Indonesia Dilanda Demam Formula 1
JAKARTA, 18 Maret 2016 – Indonesia diserang demam Formula 1. Adalah Rio Haryanto yang memicu perhatian publik Indonesia ke olahraga bermotor paling bergengsi di dunia tersebut. Pasang mata yang tertuju ke motorsport ini semakin banyak setelah pembalap asal Solo itu menjadi orang Indonesia pertama yang berlaga di F1. Bahkan banyak kalangan yang mungkin tadinya tidak mengenal Formula 1, atau kurang suka menjadi begitu perhatian.
Ya, itulah olahraga. Olahraga itu universal. Ia milik semua orang dan ada banyak alasan orang menyukai olahraga. Dan kebetulan sekarang faktor Rio Haryanto-lah yang membawa efek itu. Dan ini adalah momen untuk menghargai prestasi dan kerja keras anak bangsa dan menikmati salah satu motorsport paling menyenangkan di dunia.
Bagi yang baru mengenal F1, motorsport ini bukan barang yang sulit untuk dipahami. Tapi memang bukan sekedar melihat mobil melaju kencang saja dan mendengar suaranya yang menggelegar seperti halilintar. Ada banyak hal yang perlu dipahami, meski sebetulnya tak jauh berbeda dengan dengan MotoGP yang menjadi ajang tertinggi balapan motor roda dua.
Namun yang perlu dipahami pada saat menonton nanti karena faktor Rio-nya, kita jangan berharap muluk-muluk bahwa jika Rio start, dia harus finish dengan naik podium atau menjadi juara. Tidak semudah itu, apalagi ini tahun pertama Rio di F1. Ia masih dalam tahap mempelajari semua aspek balapan.
Rio boleh saja naik podium di GP3 dan GP2 Series, tapi di F1 ia harus mengalahkan 5 juara dunia dulu. Musim ini Lewis Hamilton (Mercedes AMG Petronas Formula One Team - juara dunia 3 kali), Sebastian Vettel (Scuderia Ferrari - 4 kali), Jenson Button (McLaren-Honda - 1 kali), Kimi Raikkonen (Ferrari - 1 kali) dan Fernando Alonso (McLaren-Honda - 2 kali).
Di luar para juara ini, masih ada barisan pembalap yang sudah lebih dari dua musim melalap motorsport ini. Belum lagi, tim Manor Racing tempatnya bergabung, bukanlah tim papan tengah. Ia harus berjuang keras secara maksimal untuk naik barisan seperti cita-cita timnya, atau menjaga kecepatan dan irama balap agar finish. Jadi untuk tahap pertama, finish saja sudah bagus.
Sekarang kita memiliki pembalap di F1, sebuah ajang balapan bermotor paling canggih di dunia. Motorsport yang melibatkan engineer terbaik di dunia, inovasi-inovasi teknologi mobil terdepan dan kompetisi yang maha ketat.
EKA ZULKARNAIN
Berita Terkait:
Rio Haryanto ke F1, Komunitas F1 Indonesia Bergairah Lagi
Rio Haryanto Jadi “Santapan” Media Internasional
Rio Haryanto Mendarat di Albert Park, Ini Kegiatannya di GP Australia
Livery Mobil Rio Haryanto Ternyata Mirip Ini
Hadapi Debut di GP Australia, Rio Perbanyak Simulator F1
Ya, itulah olahraga. Olahraga itu universal. Ia milik semua orang dan ada banyak alasan orang menyukai olahraga. Dan kebetulan sekarang faktor Rio Haryanto-lah yang membawa efek itu. Dan ini adalah momen untuk menghargai prestasi dan kerja keras anak bangsa dan menikmati salah satu motorsport paling menyenangkan di dunia.
Bagi yang baru mengenal F1, motorsport ini bukan barang yang sulit untuk dipahami. Tapi memang bukan sekedar melihat mobil melaju kencang saja dan mendengar suaranya yang menggelegar seperti halilintar. Ada banyak hal yang perlu dipahami, meski sebetulnya tak jauh berbeda dengan dengan MotoGP yang menjadi ajang tertinggi balapan motor roda dua.
Namun yang perlu dipahami pada saat menonton nanti karena faktor Rio-nya, kita jangan berharap muluk-muluk bahwa jika Rio start, dia harus finish dengan naik podium atau menjadi juara. Tidak semudah itu, apalagi ini tahun pertama Rio di F1. Ia masih dalam tahap mempelajari semua aspek balapan.
Rio boleh saja naik podium di GP3 dan GP2 Series, tapi di F1 ia harus mengalahkan 5 juara dunia dulu. Musim ini Lewis Hamilton (Mercedes AMG Petronas Formula One Team - juara dunia 3 kali), Sebastian Vettel (Scuderia Ferrari - 4 kali), Jenson Button (McLaren-Honda - 1 kali), Kimi Raikkonen (Ferrari - 1 kali) dan Fernando Alonso (McLaren-Honda - 2 kali).
Di luar para juara ini, masih ada barisan pembalap yang sudah lebih dari dua musim melalap motorsport ini. Belum lagi, tim Manor Racing tempatnya bergabung, bukanlah tim papan tengah. Ia harus berjuang keras secara maksimal untuk naik barisan seperti cita-cita timnya, atau menjaga kecepatan dan irama balap agar finish. Jadi untuk tahap pertama, finish saja sudah bagus.
Sekarang kita memiliki pembalap di F1, sebuah ajang balapan bermotor paling canggih di dunia. Motorsport yang melibatkan engineer terbaik di dunia, inovasi-inovasi teknologi mobil terdepan dan kompetisi yang maha ketat.
EKA ZULKARNAIN
Berita Terkait:
Rio Haryanto ke F1, Komunitas F1 Indonesia Bergairah Lagi
Rio Haryanto Jadi “Santapan” Media Internasional
Rio Haryanto Mendarat di Albert Park, Ini Kegiatannya di GP Australia
Livery Mobil Rio Haryanto Ternyata Mirip Ini
Hadapi Debut di GP Australia, Rio Perbanyak Simulator F1
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature