Preview Formula 1 Musim 2017

Preview Formula 1 Musim 2017
JAKARTA, 24 Februari 2017 -- Formula 1 musim 2017 tinggal menghitung hari menjelang digelarnya seri 1 di Melbourne, Australia, 24-26 Maret mendatang. Ajang balapan jet darat itu terus menerus mengalami perubahan. Dunia motorsport ini tidak stagnan, tetapi selalu dinamis. Begitu juga ketika menghadapi musim yang baru.

Perubahan itu tak hanya meliputi unsur regulasi teknis, yang selalu menjadi perhatian fans, tetapi juga line-up pembalap, perubahan tim dan bahkan kalender balapan itu sendiri. Perubahan-perubahan itu dilakukan agar menjadikan balapan semakin menarik.

Sayangnya, musim ini kita tak bisa lagi melihat nama pembalap Indonesia, Rio Haryanto, ikut bertarung di lintasan. Pembalap muda kelahiran Solo itu tak lagi mendapat dukungan. Namun tetap saja F1 menjadi ajang menarik bagi penggemar kecepatan di tanah air.

Nah, mari kita lihat apa saja yang berubah untuk musim 2017 ini…



Kalender Balap

Total jumlah agenda balapan pada tahun ini berkurang menjadi 20 putaran dari 21 putaran pada tahun lalu. Yang hilang dari kalender adalah GP Jerman.

Pada tahun lalu ketika GP AS digosipkan bakal hilang tahun 2017, tim-tim F1 melakukan lobi untuk mencari solusi. Tadinya regulasi mengatur bahwa setiap pembalap hanya diperbolehkan memakai empat mesin sepanjang musim bukannya lima mesin jika jumlah balapan berkurang menjadi 20 putaran atau kurang. Namun, aturan  itu berubah bahwa setiap pembalap boleh tetap memakai lima mesin, meskipun GP Jerman tak ada dalam kalender.

GP Eropa berubah namanya menjadi Grand Prix Azerbaijan dan tanggal penyelenggaraanya pun diubah agar tidak bentrok dengan jadwal Le Mans 24-Hour, di mana gara-gara jadwalnya bentrok pembalap Nico Hulkenberg dari Force India tidak bisa mempertahankan gelar juara 2015 bersama tim Porsche di kejuaraan tersebut.



Line-up Pembalap

Hanya dua rookie (pembalap baru) yang masuk dalam kalender 2017, yakni Stoffel Vandoorne yang masuk ke McLaren menggantikan Jenson Button, yang mengundurkan diri karena pensiun dan Lance Stroll yang menggantikan Valteri Bottas di Williams. Vandoorne, juara GP 2015, pernah menggantikan Fernando Alonso di Bahrain 2016 karena Alonso cidera tabrakan.

Kevin Magnussen menolak memperpanjang kontrak di Renault, malah pindah ke Haas untuk berduet dengan Romain Grosjean. Gara-gara Magnussen masuk, Haas tidak memperpanjang kontrak dengan Esteban Gutierrez, yang akhirnya pindah main di Formula E.

Manor Racing Team sudah tutup, Esteban Ochon pindah ke Force India untuk mengisi kursi kosong yang ditinggalkan Nico Hulkenberg karena pindah ke Renault. Nico Rosberg sebagai juara dunia 2016 memilih pensiun, posisinya digantikan Bottas yang pindah dari Williams. Posisi Bottas sendiri di Williams digantikan oleh Stroll, putra konglomerat Kanada Lawrence Stroll, untuk berduet dengan Felipe Massa, yang membatalkan pensiunnya pada musim 2017. Pascal Wehrlein, yang pernah setim dengan pembalap Rio Haryanto asal Indonesia musim lalu, pindah ke Sauber menggantikan Felipe Nasr.



Regulasi Teknik

Mobil 2017 memiliki tampang lebih agresif karena dimensinya lebih lebar, lebih ringan dan bannya lebih gemuk. Sayap depan pun memanjang, sedangkan sayap belakang lebih rendah dibandingkan musim lalu. “Mobilnya terlihat sangat menarik,” ujar Chief Technical Officer Williams Pat Symonds kepada Sky Sports F1. “Mobil 2017 memiliki penampilan layaknya mobil balap. Ban belakang sangat besar dan tidak terlihat retro, padahal  dulu sempat saya khawatirkan.”

Nah, dengan adanya evolusi di sektor aerodinamika, ban yang lebih lebar dan bobot yang lebih berat, mobil 2017 akan lebih kencang tiga detik dibandingkan tahun sebelumnya. Namun jangan lupa, mobil F1 itu biasanya dari tahun ke tahun memang lebih kencang. Jangankan setiap tahun, setiap race pun bisa lebih kencang. Misalnya catatan waktu Bahrain dan Austria tahun lalu, begitu juga dengan catatan waktu pole Nico Rosberg di GP Hungaria yang lebih cepat dua detik dari tahun 2015.

Dalam hal dimensi, untuk pertama kalinya sejak 1997 mobil F1 akan memiliki lebar 2 meter atau 20 cm lebih lebar dibandingkan mobil F1 selama 20 tahun terakhir. Ban dibuat lebih lebar dengan tujuan meningkatkan mechanical grip dan menambah kecepatan mobil pada saat menikung. Tapak ban depan menjadi 305 mm dari 245 mm tahun lalu. Tapak ban belakang juga dibikin melar menjadi 405 mm dari 325 mm dari tahun lalu. Atau lebih lebar 25 dan 30 persen dibandingkan spek 2016.

Konsekuensi dari perubahan ini adalah drag mobil bertambah tinggi dan bisa membuat konsumsi bahan bakar lebih boros dengan penambahan bobot mobil menjadi 722 kg dari 702 kg, maka konsumsi bahan bakar bertambah menjadi 105 kg dari 100 kg.



Sayap depan juga mengalami perubahan lebih lebar dan lebih panjang ke depan sebanyak 20 cm untuk menciptakan efek aerodinamika sehingga secara teknik tim memiliki peluang yang lebih besar untuk mengotak-atik mobil agar mendapatkan downforce lebih tinggi.

Sayap belakang dibuat lebih rendah 15 cm dan lebih lebar 15 cm dibandingkan sebelumnya. Namun tinggi mobil tidak berubah. Posisi rear wingdimundurkan 20 cm dan dengan posisi tersebut akan  memiliki overhang yang lebih besar lagi.

Team Principal Mercedes TotoWolf mengatakan, mobil musim 2017 akan lebih sulit dikemudikan (liar) dan memiliki G-force yang lebih besar, sama seperti mobil F1 masa lalu. Tentunya hal ini disukai oleh para pembalap ‘jadul’ seperti Fernando Alonso yang pernah mengalami faktor ‘wow’ di masa lalu.

Sekarang pertanyaannya adalah, apakah pengembangan-pengembangan yang dilakukan akan bisa membuat balapan tambah menarik untuk ditonton? Beberapa kalangan F1 tidak yakin bahwa perubahan-perubahaan tersebut akan bisa menambah aksi overtaking (salip-menyalip), malah overtaking akan bertambah sedikit. “Faktanya, semakin tinggi downforce, maka Anda juga akan semakin sulit untuk menempel mobil lain,” ujar Pat Symonds.



Pembalap Mercedes Lewis Hamilton berpendapat, “Saya pikir kita butuh mechanical grip yang lebih tinggi dan mengurangi aerodinamika ketika sedang berada di belakang mobil jadi kita bisa menempel dan menyalip. Kalau aerodinamika bisa membuat lap time lebih kencang lima detik, tak akan ada yang berubah, mobil kita hanya akan lebih cepat saja.”

Namun, ada juga kalangan yang menyatakan pendapat berbeda. Team Principal McLaren Eric Boullier mengatakan, “Mobil akan menghasilkan downforce yang lebih besar lagi dari ban, yang secara mekanis tidak akan mengurangi aksi overtaking.” Selain itu, pengaruh dari sayap depan yang dimensinya lebih panjang akan lebih minim karena floor dan diffuser akan menghasilkan downforce yang lebih tinggi lagi sehingga bisa menambah kesempatan overtaking.”

Ia menambahkan, “Perubahan (regulasi teknik) sekarang ini akan menambah aksi overtaking, mungkin 5 persen, karena overtaking yang sekarang kan didorong oleh DRS dan regulasi ban.”

Nah, ban yang lebar akan menambah mechanical grip seperti yang disinggung oleh Lewis Hamilton. Ban akan memainkan peran kunci menurunkan lap time, tapi akan cepat aus karena bobot mobil lebih berat dan adanya perubahan dalam hal aerodinamika. “Tahun 2017, mobil akan lebih cepat 4 sampai 5 detik dan ban akan memberikan kontribusi 2,5 detik di antaranya,” ujar Chairman Pirelli Marco Tronchetti Provera kepada La Gazetta dello Sport.

EKA ZULKARNAIN

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature