VIDEO: 4 Lap di Sirkuit Fuji dengan Ferrari 488 Challenge

FUJI, 6 Juli 2018 – Atas invitasi dari Ferrari Jakarta, Carvaganza bertolak ke Sirkuit Fuji International Speedway untuk melihat secara langsung balapan Ferrari Challenge Asia Pacific 2018 dan mencium  aromanya. Ternyata, bukan hanya mencium aromanya, melainkan juga merasakan secara langsung mobil Ferrari 488 Challenge yang dipacu oleh tiga pembalap Indonesia yakni Renaldi Hutasoit, Kamaditya dan Johannes Setiawan.

Ferrari 488 Challenge mulai dipakai balapan tahun lalu, namun masih dicampurkan dengan versi yang lama yakni Ferrari 458 Challenge. Namun, sejak musim 2018, 458 Challenge tidak dipakai lagi dan secara total para pembalap memakai Ferrari 488 Challenge .

Supercar tersebut merupakan mobil Ferrari turbo pertama yang diciptakan untuk balapan one-make race yang sudah dilengkapi dengan kit aerodinamika untuk mempertinggi downforce mobil. Elemen aerodinamika pada mobil dipengaruhi oleh aerodinamika pada mobil F1. Pada 488, rear wing dibuat lebih besar dibandingkan 458. Splitter bagian depan juga dibuat lebih besar, sedangkan posisi radiator agak dimundurkan untuk mengurangi drag.

Ferrari 488 Challenge dilengkapi dengan mesin V8 turbo 3.9 liter, sedangkan 458 memakai mesin V8 naturally aspirated 4.5 liter. Mesin 488 tersebut bisa menyemburkan tenaga maksimal 670 hp dan torsi 760 Nm.



Carvaganza mendapatkan kesempatan mencoba mobil tersebut dengan disetiri oleh pembalap nasional Renaldi Hutasoit yang turun di kelas Trofeo Pirelli sebagai kelas tertinggi. Dua kelas lainnya adalah Coppa Shell dan Coppa Shell AM. Ketiga kelas itu memakai mobil dengan spek yang sama, yang membedakan pembalap antar kelas itu adalah jam terbang.

Hot laps tersebut dilakukan pada hari Jumat (29/6) pada saat sesi belum padat, yakni di sela-sela open practice. Sirkuit searah jarum jam ini sudah mengalami 5 kali renovasi dan dari hasil renovasi 2005 sampai sekarang, Fuji Speedway memiliki panjang 4,536 km dengan jumlah 16 tikungan. Fuji juga memiliki salah satu trek lurus terpanjang di motorsport yakni 1,475 km dan mendapatkan lisensi Grade 1 dari FIA. Sirkuit ini pun pernah dipakai untuk balapan F1.

Sebelum masuk ke kokpit, saya diminta fitting overall (baju balap) warna merah di office panitia di Gedung 9. Saya juga diberi helm half face warna silver. Sehabis itu langsung digiring ke garasi Ferrari 488 Challenge di mana Renaldi sudah menunggu.



Ketika berada di dalam kabin, terasa sesak karena harus memakai seatbelt 5 titik, roll-bar di mana-mana dan jok bucket yang terasa seperti memeluk tubuh. Lepas pitlane, mobil langsung melesat di trek lurus dan menyambut Tikungan 1. Masuk Tikungan 3 ke kiri gaya gravitasi langsung menekan, apalagi ketika mobil masuk Tikungan 6.

Trek lurus sedikit kemudian masuk Tikungan 10 dan tikungan s kecil menuju ke-11, badan terus diguncang.  Disiksa lagi ketika mobil lepas Tikungan 16 masuk ke trek lurus panjang. Kecepatan sampai 295 km/jam dan langsung braking keras menuju T1. Badan terdorong ke depan, kamera Go-pro yang dipegang oleh tangan nyaris terlepas.

Selama empat lap itu, badan terus disiksa oleh gaya gravitasi. Dan baru kali ini saya disetiri di trek dengan mobil balap, merasakan rasa mual yang sangat. Usai sesi, keringat mengucur diwajah karena panas. Baju basah oleh keringat. “Kalo di Sirkuit Sepang, lebih panas lagi di dalam kabin mobil. Bisa 50 derajat Celcius, kalau di Fuji sekitar 40 derajat Celcius,” ujar Aldi usai sesi.

https://www.youtube.com/watch?v=HKVYZ9uTWsA

EKA ZULKARNAIN (FUJI, JEPANG)