Begini Aturan Soal Mobil Hybrid di Berbagai Negara, Banyak Yang Kasih Insentif
Setiap negara punya kebijakan berbeda dalam mengakomodasi insentif kendaraan hybrid.
JAKARTA, Carvaganza - Pemerintah telah memutuskan untuk tidak memberikan insentif bagi kendaraan hybrid. Keputusan ini diungkapkan oleh Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang menyatakan bahwa kendaraan hybrid telah menunjukkan penjualan yang baik meskipun tanpa adanya insentif.
"Jika kita lihat, penjualan mobil hybrid hampir dua kali lipat dari BEV. Jadi, sebenarnya produk hybrid sudah berjalan dengan mekanisme yang ada sekarang," ujar Airlangga dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.
Langkah pemerintah ini menarik perhatian, terutama karena beberapa negara lain justru mendukung produk hybrid untuk mendorong industri otomotif dalam negeri mereka. Berikut adalah beberapa contohnya.
Thailand
Thailand telah mengambil langkah untuk merangkul semua jenis teknologi kendaraan ramah lingkungan, termasuk hybrid. Narit Therdsteerasukdi, Sekretaris Jenderal Board of Investment (BOI) Thailand, menyatakan bahwa hybrid merupakan teknologi penting untuk transisi ke kendaraan listrik. Pemerintah Thailand memperpanjang keringanan pajak bagi kendaraan hybrid, yang awalnya hanya sampai 2028 menjadi 2032. Sebelumnya, mobil hybrid dikenakan pajak pembelian sebesar 11 persen, namun akan diturunkan menjadi 6 - 9 persen tergantung pada emisi yang dihasilkan.
Baca Juga: Pemerintah Tolak Insentif Untuk Mobil Hybrid di Indonesia, Ini Alasannya
"Thailand memiliki kapasitas sebagai produsen penting kendaraan hybrid. Mendukung produksi kendaraan hybrid akan menyelamatkan pabrikan suku cadang," kata Narit seperti diberitakan Reuters. Kebijakan ini diperkirakan akan menarik investasi sebesar 1,39 miliar dolar AS. Namun, produsen harus memenuhi beberapa syarat, termasuk investasi minimal 3 miliar Baht Thailand (sekitar Rp1,3 triliun) selama empat tahun, standar emisi yang sesuai dengan target pemerintah, dan pemenuhan TKDN tertentu. Produsen juga harus menyertakan fitur keamanan dan keselamatan standar.
Amerika Latin
Beberapa negara di Amerika Latin juga memberikan dukungan bagi kendaraan hybrid. Argentina, Brazil, Chile, Costa Rica, Colombia, Ecuador, Guatemala, Mexico, dan Uruguay pernah atau masih memberikan insentif untuk kendaraan hybrid. Insentif ini berupa fiskal dan non-fiskal, termasuk potongan pajak, diskon, potongan biaya tol, dan kemudahan penggunaan kendaraan ramah lingkungan di berbagai tempat.
Argentina memberikan keuntungan fiskal hingga 2031 dengan fokus pada peningkatan nilai produk dalam negeri untuk ekspor, termasuk pengembangan R&D dan teknologi ramah lingkungan. Brazil memberikan insentif fiskal untuk perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi bersih. Pada 2015, pemerintah Brazil memberikan subsidi tarif nol untuk impor mobil listrik, yang meningkatkan pasar kendaraan listrik dan hybrid hingga 40 persen. Aturan ini akan berakhir pada 2026.
Chile memimpin dalam percepatan penggunaan kendaraan ramah lingkungan, terutama hybrid, dengan fokus pada kendaraan umum yang penggunaannya dibatasi maksimal tiga tahun. Ekuador membebaskan biaya parkir dan pembatasan pergerakan bagi kendaraan ramah lingkungan, serta membebaskan tambahan pajak dan tarif. Guatemala memiliki aturan insentif bagi kendaraan listrik, termasuk hybrid, yang dibebaskan dari pajak kendaraan bagi pemilik pertama.
Meksiko menerapkan pajak khusus bagi kendaraan ramah lingkungan, dengan pembebasan biaya registrasi dan pajak kepemilikan di beberapa negara bagian. Uruguay memberikan keringanan pajak, termasuk pajak kepemilikan yang bisa mencapai 0 persen, serta kemudahan dalam biaya lisensi.
Eropa
Beberapa negara di Eropa masih memberikan insentif bagi pengguna hybrid, seperti keringanan pajak registrasi kendaraan dan pengurangan pajak kepemilikan hingga 50 persen bagi kendaraan plug-in hybrid. Meski demikian, Eropa tengah menghadapi peningkatan kepemilikan EV yang masif. Belanda, misalnya, mulai menerapkan tarif serupa untuk pengguna EV setelah sebelumnya memberikan subsidi sejak 2020.
India
India sedang melakukan investasi besar-besaran dalam kendaraan listrik, dipimpin oleh Tata Motors, yang memiliki kapasitas produksi 300.000 kendaraan listrik per tahun. Melalui skema Penerapan dan Pembuatan Kendaraan Hibrida dan Listrik yang Lebih Cepat, pemerintah India memberikan subsidi untuk pembelian kendaraan listrik dan hybrid. Skema Insentif Terkait Produksi serta pemotongan harga kendaraan listrik domestik, menjelang masuknya Tesla ke pasar India, menggarisbawahi ambisi India untuk meningkatkan produksi kendaraan listrik domestik.
(SETYO ADI / WH)
Baca Juga: Insentif Pilih Kasih, Kenali Perbedaan 3 Jenis Kendaraan Elektrifikasi
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature