EKSKLUSIF TEST DRIVE: Menantang Lamborghini Aventador S (Bagian 1)
VALENCIA, 26 Januari 2017 – Dare Your Ego. Begitu bunyi invitasi yang datang ke meja redaksi Carvaganza dari pabrikan Automobili Lamborghini S.p.A langsung dari markasnya di Sant’ Agata Bolognese, Italia. Email yang datang pada akhir bulan Desember tersebut membuat saya bertanya-tanya apa maksud dari kalimat tersebut, meskipun sebetulnya garis besarnya adalah mereka mengundang kami untuk menjajal produk teranyarnya, Lamborghini Aventador S 2017.
Bagi media, setiap tema undangan pasti ada maksud tertentu. Apalagi ini tema undangan dari pabrikan supercar. Ternyata Ego adalah ‘filosofi’ baru bagi Lamborghini untuk memberikan kesenangan mengemudi kepada car enthusiast sehingga mereka betul-betul menikmati Lamborghini sesuai dengan karakter yang diinginkan. Filosofi ini diwujudkan dalam bentuk menyediakan jenis mode pengendaraan terbaru, Ego, untuk melengkapi mode yang sudah ada yakni Strada, Sport dan Corsa.
Jadilah saya terbang ke Valencia, transit di Frankfurt, Jerman, akhir pekan lalu. Setelah istirahat satu malam, pada hari yang dijanjikan oleh Sant’ Agata Bolognese, sebanyak 20 unit mobil Lamborghini menyambut kami pada hari Senin (23/1) kemarin di Sirkuit Ricardo Tormo. Event ini diberi nama Lamborghini Aventador S Global Dynamic Launch 2017, dimana saya bisa menyaksikan langsung sekaligus mencicipinya langsung.
Carvaganza menjadi satu-satunya media dari Indonesia yang menikmati kesempatan tersebut bersama dengan beberapa media lainnya dari Asia Pasifik. Dari 20 unit Lambo yang disediakan, 16 unit di antaranya adalah Lamborghini Aventador S yang menjadi superstar di hari itu, empat lainnya adalah Lamborghini Aventador versi sebelumnya yang posisinya digantikan oleh Aventador S. Kehadiran kami juga disambut dengan spanduk raksasa bertuliskan “Dare Your Ego” di dinding gedung Sirkuit Ricardo Tormo.
Pada hari itu, kami bisa menjajal Aventador S dengan memacunya di dalam trek, berslalom dan mengemudikannya mengelilingi kota Valencia dengan bermodalkan GPS. Setelah driver briefing selama 15 menit yang berisi penjelasan tentang kondisi dan karakter trek serta mengenai mobil itu sendiri, para jurnalis langsung bersiap-siap di garasi.
Kami dibagi menjadi empat kelompok yang ditandai dengan warna gelang di tangan. Carvaganza berada di Grup Kuning, di mana setiap grup terdiri dari 4 mobil; tiga mobil dikemudikan oleh jurnalis dengan satunya lagi adalah mobil pace car yang dikemudikan oleh instruktur. Untuk pengemudian di trek ini, satu jurnalis satu mobil. Instruktur saya adalah Peter Mullen, yang sudah menjadi test driver Lamborghini selama 10 tahun dan mantan pereli asal Italia.
Stint (sesi) pertama dimulai. Pada saat in lap, saya memakai mode manual dengan paddle shift dan untuk mode pengendaraan saya memilih Sport. Keluar dari pit, masuk dari gigi satu ke kedua, pertambahan kecepatan membuat mobil menyentak, kepala tertolak sedikit ke belakang. Suara mesin naturally aspirated V12 6.5 liter meraung-raung tepat di belakang jok pengemudi. Seperti suara harimau yang mengaum dekat telinga. “Ini baru stint (ronde) pertama, yang merupakan sesi mengenal sirkuit,” gumam saya.
Posisi mobil saya yang berwarna kuning berada di urutan ketiga jika dihitung dari mobil instruktur yang berwarna abu-abu. Tepat di depan saya mobil warna putih dan di belakang warna merah. Lepas dari zona pit lane bergaris putih, gas ditambah dan masuk ke gigi tiga, sentakan terasa cukup kuat.
Peter Mullen melalui radio mengingatkan agar kami mengikuti line mobilnya sehingga bisa menikmati sirkuit secara maksimal dan mengenal racing line pada lap-lap berikutnya. “Follow my line and my pace, this is your first stint. Please, know your line and the track,” ujarnya dengan logat Italia yang kental. Suaranya terdengar samar-samar karena ditelan oleh suara gemuruh mesin tengah Aventador S.
EKA ZULKARNAIN (VALENCIA)
Bagi media, setiap tema undangan pasti ada maksud tertentu. Apalagi ini tema undangan dari pabrikan supercar. Ternyata Ego adalah ‘filosofi’ baru bagi Lamborghini untuk memberikan kesenangan mengemudi kepada car enthusiast sehingga mereka betul-betul menikmati Lamborghini sesuai dengan karakter yang diinginkan. Filosofi ini diwujudkan dalam bentuk menyediakan jenis mode pengendaraan terbaru, Ego, untuk melengkapi mode yang sudah ada yakni Strada, Sport dan Corsa.
Jadilah saya terbang ke Valencia, transit di Frankfurt, Jerman, akhir pekan lalu. Setelah istirahat satu malam, pada hari yang dijanjikan oleh Sant’ Agata Bolognese, sebanyak 20 unit mobil Lamborghini menyambut kami pada hari Senin (23/1) kemarin di Sirkuit Ricardo Tormo. Event ini diberi nama Lamborghini Aventador S Global Dynamic Launch 2017, dimana saya bisa menyaksikan langsung sekaligus mencicipinya langsung.
Carvaganza menjadi satu-satunya media dari Indonesia yang menikmati kesempatan tersebut bersama dengan beberapa media lainnya dari Asia Pasifik. Dari 20 unit Lambo yang disediakan, 16 unit di antaranya adalah Lamborghini Aventador S yang menjadi superstar di hari itu, empat lainnya adalah Lamborghini Aventador versi sebelumnya yang posisinya digantikan oleh Aventador S. Kehadiran kami juga disambut dengan spanduk raksasa bertuliskan “Dare Your Ego” di dinding gedung Sirkuit Ricardo Tormo.
Pada hari itu, kami bisa menjajal Aventador S dengan memacunya di dalam trek, berslalom dan mengemudikannya mengelilingi kota Valencia dengan bermodalkan GPS. Setelah driver briefing selama 15 menit yang berisi penjelasan tentang kondisi dan karakter trek serta mengenai mobil itu sendiri, para jurnalis langsung bersiap-siap di garasi.
Kami dibagi menjadi empat kelompok yang ditandai dengan warna gelang di tangan. Carvaganza berada di Grup Kuning, di mana setiap grup terdiri dari 4 mobil; tiga mobil dikemudikan oleh jurnalis dengan satunya lagi adalah mobil pace car yang dikemudikan oleh instruktur. Untuk pengemudian di trek ini, satu jurnalis satu mobil. Instruktur saya adalah Peter Mullen, yang sudah menjadi test driver Lamborghini selama 10 tahun dan mantan pereli asal Italia.
Stint (sesi) pertama dimulai. Pada saat in lap, saya memakai mode manual dengan paddle shift dan untuk mode pengendaraan saya memilih Sport. Keluar dari pit, masuk dari gigi satu ke kedua, pertambahan kecepatan membuat mobil menyentak, kepala tertolak sedikit ke belakang. Suara mesin naturally aspirated V12 6.5 liter meraung-raung tepat di belakang jok pengemudi. Seperti suara harimau yang mengaum dekat telinga. “Ini baru stint (ronde) pertama, yang merupakan sesi mengenal sirkuit,” gumam saya.
Posisi mobil saya yang berwarna kuning berada di urutan ketiga jika dihitung dari mobil instruktur yang berwarna abu-abu. Tepat di depan saya mobil warna putih dan di belakang warna merah. Lepas dari zona pit lane bergaris putih, gas ditambah dan masuk ke gigi tiga, sentakan terasa cukup kuat.
Peter Mullen melalui radio mengingatkan agar kami mengikuti line mobilnya sehingga bisa menikmati sirkuit secara maksimal dan mengenal racing line pada lap-lap berikutnya. “Follow my line and my pace, this is your first stint. Please, know your line and the track,” ujarnya dengan logat Italia yang kental. Suaranya terdengar samar-samar karena ditelan oleh suara gemuruh mesin tengah Aventador S.
EKA ZULKARNAIN (VALENCIA)
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature