Kurangi Dampak COVID-19, Kemenperin Usulkan Stimulus Industri Otomotif

Kurangi Dampak COVID-19, Kemenperin Usulkan Stimulus Industri Otomotif
JAKARTA, Carvaganza.com – Imbas pandemi virus corona (COVID-19) sudah terasa. Penjualan otomotif selama tiga bulan pertama yahun ini mencapai lebih dari 20 persen. Anjloknya pasar otomotif diperkirakan lebih besar lagi di bulan-bulan ke depan. Untuk mereduksi imbas pandemi COVID-19 ini Kementerian Perindustrian mengatakan akan mengusulkan pemberian stimulus. Hal ini tentunya dimaklumi, sektor otomotif memberi kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional, termasuk dari capaian nilai ekspornya. Stimulus diharapkan bisa tetap menjaga kinerja industry otomotif. “Walaupun ada pabrikan otomotif yang terganggu produksinya akibat COVID-19. Kami memastikan ketersediaan produk serta suku cadang kendaraan bermotor. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik juga ekspor,” kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Pertahanan (IMATAP) Kemenperin, Putu Juli Ardika di Jakarta, Rabu (8/4/2020). Putu stimulus yang diusulkan meliputi fiskal, nonfiskal dan moneter untuk pelaku industri otomotif di dalam negeri. Kalau dibedah lebih perinci, rangsangan fiskal berupa insentif atau relaksasi PPh Pasal 21, 22, 25 selama enam bulan. Lalu insentif atau restitusi PPN dipercepat selama enam bulan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 23/2020. Juga memberikan pengurangan bea masuk impor. Ia menyebutkan Menteri Perindustrian telah mengirim surat kepada kepada Menteri Keuangan. Isinya soal usulan Pos Tarif terkait stimulus jilid II untuk pembebasan bea masuk impor. “Stimulus nonfiskal diberikan dalam skema penyederhanaan atau pengurangan lartas ekspor dan impor. Yakni untuk bahan baku percepatan proses ekspor-impor untuk reputable trader. Serta penyederhanaan proses ekspor impor melalui NLE (National Logistic Ecosystem),” lanjutnya. Baca juga: COVID-19 Meluas, Kemenperin Minta Pabrikan Otomotif Produksi Ventilator

Pembebasan Bea Masuk

Kemenperin juga mengusulkan terkait stimulus moneter. Ini diberikan berdasarkan Peraturan OJK Nomor 11 Tahun 2020. Tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan Relaksasi Program Jaminan pada BPJAMSOSTEK. Stimulus ini akan dilakukan dalam beberapa tahap, termasuk pemberian pembebasan bea masuk impor terhadap industri otomotif. Berdasarkan surat Menperin, diusulkan 593 pos tarif untuk diberikan pembebasan impor. Terbagi dalam 27 kelompok sektor. Adapun untuk sektor industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer, diusulkan sebanyak 45 pos tarif. Adapun prognosa impor April sampai dengan September 2020 sebesar USD 632,17 ribu. Kemudian potential lost negara sebesar Rp 924 miliar. Menrut Putu, terganggunya industri otomotif akan memberikan dampak terhadap perekonomian nasional. Industri otomotif memiliki kontribusi signifikan terhadap PDB. Khususnya terhadap sektor nonmigas sebesar 3,98 persen pada 2019. Baca juga: Dampak COVID-19, Kemenperin: IKM Otomotif Berjibaku

Dampak Sudah Terasa

Dampak wabah COVID-19 sangat menghantam industri otomotif nasional. Secuil gambaran ini bisa menjadi cerminan kemerosotan industri saat corona belum begitu meluas. Akumulasi penjualan kendaraan roda empat atau lebih pada Januari 2020 sebesar 80,4 ribu unit atau turun sebesar 1,1 persen dari periode sebelumnya. Kemudian Februari 2020 hanya 79,5 ribu unit atau turun sebesar 3,1 persen. Itu terlihat masih kecil. Namun lantaran perluasan dampak, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyampaikan koreksi target penjualan 2020. Diproyeksi alami kontraksi sebesar 50 persen akibat jebloknya permintaan dari dalam negeri dan luar negeri. Koreksi targetnya tak tanggung-tanggung. Penjualan mobil tahun 2020 di Indonesia diprediksi turun hingga 40%. Dampak virus corona terhadap industri otomotif terasa mulai Maret terutama pekan ketiga dan keempat. DIprediksi penjualan mobil pada bulan April dan beberapa bulan ke depan akan anjlok. Gaikindo sendiri merevisi target penjualan mobil tahun 2020. Target penjualan mobil yang semula bisa mencapai 1,1 juta unit tahun ini dikoreksi hingga hanya 600 ribu unit saja. Baca juga: Suzuki Luncurkan Ignis Facelift Kamis, 9 April Besok

Penutupan Pabrik

Kondisi ini sudah disikapi produsen kendaraan dengan mengurangi atau bahkan menghentikan proses produksi mereka. Beberapa Agen Pemegang Merek (APM) mengakui harus melakukan hal tersebut karena permintaan yang turun dan terbatasnya produksi. Lima besar seperti Toyota, Daihatsu, Honda, Suzuki, dan Mitsubishi melakukan berbagai upaya untuk bisa mengurangi kerugian akibat kondisi yang tidak mendukung. Selain produksi mereka terus menggenjot penjualan dengan strategi digital. Promosi ditingkatkan dengan harapan konsumen tetap tertarik dan membeli kendaraan. Apalagi event pendukung seperti pameran IIMS 2020 yang sedianya dilangsungkan 9-19 April ini batal berlangsung. Meski demikian para APM tetap menjalankan operasinya. Yang terkini, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) akan memperkenalkan satu model baru berupa Urban SUV. Model yang diperkirakan adalah Ignis facelift itu akan diluncurkan secara live streaming Kamis (9/4/2020) sore besok. Baca Juga: Masa Paceklik COVID-19, Begini Cara Kemenperin Menjaga Kelangsungan Industri Otomotif ANJAR LEKSANA | RAJU FEBRIAN

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature