Rio Haryanto dan Pascal Wehrlein, Mana yang Lebih Baik?
JAKARTA, 8 Maret 2016 - Rio Haryanto sudah menuntaskan uji coba pra musim F1 2016 hari Jumat (4/3) lalu di Circuit de Catalunya, Barcelona. Uji coba yang berlangsung selama empat hari (1 – 4 Maret) tersebut merupakan uji coba pra musim gelombang kedua setelah Rio juga mengikuti uji coba pra musim gelombang pertama pada 22 – 25 Februari lalu.
Sampai sekarang ini Rio Haryanto tercatat sebagai orang pertama Indonesia yang menjadi pembalap F1. Ia telah masuk ke dalam jajaran 22 pembalap elit dunia setelah melalui perjalanan yang maha panjang yang ia retas selama nyaris 19 tahun. Termasuk dua tahun lamanya ia berjibaku di GP3 Series dan 4 tahun di GP2 Series. Selama di kedua balapan bergengsi tersebut, ia telah mengumpulkan lebih dari 10 podium di kedua seri balapan tersebut, termasuk menjuarai tiga seri balapan GP2 di musim 2015.
Sebelum melakoni debutnya di GP Australia, 20 Maret mendatang, Rio menjalani uji coba pra musim yang begitu ketat. Berjibaku dengan lima juara dunia, Lewis Hamilton, Sebastian Vettel, Kimi Raikkonen, Jenson Button dan Fernando Alonso, serta harus ‘berseteru’ dengan rekan satu timnya Pascal Wehrlein untuk mendapatkan lap time terbaik. Rio dan Pascal menggeber mobil baru Manor Racing Team, MRT05. Bagi tim Manor Racing sendiri, uji coba di Catalunya merupakan sebuah terobosan karena pada musim 2015 lalu mereka tidak pernah mengikuti uji coba pra musim sekalipun.
Jika dibandingkan dengan Pascal Wehrlein, jam terbang Rio Haryanto memang ada di bawahnya. Pembalap Jerman ini sudah sejak November 2014 menjadi test driver tim Mercedes Petronas dan Sahara Force India F1 Team. Pada 2014, Pascal sudah menjadi joki simulator F1 tim Mercedes dan mengantungi jam terbang 500km tes bersama mobil F1 Mercedes edisi musim 2012. Di tahun yang sama, ia juga mengantungi uji coba dengan Mercedes menjelang Grand Prix Abu Dhabi.
Memasuki musim 2015, Pascal menjadi test driver Mercedes Petronas F1 dan Sahara Force India. Total jumlah hari uji coba yang Pascal kumpulkan adalah enam hari dengan total lap 604 dengan kedua tim.
Rio Haryanto sendiri sudah menjalin hubungan dengan Manor Racing, yang dulunya bernama Virgin Racing dan kemudian menjadi Marussia Racing, sejak musim pertamanya di GP3 Series 2010. Pada tahun 2010, Rio mendapatkan kesempatan menjajal mobil F1 Virgin Racing di Abu Dhabi tanggal 16 November sebagai hadiah atas prestasinya menjadi pembalap Manor yang mendapatkan poin tertinggi di klasemen akhir GP3.
Tahun 2012, Rio juga mendapatkan hadiah dari Marussia Racing untuk masuk program uji coba Marussia Young Driver di Sirkuit Silverstone, Inggris, untuk menjajal mobil F1 Marussia dan mengumpulkan mileage 300 km sehingga ia mendapatkan superlicence. Rio pun menjadi pembalap Indonesia yang memegang superlicence F1.
Terlepas dari segala masalah yang dihadapi Rio selama uji coba kemarin, Pascal maupun Rio sekarang ini menjadi teammate. Menjelang Grand Prix Australia 20 Maret mendatang, keduanya bakal berseteru untuk saling mengalahkan satu sama lain. Memang hasil tes pra musim bukanlah segalanya. Di balapan banyak sekali faktor yang menentukan, namun jam terbang tetap menentukan.
Balapan di Albert Park, Melbourne, nanti bakal ikut menentukan jejak karier Rio ke depan. Indonesia telah mempunyai pembalap F1 yang masuk ke The Pinnacle of Motorsport bukan karena dukungan finansial belaka, melainkan juga didukung dengan prestasi yang kuat. Biarkan Rio Haryanto mempelajari dunia motorsport yang super canggih ini, biarkan Ia terbiasa dan membawa harum nama bangsanya. Musim 2016 ini adalah musim di mana Rio menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Mudah-mudahan ia menjadi orang Indonesia pertama yang mengibarkan Merah Putih di atas podium F1, seperti yang telah ia lakukan di Formula BMW, GP3 Series, Auto GP dan GP2 Series.
[table id=44 />
EKA ZULKARNAIN
Sampai sekarang ini Rio Haryanto tercatat sebagai orang pertama Indonesia yang menjadi pembalap F1. Ia telah masuk ke dalam jajaran 22 pembalap elit dunia setelah melalui perjalanan yang maha panjang yang ia retas selama nyaris 19 tahun. Termasuk dua tahun lamanya ia berjibaku di GP3 Series dan 4 tahun di GP2 Series. Selama di kedua balapan bergengsi tersebut, ia telah mengumpulkan lebih dari 10 podium di kedua seri balapan tersebut, termasuk menjuarai tiga seri balapan GP2 di musim 2015.
Sebelum melakoni debutnya di GP Australia, 20 Maret mendatang, Rio menjalani uji coba pra musim yang begitu ketat. Berjibaku dengan lima juara dunia, Lewis Hamilton, Sebastian Vettel, Kimi Raikkonen, Jenson Button dan Fernando Alonso, serta harus ‘berseteru’ dengan rekan satu timnya Pascal Wehrlein untuk mendapatkan lap time terbaik. Rio dan Pascal menggeber mobil baru Manor Racing Team, MRT05. Bagi tim Manor Racing sendiri, uji coba di Catalunya merupakan sebuah terobosan karena pada musim 2015 lalu mereka tidak pernah mengikuti uji coba pra musim sekalipun.
Jika dibandingkan dengan Pascal Wehrlein, jam terbang Rio Haryanto memang ada di bawahnya. Pembalap Jerman ini sudah sejak November 2014 menjadi test driver tim Mercedes Petronas dan Sahara Force India F1 Team. Pada 2014, Pascal sudah menjadi joki simulator F1 tim Mercedes dan mengantungi jam terbang 500km tes bersama mobil F1 Mercedes edisi musim 2012. Di tahun yang sama, ia juga mengantungi uji coba dengan Mercedes menjelang Grand Prix Abu Dhabi.
Memasuki musim 2015, Pascal menjadi test driver Mercedes Petronas F1 dan Sahara Force India. Total jumlah hari uji coba yang Pascal kumpulkan adalah enam hari dengan total lap 604 dengan kedua tim.
Rio Haryanto sendiri sudah menjalin hubungan dengan Manor Racing, yang dulunya bernama Virgin Racing dan kemudian menjadi Marussia Racing, sejak musim pertamanya di GP3 Series 2010. Pada tahun 2010, Rio mendapatkan kesempatan menjajal mobil F1 Virgin Racing di Abu Dhabi tanggal 16 November sebagai hadiah atas prestasinya menjadi pembalap Manor yang mendapatkan poin tertinggi di klasemen akhir GP3.
Tahun 2012, Rio juga mendapatkan hadiah dari Marussia Racing untuk masuk program uji coba Marussia Young Driver di Sirkuit Silverstone, Inggris, untuk menjajal mobil F1 Marussia dan mengumpulkan mileage 300 km sehingga ia mendapatkan superlicence. Rio pun menjadi pembalap Indonesia yang memegang superlicence F1.
Terlepas dari segala masalah yang dihadapi Rio selama uji coba kemarin, Pascal maupun Rio sekarang ini menjadi teammate. Menjelang Grand Prix Australia 20 Maret mendatang, keduanya bakal berseteru untuk saling mengalahkan satu sama lain. Memang hasil tes pra musim bukanlah segalanya. Di balapan banyak sekali faktor yang menentukan, namun jam terbang tetap menentukan.
Balapan di Albert Park, Melbourne, nanti bakal ikut menentukan jejak karier Rio ke depan. Indonesia telah mempunyai pembalap F1 yang masuk ke The Pinnacle of Motorsport bukan karena dukungan finansial belaka, melainkan juga didukung dengan prestasi yang kuat. Biarkan Rio Haryanto mempelajari dunia motorsport yang super canggih ini, biarkan Ia terbiasa dan membawa harum nama bangsanya. Musim 2016 ini adalah musim di mana Rio menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Mudah-mudahan ia menjadi orang Indonesia pertama yang mengibarkan Merah Putih di atas podium F1, seperti yang telah ia lakukan di Formula BMW, GP3 Series, Auto GP dan GP2 Series.
[table id=44 />
EKA ZULKARNAIN
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature