Bersaing di Pasar Dunia, Ini PR Manufaktur Otomotif Indonesia

Bersaing di Pasar Dunia, Ini PR Manufaktur Otomotif Indonesia
JAKARTA, Carvaganza.com -- Industri otomotif memberikan kontribusi yang cukup signfikan bagi perekonomian nasional, termasuk berperan pada tumbuhnya indeks PMI manufaktur Indonesia. Tapi masih banyak Pekerjaan Rumah yang harus diselesaikan. Laporan IHS Markit awal tahun ini menyebutkan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia alami kenaikan. Dari 49,3 pada Januari 2020 kemudian naik ke posisi 51,9 bulan lalu. Poin di atas 50 menandakan geliat industri dalam fase ekspansif. Kalau mau jadi pemain utama, perlu penguatan daya saing industri otomotif di dalam negeri, melalui pendalaman struktur manufakturnya. Langkah strategisnya bisa diwujudkan dengan catatan. Antara lain mendorong peningkatan investasi untuk menumbuhkan industri komponen kendaraan. “Saat ini kita punya sekira 700 industri komponen pendukung sektor otomotif. Jumlah ini memang perlu dipacu terus. Namun yang terpenting saat ini, kita harus optimalkan dari potensi tersedia. Tujuannya meningkatkan nilai tambah di dalam negeri,” ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta. Selama ini industri otomotif memberikan kontribusi cukup signfikan bagi perekonomian nasional. Rata-rata tahunan menyumbang 10 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara itu, sumbangsih lainnya diperlihatkan dari capaian ekspor. Baik jenis kendaraan bermotor roda empat maupun lebih yang menujukkan tren positif. Baca juga: GIICOMVEC 2020 Siap Dukung Pertumbuhan Industri Otomotif

Ekspor

Pada tahun lalu, jumlah ekspor kendaraan Completely Build Up (CBU) tercatat di angka 332 ribu unit atau naik 25,5 persen dari 2018. Selain itu, ekspor kendaraan Completely Knock Down (CKD) sebanyak 511 ribu set atau naik 523,5 persen dibanding tahun sebelumnya. Agus meyakini, laju industri otomotif di Tanah Air masih bisa ditingkatkan pada tahun ini. Walau faktanya, masih ada tekanan ekonomi global hingga dampak wabah virus corona. Kemenperin pun memasang target pertumbuhan industri otomotif bisa menyentuh 6 persen untuk 2020. “Kita semua harus punya semangat optimisme dalam membangun industri. Karena berdampak luas terhadap perekonomian. Seperti pada bertambahnya penerimaan devisa dan penyerapan tenaga kerja. Upaya konkretnya perlu dilakukan melalui sinergi antara pemerintah dengan pelaku industri,” akunya. Baca juga: Menperin: Industri Kendaraan Komersial Punya Potensi Besar

Iklim Usaha

Oleh karena itu, mereka menjanjikan iklim usaha yang kondusif bagi sektor industri. Di antaranya dengan memberi kemudahan perizinan serta insentif fiskal, sudah lama digemborkan. “Misalnya insentif paling baru ialah super tax deduction. Langkah ini untuk meningkatkan investasi dalam hal menciptakan inovasi dan penguatan kompetensi sumber daya manusia industri,” tuturnya. Ia meyakini, penerapan regulasi sanggup memagari serta melindungi industri otomotif dalam negeri. Khususnya produsen kendaraan komersial. Menperin menegaskan, melarang izin impor truk bekas ke pasar domestik. “Proteksi ini diberikan agar meningkatkan utilisasi industri kita. Jadi, saya memastikan kalau impor itu tidak terjadi. Namun dengan pengecualian, bila memang belum bisa diproduksi di dalam negeri,” ungkapnya. Baca juga: GIICOMVEC 2020: Ini Pilihan-Pilihan Aksesori Mobil Niaga

Kendaraan Niaga

Agus mengungkap, lewat kementeriannya, bertekad mendorong pelaku industri kendaraan niaga. Bertujuan mendongkrak produktivitas yang paralel dengan nilai kompetitif guna permintaan konsumen. “Kami melihat industri ini punya kemampuan dan utilisasinya masih bisa ditingkatkan. Untuk itu tidak perlu impor truk bekas agar tidak mencederai sektor ini,” sahutnya lagi. Target ekspor kendaraan CBU Indonesia juga dibuat lebih tinggi oleh pemerintah. Diharap bisa menembus 1 juta unit pada tahun 2024. Dikatakan, Kemenperin dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) terus berkolaborasi mempertajam taji sektor otomotif di dalam negeri. “Kami terus berkoordinasi dengan Gaikindo. Termasuk mengenai terjaganya kebutuhan bahan baku di tengah dampak Covid-19. Rata-rata industri otomotif ini masih punya cadangan bahan baku yang cukup. Kami juga mengikuti informasi terbaru, beberapa industri di Cina dan Jepang mulai kembali normal berproduksi,” pungkasnya. Baca juga: Sejauh Mana Kekuatan Struktur Manufaktur Otomotif Indonesia? ANJAR LEKSANA | RAJU FEBRIAN

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature