Menjelajahi Pegunungan Oman dengan Porsche Cayenne 2018 (BAG. 1)

Menjelajahi Pegunungan Oman dengan Porsche Cayenne 2018 (BAG. 1)
FUJAIRAH, 30 Januari 2018 -- “Saya minta setiap peserta jangan memotret ketika memasuki wilayah Oman dan tidak diperkenankan memasang kamera Go-Pro di body luar kendaraan. Karena mengambil foto di daerah yang kita lalui nanti adalah hal illegal.” Peringatan instruktur yang akan memandu kami, berkali-kali diucapkan saat kami akan memulai test drive pagi ini.

“Jika ada pemukiman penduduk, jangan memotret orangnya. Kalau Anda mau memasang Go-Pro sebaiknya di dalam saja, dan diarahkan ke kabin saja atau ke jalan raya. Untuk memotret, kami akan menyediakan foto-foto dan videonya dan kita tidak bisa berhenti di sembarang tempat,” tambahnya. “Kami sudah mengobservasi rute yang hendak kami lewati ini sejak bulan November lalu.”

“Yaah, ngak jadi deh pasang Go-Pro di body kendaraan dan foto-foto keluar, padahal human interest adalah hal yang juga menarik dalam setiap perjalanan melakukan test drive,” gumam saya. Pantas saja, pada waktu saya transit di Brunei Darussalam dan melihat-lihat rute perkiraan di Oman, tidak muncul foto Google Earth jalanan yang dituju. Semua jalanan di Oman tidak bisa dilihat di Google Earth, baik jalan utama apalagi jalanan kecilnya.

Namun, dari sejumlah pengalaman test drive di luar negeri, kami harus mengikuti petunjuk instruktur pabrikan karena mereka yang mengetahui medan. Apalagi banyak resiko yang terjadi harus ditanggung sendiri, misalnya kalau kita ditilang polisi harus bayar denda sendiri dan sebelum berangkat kita memang harus menandatangani semacam surat kesepakatan.

Pada pagi itu, 8.00 pagi, Kamis (25/1) waktu Fujairah, Uni Emirates Arab (UEA), pabrikan Porsche sudah menyiapkan 10 mobil Porsche Cayenne dan Cayenne S 2018 untuk dikemudikan oleh 20 media dari Asia Pasifik, di mana Carvaganza adalah salah satunya. Media test drive ini juga merupakan bagian dari peluncuran resmi Porsche Cayenne 2018 untuk kawasan Timur Tengah, Afrika dan Asia Pasifik dan media test drive untuk kawasan Timur Tengah dibagi ke dalam tiga gelombang, sedangkan Afrika dan Asia Pasifik masing-masing hanya satu gelombang.



Saya merasakan sesi driving kali ini juga berbeda. Biasanya, jika sesi driving di luar negeri terutama di Eropa kami dilepas satu per satu dan hanya dibekali oleh GPS untuk menuju setiap destinasi yang ditentukan. Kami dari media tinggal mengikuti petunjuk dari GPS dan jika tersesat, GPS akan menunjukkan arah yang benar menuju destinasi.

“Kami tidak melepas para peserta driving secara independen karena di sebagian besar wilayah Oman yang kita akan lewati, tidak ada sinyal handphone atau pun GPS. Dan lokasi yang dilalui juga dikabarkan berbahaya untuk jalan sendirian. Jadi, kami akan memandu Anda di depan,” ujar instruktur. Kami juga diminta untuk mematuhi setiap rambu kecepatan kendaraan pada kisaran 60- 90 km/jam dan mengikuti kecepatan instruktur di depan. “Tidak boleh ada yang saling menyalip, kita harus berkonvoi.”



Saya yang satu mobil dengan jurnalis Indonesia lainnya, Hariawan Arif, untuk sesi pertama mendapatkan Porsche Cayenne S yang diperkuat mesin V6 bi-turbo 2.9 liter dengan tenaga 440 hp. Mobil ini adalah satu dari tiga varian Cayenne teranyar yang diluncurkan.

Media session ini dibagi ke dalam dua grup, di mana setiap mobil diisi oleh dua orang. Jadi setiap grup terdiri dari lima mobil ditambah mobil pemandu di depan dengan memakai Cayenne 2018 plus satu mobil paramedis dan pengawalan yang memakai Porsche Macan S sehingga dalam satu rombongan terdiri dari tujuh mobil.



Bertolak dari Hotel Fairmont Fujairah Beach Resort, kami langsung menuju Pos Perbatasan Dibba Al Hisn di Oman yang letaknya hanya 20 km dari tempat start. Kami sudah dibekali visa masuk ke Oman sebelum berangkat dari hotel. SUV ini melewati jalan raya besar yang lapang sehingga saya bisa merasakan performanya di setiap putaran. Di bagian kiri dan kanan jalan terlihat gersang, minim pepohonan. Yang terlihat hijau hanya pembatas jalan yang memang ditanami rumput dan bunga-bunga atau taman di bundaran yang menandai sebagai persimpangan jalan. Maklum, hujan hanya turun maksimal 10 hari di UEA sehingga bisa dibayangkan kerontangnya negara tersebut.

Ketika mengantri satu per satu di pos pemeriksaan, kami mencopot Go-Pro di kabin dan menyembunyikan kamera karena kami memang tidak diperkenankan untuk memotret di pos pemeriksaan. Seorang staf dari Porsche yang berdiri tidak jauh sebelum kami masuk checkpoint, sudah mengingatkan agar mencopot Go-Pro di kabin mobil dan jangan memotret karena akan mempersulit pemeriksaan kalau ketahuan. Kami juga diingatkan agar menurunkan kaca jendela depan dan belakang.



Selepas checkpoint, kami menelusuri jalan raya yang kosong. Hanya satu dua kendaraan yang kami temui, jalanan aspalnya sangat mulus. Di sepanjang jalanan aspal yang dilalui tanah gersang di mana-mana, nyaris tanpa pepohonan apalagi air. Lebih mending di Fujairah, ada rumput dan pepohonan. Di sini benar-benar gersang, dengan gunung-gunung batu tegak di sepanjang jalan. Meskipun tanah gersang di mana-mana dan matahari bersinar terik, suhu saat itu kisaran 22 derajat Celcius dan angin berhembus pelan sehingga cuaca terasa sejuk.

Mesin V6 bi-turbo 2.9 liter dengan 440 Hp dan torsi 550 Nm berputar melepaskan tenaga secara merata. Putarannya halus dan terasa padat pada setiap rentang. Karena jalanan kosong dan hanya satu dua kendaraan yang ditemui, saya bisa memacu kendaraan lebih cepat mengikuti kecepatan Cayenne 2018 yang dikemudikan instruktur di depan.



Pabrikan mengklaim bahwa kenaikan tenaga dan torsi Cayenne 2018 ini merupakan yang tertinggi dibandingkan kenaikan-kenaikan Cayenne yang terdahulu. Nah untuk Cayenne S yang saya kemudikan, kenaikannya mencapai 20 hp dibandingkan versi terdahulu. Tenaganya terasa impresif dikombinasikan dengan transmisi otomatis 8-kecepatan PDK yang perpindahannya cepat dan pendek-pendek sehingga sangat membantu ketika melewati tikungan-tikungan tajam.

Jalanan aspal mulus kosong dengan kontur turun naik, membuat saya melakukan sedikit pengereman agar masuk turunan tidak terlalu tajam namun cukup membuat ulu hati turun ke bawah. Ketika berada di cekungan paling bawah, throttle diinjak lebih keras lagi untuk mendapatkan momen pada saat menanjak. Beberapa kali ulu hati terasa naik turun. Dengan pengendaraan On Road, Anda bisa memilih mode Normal, Sport, Sport Plus dan Individual yang memberikan karakteristik pengendaraan yang berbeda-beda.

(Bersambung ke bagian 2)

EKA ZULKARNAIN (FUJAIRAH)

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature