FEATURE: Car Enthusiasts' Dream Job
Bayangkan berjalan memasuki sirkuit dan Anda disambut dengan sebuah supercar. Maha karya cantik itu berdiri menantang cahaya matahari lembut dan memanggil-manggil Anda untuk menghampirinya. Sebagai car enthusiast, tentunya Anda tak akan melewati kesempatan itu. Anda menyentuhnya bodinya, menikmati lekuk-lekuk uratnya dengan ujung-ujung jari. Tangan Anda berhenti di handle pintu.
Dengan penuh perasaan, Anda membuka pintu, menunduk untuk masuk ke dalam kabin. Tubuh Anda terasa pas dengan jok bucket berlapis kulitnya. Anda menghirup bau kulit, mengelus kemudi dan kemudian menekan tombol start. Suara mesin mendengkur misterius, menyimpan kebuasan. Tak lama kemudian Anda melepaskan segala keliaran sang maha karya. Kaki dan tangan Anda membawanya menari di atas tarmac. Adrenalin Anda terpompa deras. It is the moment when you think you’re one of the luckiest people alive.
But hold that thought. Ada yang lebih beruntung dari Anda: mereka yang melakukan itu semua sebagai pekerjaan sehari-hari. Merekalah orang pertama yang memeras setiap tetes performa mobil impian. Gilanya, mereka tak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk mendapatkan privilege tersebut, bahkan dibayar untuk itu. Mereka adalah test driver, salah satu profesi yang masuk kategori pekerjaan impian bagi para car enthusiast.
Profesi tersebut memang menggiurkan dan tentunya banyak car enthusiast yang bermimpi untuk bisa menjadi test driver. Tapi apa sebenarnya tugas penguji mobil? Arthur St. Antoine, penulis lepas sekaligus road test driver untuk sebuah media otomotif besar di Amerika Serikat, berkata, “Banyak yang menganggap pekerjaan test driver hanyalah masuk ke dalam mobil dan menghentak kaki [ke pedal gas> dalam-dalam. Sebenarnya menguji mobil itu sangat metodis, gabungan antara fakta ilmiah dengan observasi pribadi. Pengujian membutuhkan pengamatan cermat dan banyak mencatat secara detail.”
Arthur St. Antoine
Menguji mobil memang tak sembarangan. Anda harus menilainya dari ujung bumper depan sampai belakang. Tak hanya performa yang dilihat, tapi seluruhnya. Bahkan sampai hal kecil seperti posisi cup holder. Test driver sebuah manufaktur biasanya ikut dalam pengembangan mobil. Seperti Anda tahu, setiap negara punya kondisi yang berbeda.
Jason, test driver untuk BMW Amerika, memastikan bahwa mobil untuk pasar Amerika harus dilengkapi cup holder. Pasalnya konsumen negara Paman Sam itu punya kebiasaan untuk minum kopi di pagi hari sambil pergi ke tempat kerja. Tak hanya itu, suspensinya juga perlu disesuaikan dengan kondisi jalan yang lebih buruk dari negara asal BMW di Jerman. Dengan kata lain, seorang test driver harus mengerti kondisi dan kebiasaan konsumen di tempat mobil itu dipasarkan.
Dalam menguji performa, tak melulu seorang test driver pabrikan mobil mengendarainya di jalan kosong dalam kecepatan tinggi. Semua itu tergantung dari misi yang sedang mereka jalankan. Lokasi pengujian rata-rata dilakukan 20% di kota, 20% di pinggiran kota, 60% di jalan tol. “Departemen kami memberikan pengaruh langsung terhadap pengembangan produk BMW yang masuk ke Amerika,” jelas Jason dengan bangga.
Lain lagi ceritanya dengan test driver untuk media otomotif. Mereka tak melulu jajal mobil-mobil eksotis. “Ya, kami mencoba Ferrari, Lamborghini dan Porsche. Tapi kami juga banyak menguji mobil lain seperti Hyundai dan Toyota,” ujar Arthur St. Antoine. Profesi test driver memang unik. Jika profesi lain – sebut saja dokter, pengacara atau bahkan sutradara – memiliki jenjang pendidikan yang jelas, tak ada program studi khusus untuk menjadi test driver. Tapi jangan berkecil hati, banyak jalan menuju Roma. Jika punya keahlian sebagai mekanik, Anda bisa mengikuti jejak test driver legendaris, Valentine Balboni.
Pierre-Henri Raphanel
Ia mengawali kariernya dengan magang di Lamborghini sebagai mekanik. Kemudian sang pendiri, Ferruccio Lamborghini, secara pribadi memintanya untuk menguji beberapa mobil baru bersama kepala test driver saat itu, Bob Wallace. Sejak itu kariernya menanjak, ia menguji sekitar 80% dari Lamborghini yang pernah dibuat. Bahkan setelah pensiun pada 2008, Lamborghini menggunakan namanya dalam line-up Gallardo mereka, LP550-2 Valentino Balboni.
Anda mungkin tak tertarik untuk menjadi mekanik. Tak masalah. Salah satu latar belakang yang juga sering ditemui pada test driver adalah pembalap. Sebastian Vettel, pembalap Red Bull Racing F1, ikut dalam pengembangan mobil Infiniti. Atau Pierre-Henri Raphael. Mantan pembalap F1 asal Prancis ini juga sempat menjadi pereli Toyota di ajang Japanese Touring Car Championship dan Super GT. Kemudian ia menjadi kepala test driver untuk Bugatti.
Jeremy Clarkson
Bagaimana jika Anda ingin menguji berbagai brand mobil dan tak mau terikat pada manufaktur tertentu? Menjadi jurnalis media otomotif merupakan pilihan yang tepat. Lihat betapa beruntungnya Jeremy Clarkson yang menjadi host program TV BBC, Top Gear. Bersama James May dan Richard Hammond, mereka berkesempatan jajal berbagai mobil, dari yang eksotis sampai yang sudah tak diproduksi lagi. Mulai dari Koenigsegg sampai Trabant. Dan keberuntungan ini disadari oleh Clarkson, “Banyak yang berpikir saya punya pekerjaan terbaik di dunia, dan sulit untuk menyangkalnya.”
Meski terlihat menyenangkan, menguji mobil berisiko tinggi. Kepala test driver Toyota, Hiromu Naruse, tewas dalam kecelakaan dengan dua test driver BMW di dekat race track Nurburgring pada 2010. Saat itu Naruse sedang menguji Lexus LFA Nurburgring Edition. Tapi jika segala risiko tak membuat niat Anda untuk menjadi test driver surut, go for it. It is indeed the best job in the world.
MIRAH PERTIWI
Dengan penuh perasaan, Anda membuka pintu, menunduk untuk masuk ke dalam kabin. Tubuh Anda terasa pas dengan jok bucket berlapis kulitnya. Anda menghirup bau kulit, mengelus kemudi dan kemudian menekan tombol start. Suara mesin mendengkur misterius, menyimpan kebuasan. Tak lama kemudian Anda melepaskan segala keliaran sang maha karya. Kaki dan tangan Anda membawanya menari di atas tarmac. Adrenalin Anda terpompa deras. It is the moment when you think you’re one of the luckiest people alive.
But hold that thought. Ada yang lebih beruntung dari Anda: mereka yang melakukan itu semua sebagai pekerjaan sehari-hari. Merekalah orang pertama yang memeras setiap tetes performa mobil impian. Gilanya, mereka tak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk mendapatkan privilege tersebut, bahkan dibayar untuk itu. Mereka adalah test driver, salah satu profesi yang masuk kategori pekerjaan impian bagi para car enthusiast.
Profesi tersebut memang menggiurkan dan tentunya banyak car enthusiast yang bermimpi untuk bisa menjadi test driver. Tapi apa sebenarnya tugas penguji mobil? Arthur St. Antoine, penulis lepas sekaligus road test driver untuk sebuah media otomotif besar di Amerika Serikat, berkata, “Banyak yang menganggap pekerjaan test driver hanyalah masuk ke dalam mobil dan menghentak kaki [ke pedal gas> dalam-dalam. Sebenarnya menguji mobil itu sangat metodis, gabungan antara fakta ilmiah dengan observasi pribadi. Pengujian membutuhkan pengamatan cermat dan banyak mencatat secara detail.”
Menguji mobil memang tak sembarangan. Anda harus menilainya dari ujung bumper depan sampai belakang. Tak hanya performa yang dilihat, tapi seluruhnya. Bahkan sampai hal kecil seperti posisi cup holder. Test driver sebuah manufaktur biasanya ikut dalam pengembangan mobil. Seperti Anda tahu, setiap negara punya kondisi yang berbeda.
Jason, test driver untuk BMW Amerika, memastikan bahwa mobil untuk pasar Amerika harus dilengkapi cup holder. Pasalnya konsumen negara Paman Sam itu punya kebiasaan untuk minum kopi di pagi hari sambil pergi ke tempat kerja. Tak hanya itu, suspensinya juga perlu disesuaikan dengan kondisi jalan yang lebih buruk dari negara asal BMW di Jerman. Dengan kata lain, seorang test driver harus mengerti kondisi dan kebiasaan konsumen di tempat mobil itu dipasarkan.
“Test driver merupakan orang pertama yang memeras setiap tetes performa mobil impian dan dibayar untuk itu.”
Dalam menguji performa, tak melulu seorang test driver pabrikan mobil mengendarainya di jalan kosong dalam kecepatan tinggi. Semua itu tergantung dari misi yang sedang mereka jalankan. Lokasi pengujian rata-rata dilakukan 20% di kota, 20% di pinggiran kota, 60% di jalan tol. “Departemen kami memberikan pengaruh langsung terhadap pengembangan produk BMW yang masuk ke Amerika,” jelas Jason dengan bangga.
Lain lagi ceritanya dengan test driver untuk media otomotif. Mereka tak melulu jajal mobil-mobil eksotis. “Ya, kami mencoba Ferrari, Lamborghini dan Porsche. Tapi kami juga banyak menguji mobil lain seperti Hyundai dan Toyota,” ujar Arthur St. Antoine. Profesi test driver memang unik. Jika profesi lain – sebut saja dokter, pengacara atau bahkan sutradara – memiliki jenjang pendidikan yang jelas, tak ada program studi khusus untuk menjadi test driver. Tapi jangan berkecil hati, banyak jalan menuju Roma. Jika punya keahlian sebagai mekanik, Anda bisa mengikuti jejak test driver legendaris, Valentine Balboni.
Ia mengawali kariernya dengan magang di Lamborghini sebagai mekanik. Kemudian sang pendiri, Ferruccio Lamborghini, secara pribadi memintanya untuk menguji beberapa mobil baru bersama kepala test driver saat itu, Bob Wallace. Sejak itu kariernya menanjak, ia menguji sekitar 80% dari Lamborghini yang pernah dibuat. Bahkan setelah pensiun pada 2008, Lamborghini menggunakan namanya dalam line-up Gallardo mereka, LP550-2 Valentino Balboni.
Anda mungkin tak tertarik untuk menjadi mekanik. Tak masalah. Salah satu latar belakang yang juga sering ditemui pada test driver adalah pembalap. Sebastian Vettel, pembalap Red Bull Racing F1, ikut dalam pengembangan mobil Infiniti. Atau Pierre-Henri Raphael. Mantan pembalap F1 asal Prancis ini juga sempat menjadi pereli Toyota di ajang Japanese Touring Car Championship dan Super GT. Kemudian ia menjadi kepala test driver untuk Bugatti.
Bagaimana jika Anda ingin menguji berbagai brand mobil dan tak mau terikat pada manufaktur tertentu? Menjadi jurnalis media otomotif merupakan pilihan yang tepat. Lihat betapa beruntungnya Jeremy Clarkson yang menjadi host program TV BBC, Top Gear. Bersama James May dan Richard Hammond, mereka berkesempatan jajal berbagai mobil, dari yang eksotis sampai yang sudah tak diproduksi lagi. Mulai dari Koenigsegg sampai Trabant. Dan keberuntungan ini disadari oleh Clarkson, “Banyak yang berpikir saya punya pekerjaan terbaik di dunia, dan sulit untuk menyangkalnya.”
Meski terlihat menyenangkan, menguji mobil berisiko tinggi. Kepala test driver Toyota, Hiromu Naruse, tewas dalam kecelakaan dengan dua test driver BMW di dekat race track Nurburgring pada 2010. Saat itu Naruse sedang menguji Lexus LFA Nurburgring Edition. Tapi jika segala risiko tak membuat niat Anda untuk menjadi test driver surut, go for it. It is indeed the best job in the world.
MIRAH PERTIWI
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature