Menyaksikan Proses Pembuatan Ban Hankook di Cikarang
CIKARANG, 17 September 2019 – Hankook Tire menjadi salah satu pemain dunia di pasar ban global. Untuk mengetahui bagaimana teknologi dan proses pembuatan ban Hankook, PT Hankook Tire Indonesia mengajak sejumlah media mengunjungi pabrik Hankook Tire di Delta Silcon5 Industrial Park, Desa Cicau, Cikarang Pusat, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (17/9/2019) siang.
Pabrik di Cikarang yang diresmikan pada September 2013 ini memiliki luas 600.000 m2 (60 Ha). Ini merupakan pabrik ke-7 dari 8 pabrik yang dimiliki Hankook di dunia. Selain di Indonesia pabrik Hankook juga ada di Korea Selatan (2), Cina (3), Hungaria (1), dan Amerika Serikat (1).
“Dengan media visit ini, media bisa mengerti bagaimana teknologi yang digunakan dalam proses produksi ban Hankook dan juga kontribusi kami bagi masyarakat,” kata Yoon Keun Yoong, General Manager Coorporate Management Team PT Hankook Tire Indonesia dalam sambutannya.
Yoon Keun Yoong mengatakan Hankook Tire memiliki ribuan tipe ban yang digunakan untuk berbagai jenis kendaraan. Ada varian Kinergy, Ventus, Optimo, Smart untuk passenger car, Dynapro, Dynamic, Ventus untuk SUV, kemudian Vantra untuk mobil komersial serta ada varian AH, Smart, AM DM untuk truk atau bus.
Nah bagaimana prosesnya?
Kami diajak mengunjungi lokasi yang melakukan proses mencampur bahan baku karet dengan kawat baja menjadi lembaran-lembaran panjang. Bahan baku karet (natural rubber) ini, kata Yoon Keun Yoong, sudah 100 persen lokal.
"Untuk natural rubber komposisinya sudah 100 persen, kami ambil dari Lampung, Palembang, Jambi, Sumatera Utara. Tapi untuk karet sintestis (synthetic rubber), komposisinya masih banyak impor," terang Senior Manager Hankook Tire Indonesia Aris Munandar.
Proses selanjutnya adalah Cutting and Bead. Pada proses ini lembaran-lembaran yang punya ukuran lebar 1 setengah meter dan panjang 740 meter itu akan dipotong vertikal menjadi bagian kecil. Sementara mesin potong itu bekerja, di line lain terjadi proses pembuatan bead yang merupakan bagian yang langsung menempel di pelek, sehingga materialnya dibuat kokoh. Proses bead ini akan melapisi kawat baja dengan karet, atau biasa disebut toping rubber. Setelah ini, proses lanjutannya adalah memberi lapisan dinding di bead.
Tahap selanjutnya masuk ke proses assembling, yakni membuat green tire atau ban setengah jadi. Pada proses ini bagian inner, bead, dan lapisan dinding ban diproses sehingga menjadi ban utuh, tapi belum ada kembangannya. "Proses selanjutnya ban akan dipanaskan dengan suhu 207 derajat Celcius supaya 'matang' yang disebut curing," kata Senior Manager Hankook Tire Indonesia, Diding Suhendri.
Ban-ban ini akan dipanasi selama 10-15 menit. Proses ini sekaligus membentuk pattern atau kembangan ban dan pemberian logo 'Hankook' serta nomor serinya. Setelah ban betul-betul sudah jadi, selanjutnya dilakukan tahap pengecekan secara visual oleh tenaga terampil. Bagian yang dicek dari potensi kecacatan adalah bibir ban, dan bagian inner ban. Ban yang tidak lolos seleksi akan di-scrap.
Diding mengatakan setiap harinya terdapat 3 shift kerja. Sementara hasilnya, pabrik ini mampu menghasilkan 31.000 hingga 33.000 ban setiap hari. Jumlah produksi 12 juta ban per tahun yang 92 persen diekspor sementara 8 persen lainnya untuk pasar dalam negeri.
RAJU FEBRIAN
Pabrik di Cikarang yang diresmikan pada September 2013 ini memiliki luas 600.000 m2 (60 Ha). Ini merupakan pabrik ke-7 dari 8 pabrik yang dimiliki Hankook di dunia. Selain di Indonesia pabrik Hankook juga ada di Korea Selatan (2), Cina (3), Hungaria (1), dan Amerika Serikat (1).
“Dengan media visit ini, media bisa mengerti bagaimana teknologi yang digunakan dalam proses produksi ban Hankook dan juga kontribusi kami bagi masyarakat,” kata Yoon Keun Yoong, General Manager Coorporate Management Team PT Hankook Tire Indonesia dalam sambutannya.
Yoon Keun Yoong mengatakan Hankook Tire memiliki ribuan tipe ban yang digunakan untuk berbagai jenis kendaraan. Ada varian Kinergy, Ventus, Optimo, Smart untuk passenger car, Dynapro, Dynamic, Ventus untuk SUV, kemudian Vantra untuk mobil komersial serta ada varian AH, Smart, AM DM untuk truk atau bus.
Nah bagaimana prosesnya?
Kami diajak mengunjungi lokasi yang melakukan proses mencampur bahan baku karet dengan kawat baja menjadi lembaran-lembaran panjang. Bahan baku karet (natural rubber) ini, kata Yoon Keun Yoong, sudah 100 persen lokal.
"Untuk natural rubber komposisinya sudah 100 persen, kami ambil dari Lampung, Palembang, Jambi, Sumatera Utara. Tapi untuk karet sintestis (synthetic rubber), komposisinya masih banyak impor," terang Senior Manager Hankook Tire Indonesia Aris Munandar.
Proses selanjutnya adalah Cutting and Bead. Pada proses ini lembaran-lembaran yang punya ukuran lebar 1 setengah meter dan panjang 740 meter itu akan dipotong vertikal menjadi bagian kecil. Sementara mesin potong itu bekerja, di line lain terjadi proses pembuatan bead yang merupakan bagian yang langsung menempel di pelek, sehingga materialnya dibuat kokoh. Proses bead ini akan melapisi kawat baja dengan karet, atau biasa disebut toping rubber. Setelah ini, proses lanjutannya adalah memberi lapisan dinding di bead.
Tahap selanjutnya masuk ke proses assembling, yakni membuat green tire atau ban setengah jadi. Pada proses ini bagian inner, bead, dan lapisan dinding ban diproses sehingga menjadi ban utuh, tapi belum ada kembangannya. "Proses selanjutnya ban akan dipanaskan dengan suhu 207 derajat Celcius supaya 'matang' yang disebut curing," kata Senior Manager Hankook Tire Indonesia, Diding Suhendri.
Ban-ban ini akan dipanasi selama 10-15 menit. Proses ini sekaligus membentuk pattern atau kembangan ban dan pemberian logo 'Hankook' serta nomor serinya. Setelah ban betul-betul sudah jadi, selanjutnya dilakukan tahap pengecekan secara visual oleh tenaga terampil. Bagian yang dicek dari potensi kecacatan adalah bibir ban, dan bagian inner ban. Ban yang tidak lolos seleksi akan di-scrap.
Diding mengatakan setiap harinya terdapat 3 shift kerja. Sementara hasilnya, pabrik ini mampu menghasilkan 31.000 hingga 33.000 ban setiap hari. Jumlah produksi 12 juta ban per tahun yang 92 persen diekspor sementara 8 persen lainnya untuk pasar dalam negeri.
RAJU FEBRIAN
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature