Taxi Ride Dengan Mitsubishi Xpander AP4 Rifat Sungkar di Meikarta

Taxi Ride Dengan Mitsubishi Xpander AP4 Rifat Sungkar di Meikarta
JAKARTA, Carvaganza.com – Weekend kemarin, Rifat Sungkar menguji coba mobil reli barunya, Mitsubishi Xpander AP4 di trek Meikarta, Cikarang, Propinsi Jawa Barat. Turunnya mobil reli yang baru kelar dibangun akhir tahun 2019 itu di Meikarta adalah untuk kedua kalinya di trek nasional. Uji coba pertama dilakukan dua minggu lalu di Serang, Propinsi Banten, dan sukses mengumpulkan jarak sejauh 100 km di atas medan gravel. Sementara sesi di Meikarta mengombinasikan lintasan aspal dengan gravel. Panjang lintasan trek di Central Park Meikarta ini mencapai 3,5 km, di mana 60 persennya gravel dan 40 persen adalah aspal. Carvaganza berkesempatan untuk menjadi penumpang (taxi ride) di atas Mitsubishi Xpander AP4. Mungkin Xpander AP4 adalah MPV paling kencang di Indonesia. Suhu di Meikarta sedang pool banget panasnya. Terasa seperti ada dua matahari di atas kepala. Bahkan sebelumnya, penulis sempat masuk ke jalur trek uji coba untuk sprint rally tersebut dan menghisap debu yang cukup banyak. Sebelum masuk kokpit Xpander AP4, saya sengaja tidak makan siang dulu. Takutnya kalau makan banyak, bisa keluar itu isi perut jika kondisi badan sedang tidak bagus. Perut terlalu kosong juga jangan. Isi secukupnya saja. Baca juga: Pereli Rifat Sungkar Uji Coba Mitsubishi Xpander AP4 Di Meikarta

Kokpit Mitsubishi Xpander AP4

Melihat bagian kokpit, Anda sudah tidak mengenali lagi bahwa yang Anda naiki  adalah interior MPV populer Mitsubishi Xpander. Semua bagian sudah dibongkar. Mulai jok baris depan sampai belakang, floOr, dashboard, ceiling, girboks, setir, bahkan sampai kaca. Kaca bawaan pabrik tinggal bagian depan (windshield) saja. Samping dan belakang sudah diganti dengan berbahan plastik. Trim pintu juga sudah dipangkas. Tujuannya mengurangi bobot mobil, karena bagian dalam harus diperkuat dengan roll bar. Kalau tidak ada roll bar, memang bobot mobil menjadi jauh lebih berkurang. Karena bagian dalam dibongkar habis, tinggal rangka bodi saja. Namun, dengan roll bar, justru bodi menjadi sedikit lebih berat dari bobot Mitsubishi Xpander standar versi jalan raya yang 1780 kg. Video: Kupas Tuntas Mitsubishi Xpander AP4, MPV Jadi Mobil Reli! “Karena bodi mobil ini panjang, makanya kan roll barnya panjang. Jadi bobotnya bertambah karena roll bar. Enggak tahu ini roll bar berapa titik. Banyak banget,” ujar Rifat ketika kami mengobrol di dalam mobil menuju garis start. Posisi saya yang duduk di kursi co-driver (navigator) memang lebih pendek. Seperti duduk di dalam mobil sedan. Sedangkan posisi duduk Rifat lebih tinggi (commanding) dibandingkan co-driver. Sebagai driver, ia harus memiliki visibilitas seluas mungkin, sementara co-driver tugasnya hanya membaca pacenote saja saat reli berlangsung.

Kabin Kemasukan Debu

Fokus saya ketika taxi ride tidak pada melihat data kecepatan mobil, gigi transmisi atau rpm. Sulit bagi saya untuk melihat itu, karena terhalang oleh baju balap Rifat dan juga tongkat transmisi yang panjang. Saya hanya ingin merasakan bagaimana duduk di MPV Mitsubishi Xpander versi balap. Melesat dari garis start, Rifat langsung tancap gas melahap aspal sejauh sekitar 500 meter. Lalu langsung masuk ke medan gravel yang didominasi tikungan S kecil. Mobil meliuk-liuk, kepulan asap seperti tertinggal di belakang. Baca juga: Mitsubishi Xpander AP4 Concept dan Imajinasi Rifat Sungkar Nah waktu masuk medan gravel, karena posisi menuju garis finish rutenya dibalik kita jadi makan debu sendiri. Rute gravel dibolak-balik agar panjangnya bisa mencapai sejauh 2,5 km. Ternyata pada saat lepas dari rally pit, mekanik kelupaan menutup kaca kecil di samping co-driver. Alhasil debu dari medan gravel masuk ke dalam kabin mobil. Kami berdua terbatuk-batuk, debu beterbangan di dalam. Pada saat melaju menuju garis finish, kami buka pintu sedikit untuk membuang debu di dalam. Apakah nyaman naik Mitsubishi Xpander versi reli? Sama sekali tidak. Namanya juga mobil reli. Semua setingan kenyamanan sudah dilepaskan, demi memperoleh performa. Bantingannya menjadi lebih keras, jok yang diduduki pun tidak nyaman karena spek balap. Badan pun tertekan oleh sabuk balap, ditambah lagi dengan g-force yang tinggi ketika Rifat menekuk mobil di setiap tikungan. Rasanya, jauh lebih nyaman versi standar yang memang diperuntukkan sebagai kendaraan keluarga. MPV adalah kendaraan yang dibuat untuk mengutamakan akomodasi besar, fungsional dan memiliki kenyamanan tinggi. EKA ZULKARNAIN | FOTO: SETIONO

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature