Mazda MX-5 RF, In the Sake of Fun
SETIAP orang memiliki preferensinya masing-masing untuk mendefinisikan “mobil enak”. Mungkin Anda menyukai mobil dengan tenaga badak, atau mungkin pula super kencang. Dan tak sedikit orang yang memilih kendaraan ekstra nyaman.
Tapi bagi saya, mobil enak harus bisa memberikan sensasi berkendara yang memancing adrenalin, agresif, tapi – it’s a must – harus bisa 100% dalam kendali pengemudi. Dan di dalam kepala saya, karakteristik tersebut ada di Mazda MX-5 atau kerap disebut Miata.
Mazda Miata sudah memenangkan berbagai penghargaan dunia. Tahun lalu saja Miata menjadi World Car of The Year sekaligus World Car Design of The Year 2016 dari World Car Awards, sebuah asosiasi non-profit yang terdiri dari para jurnalis otomotif Asia, Eropa dan Amerika Utara. Tak tanggung-tanggung, dalam awards tersebut ia bersaing dengan Audi A4 dan Mercedes-Benz GLC dan ia berhasil keluar sebagai juaranya.
Ketika Carvaganza diundang untuk menghadiri Mazda ASEAN Media Forum 2017 di Jepang, kami diinformasikan akan berkesempatan mengemudikan Mazda MX-5 RF (Retractable Fastback). Of course I was super excited. Ini bukan sekadar Miata, tapi THE roadster. Sejak pertama kali melihat foto-foto peluncurannya di New York International Auto Show pada akhir Maret 2016, I kept my eye on it.
Tampilannya memukau saya. Dengan siluet fastback yang elegan, desain Miata RF berhasil menangkap esensi gerakan berkat bahasa desain Mazda, Kodo. Hal ini tampak dari lekukan yang mengalir dari fender depan tebal dan membulat menuju sisi kap. Headlight-nya yang kecil, menyipit dan berakhir dengan garis melengkung menuju grille seperti mata cheetah, membuat kontur tebal di bagian sisi kap terlihat lebih besar. Sudut-sudut tegas terlihat pada nose dan bagian belakang mobil yang memiliki lampu bulat a la retro dengan sentuhan modern. Paduan lekukan dinamis dan sudut tajam membuat Miata RF tampil agresif dengan maupun tanpa atap.
Ya, saya naksir mobil ini. Bagaikan akan bertemu pacar, there was butterflies in my stomach saat mendarat di Bandara Fukuoka-Jepang. Akhirnya saat yang dinantikan tiba juga. Sirkuit Mine, Mazda proving ground. Cuacanya mendukung dengan matahari yang bersinar gembira. Tentu saja udara dingin winter tetap membuat badan menggigil. Ketika presentasi dan briefing pra-media drive, saya mulai dihinggapi keraguan. Bagaimana jika performa Miata RF tak sesuai dengan harapan saya? Pasalnya roadster ini lebih berat sekitar 45 kg (total 1.130 kg) ketimbang Miata Soft Top dengan mesin yang sama.
Time to find out. Miata RF berwarna Machine Grey Metallic terparkir di pitlane, seperti memanggil-manggil saya. Tak menunggu lama, saya masuk ke kabin yang sebagian besar dilapisi kulit. Desainnya pun bernuansa retro: cluster meter analog, lubang AC bulat, dan tongkat perseneling dengan kepala berbentuk bola. Penyesuaian posisi kursi low-slung pun dilakukan secara manual. Basic and functional.
Saya mengganti perseneling ke D dan menginjak pedal gas dengan lembut di sepanjang pitlane. Sang Roadster bergerak sesuai dengan tekanan kaki saya. Tak ada lag maupun dorongan berlebih. Persis seperti yang saya inginkan. Dengan atap terbuka (bisa tutup-buka secara elektrik sampai kecepatan 10 km/jam), saya mendengar dengkuran serak dari knalpot. Saya membayangkan mesin 2.0 L bertenaga 155 hp dengan torsi 200 Nm ini sedang mengambil ancang-ancang, menunggu input dari saya.
Begitu memasuki trek, kaki saya menghantam kuat pedal gas dan wussss. Dengkuran berubah menjadi teriakan dalam yang memuaskan, lengkap dengan siulan angin di telinga. Di rangkaian tikungan tajam, Miata RF begitu responsif dan agresif. Tanpa G-Vectoring Control – teknologi terkini dari Mazda untuk meminimalisir G-force yang dirasakan penumpang dan pengemudi – roadster tersebut memiliki sedikit body roll. Tapi justru inilah yang menjadi indikator kapan waktu yang tepat untuk digeber. Ketika roda belakang terasa stabil, itulah saat untuk menghentakkan kaki kanan ke pedal gas sampai menyentuh lantai dan menemukan ritme yang tepat dalam melibas tikungan demi tikungan.
Tak butuh waktu lama bagi saya untuk merasa menyatu dengan Miata RF. Tenaga dan torsi yang tergolong kecil untuk sebuah roadster tak menjadi concern sama sekali ketika saya membawanya meluncur di tikungan maupun trek lurus. Mobil ini begitu memuaskan. But every beginning has an end. Dengan berat hati saya memarkirnya di pitlane dan keluar dari kabin. Tiba-tiba terlintas sebuah ide. Saya menghampiri kru Mazda yang menunggu di samping mobil dan memohon, “Can I get one more lap?” So there I was, having another lap in the sake of fun. And boy, I did have so much fun!
Spesifikasi Mazda MX-5 RF
Layout Kendaraan: Roadster, mesin depan, 2 pintu, 2 penumpang, RWD
Mesin: 4-silinder 2.0 L SkyActiv; 155hp @ 6000rpm /200Nm @ 4600rpm
Transmisi: A/T 6-kecepatan SkyActiv-Drive
Wheelbase: 2310 mm
Dimensi (P x L x T): 3915 x 1735 x 1235 mm
Bobot Kotor: 1130 kg
Kapasitas Tangki: 45 liter
Rekomendasi BBM: RON98
Top Speed: 215 km/jam
0-100 km/jam: 7,4 detik
MIRAH PERTIWI
Tapi bagi saya, mobil enak harus bisa memberikan sensasi berkendara yang memancing adrenalin, agresif, tapi – it’s a must – harus bisa 100% dalam kendali pengemudi. Dan di dalam kepala saya, karakteristik tersebut ada di Mazda MX-5 atau kerap disebut Miata.
Mazda Miata sudah memenangkan berbagai penghargaan dunia. Tahun lalu saja Miata menjadi World Car of The Year sekaligus World Car Design of The Year 2016 dari World Car Awards, sebuah asosiasi non-profit yang terdiri dari para jurnalis otomotif Asia, Eropa dan Amerika Utara. Tak tanggung-tanggung, dalam awards tersebut ia bersaing dengan Audi A4 dan Mercedes-Benz GLC dan ia berhasil keluar sebagai juaranya.
Ketika Carvaganza diundang untuk menghadiri Mazda ASEAN Media Forum 2017 di Jepang, kami diinformasikan akan berkesempatan mengemudikan Mazda MX-5 RF (Retractable Fastback). Of course I was super excited. Ini bukan sekadar Miata, tapi THE roadster. Sejak pertama kali melihat foto-foto peluncurannya di New York International Auto Show pada akhir Maret 2016, I kept my eye on it.
Tampilannya memukau saya. Dengan siluet fastback yang elegan, desain Miata RF berhasil menangkap esensi gerakan berkat bahasa desain Mazda, Kodo. Hal ini tampak dari lekukan yang mengalir dari fender depan tebal dan membulat menuju sisi kap. Headlight-nya yang kecil, menyipit dan berakhir dengan garis melengkung menuju grille seperti mata cheetah, membuat kontur tebal di bagian sisi kap terlihat lebih besar. Sudut-sudut tegas terlihat pada nose dan bagian belakang mobil yang memiliki lampu bulat a la retro dengan sentuhan modern. Paduan lekukan dinamis dan sudut tajam membuat Miata RF tampil agresif dengan maupun tanpa atap.
Ya, saya naksir mobil ini. Bagaikan akan bertemu pacar, there was butterflies in my stomach saat mendarat di Bandara Fukuoka-Jepang. Akhirnya saat yang dinantikan tiba juga. Sirkuit Mine, Mazda proving ground. Cuacanya mendukung dengan matahari yang bersinar gembira. Tentu saja udara dingin winter tetap membuat badan menggigil. Ketika presentasi dan briefing pra-media drive, saya mulai dihinggapi keraguan. Bagaimana jika performa Miata RF tak sesuai dengan harapan saya? Pasalnya roadster ini lebih berat sekitar 45 kg (total 1.130 kg) ketimbang Miata Soft Top dengan mesin yang sama.
Time to find out. Miata RF berwarna Machine Grey Metallic terparkir di pitlane, seperti memanggil-manggil saya. Tak menunggu lama, saya masuk ke kabin yang sebagian besar dilapisi kulit. Desainnya pun bernuansa retro: cluster meter analog, lubang AC bulat, dan tongkat perseneling dengan kepala berbentuk bola. Penyesuaian posisi kursi low-slung pun dilakukan secara manual. Basic and functional.
Saya mengganti perseneling ke D dan menginjak pedal gas dengan lembut di sepanjang pitlane. Sang Roadster bergerak sesuai dengan tekanan kaki saya. Tak ada lag maupun dorongan berlebih. Persis seperti yang saya inginkan. Dengan atap terbuka (bisa tutup-buka secara elektrik sampai kecepatan 10 km/jam), saya mendengar dengkuran serak dari knalpot. Saya membayangkan mesin 2.0 L bertenaga 155 hp dengan torsi 200 Nm ini sedang mengambil ancang-ancang, menunggu input dari saya.
Begitu memasuki trek, kaki saya menghantam kuat pedal gas dan wussss. Dengkuran berubah menjadi teriakan dalam yang memuaskan, lengkap dengan siulan angin di telinga. Di rangkaian tikungan tajam, Miata RF begitu responsif dan agresif. Tanpa G-Vectoring Control – teknologi terkini dari Mazda untuk meminimalisir G-force yang dirasakan penumpang dan pengemudi – roadster tersebut memiliki sedikit body roll. Tapi justru inilah yang menjadi indikator kapan waktu yang tepat untuk digeber. Ketika roda belakang terasa stabil, itulah saat untuk menghentakkan kaki kanan ke pedal gas sampai menyentuh lantai dan menemukan ritme yang tepat dalam melibas tikungan demi tikungan.
Tak butuh waktu lama bagi saya untuk merasa menyatu dengan Miata RF. Tenaga dan torsi yang tergolong kecil untuk sebuah roadster tak menjadi concern sama sekali ketika saya membawanya meluncur di tikungan maupun trek lurus. Mobil ini begitu memuaskan. But every beginning has an end. Dengan berat hati saya memarkirnya di pitlane dan keluar dari kabin. Tiba-tiba terlintas sebuah ide. Saya menghampiri kru Mazda yang menunggu di samping mobil dan memohon, “Can I get one more lap?” So there I was, having another lap in the sake of fun. And boy, I did have so much fun!
Spesifikasi Mazda MX-5 RF
Layout Kendaraan: Roadster, mesin depan, 2 pintu, 2 penumpang, RWD
Mesin: 4-silinder 2.0 L SkyActiv; 155hp @ 6000rpm /200Nm @ 4600rpm
Transmisi: A/T 6-kecepatan SkyActiv-Drive
Wheelbase: 2310 mm
Dimensi (P x L x T): 3915 x 1735 x 1235 mm
Bobot Kotor: 1130 kg
Kapasitas Tangki: 45 liter
Rekomendasi BBM: RON98
Top Speed: 215 km/jam
0-100 km/jam: 7,4 detik
MIRAH PERTIWI
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature