mengijinkan perusahaan-perusahaan negaranya untuk tidak melakukan bisnis di Kuba pada 1962. Fidel Castro membalasnya dengan melarang warganya untuk membeli mobil dari Amerika. Mereka hanya boleh menggunakan kendaraan yang diberikan pemerintah.

Berhubung kondisi finansial negara tersebut tidak sehat, maka Kuba tak sanggup membeli mobil dalam jumlah besar dari Eropa atau Asia. Sebagai gantinya, pemerintah memasukkan Lada dari Rusia di era Soviet pada 1980-an. Masyarakat Kuba juga mendapatkan beberapa mobil buatan Cina dan terkadang segelintir Hyundai atau Toyota. Tapi tak ada yang bertahan selama mobil Amerika.



Hasilnya seperti yang Anda lihat sekarang. Mobil-mobil Amerika yang masuk di era 1950-an dipertahankan para pemilik karena tak ada pilihan lain. Menurut Toni Rothman, salah satu anggota dewan museum Hershey, mobil vintage Amerika di Kuba berjumlah sekitar 60.000 unit pada pertengahan tahun lalu. Merawat kendaraan tersebut bukan perkara mudah. Dengan adanya embargo, maka part dari Amerika tak akan masuk ke Kuba. Meski tak sedikit traveler yang membawanya masuk ke Kuba, tapi tetap saja tak cukup.

Tapi di sinilah letak keunikannya. Havana memiliki banyak bengkel. Mereka menggunakan semua sumber daya yang dimiliki untuk membuat mobil-mobil itu tetap berjalan. Perbaikan bodi bukan masalah besar. Mereka hanya butuh mengelas pelat besi baru untuk disambungkan dengan panel yang sudah bolong karena karat. Spare part lain juga bisa diakali dengan memodifikasi barang-barang yang ada. Pemugaran interior pun juga tak sulit. Lapisan dashboard, jok dan bagian lain tak sulit untuk ditemukan. Masalah mulai muncul ketika harus mengganti windshield.



Hampir mustahil menemukan kaca depan original mobil Amerika lansiran 1950-an yang berlekuk. Sebagai gantinya, mereka menggunakan windshield lain seperti dari Moskvich – brand otomotif asal Rusia dan kini dimiliki Volkswagen – yang lebih mudah didapatkan. Tentu saja ukuran dan bentuknya tak sama. Maka kaca tersebut dipanaskan agar mudah dibentuk sesuai yang diinginkan. Tapi tantangan sesungguhnya ada pada mesin.

Mobil-mobil Amerika era 1950-an menggunakan mesin bensin V8 atau enam-silinder segaris. Harga bensin di Kuba sebesar US$1,20 per liter, sedangkan solar setengah dari itu. Mengingat penghasilan rata-rata warganya sekitar US$25 per bulan, tentu saja mesin diesel lebih diminati. Namun tak sembarang mesin diesel bisa digunakan. Pasalnya solar di Kuba mengandung sulfur 4.000 ppm, jauh di atas batas sulfur di negara-negara Eropa yang maksimal 350 ppm. Dengan begitu, solar Kuba sudah pasti akan meracuni mesin diesel modern. Untuk bisa bertahan dengan solar “kotor” ini, yang paling tepat adalah mesin lima-silinder Mercedes, Hyundai dan Toyota Land Cruiser tua. Beberapa mesin Peugeot juga digunakan karena lebih murah, tapi butuh lebih banyak adjustment untuk memasangnya.



Kini dengan pulihnya hubungan Amerika-Kuba sejak masa pemerintahan Barack Obama dan meninggalnya Fidel Castro, perdagangan mobil antara kedua negara tersebut ikut terbuka. Meski begitu, bukan berarti warga Kuba bisa untung banyak dari penjualan mobil-mobil vintage yang memiliki harga tinggi di Amerika. Pasalnya segala perubahan dan inovasi yang dilakukan terhadap kendaraan mereka menjadikannya spesies tersendiri. Sebuah Cadillac 1956 di Kuba bukanlah Cadillac, tapi bermetamorfosis menjadi mobil yang berbeda. Itulah sebabnya tak heran jika harga mobil klasik dari Kuba menurun drastis di pasar Amerika.

Put the price tag aside, Kuba berhasil membangun budaya otomotifnya sendiri. Mereka merupakan bukti nyata bahwa keterbatasan memang melahirkan kreativitas.

MIRAH PERTIWI

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature