Menjajal Mitsubishi Xpander di Sitinjau Lauik dan Kelok Sambilan
PADANG, 30 November 2017 -- Test drive dan wisata kuliner. Barangkali ini kata yang pas untuk memggambarkan test drive Mitsubishi Xpander yang saya ikut kali ini. PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mengajak beberapa jurnalis dari Jakarta untuk merasakan kenyamanan dan performa Mitsubishi Xpander di Ranah Minang, Selasa, 28 November kemarin.
Maklum Sumatera Barat sangat terkenal dengan jalanan yang berkelok-kelok dan kuliner-kuliner sedap. Sekitar 12 jurnalis yang ikut serta dalam test drive kali ini sudah "ribut" tentang makanan apa saja yang jadi menu wajib yang harus kami datangi.
Sehari sebelum test drive, kami sudah menyantap gurihnya Soto Garuda serta Sate Padang dan Es Duren di Ganti Nan Lamo. Sembari kembali ke hotel kami mendiskusikan lokasi dan rute test drive. "Gua pingin ke Kelok Sambilan," kata seorang teman. Kesepakatan pun tercapai kami menuju Kelok Sambilan di Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, yang berbatasan dengan Riau.
Rutenya lumayan dari Padang kami melewati Sitinjau Lauik, Danau Singkarak, Batusangkar, Payakumbuh, dan Kelok Sambilan dengan jarak sekitar 172 kilometer.
Besok pagi, setelah menikmati ketupat gulai paku, kami memulai perjalanan ke Pantai Padang. Foto-foto sebentar di pantai kami naik ke arah Sitinjau Lauik. Saya menggunakan Ultimate AT, yang merupakan varian tertinggi dari tiga varian Xpander.
Menuju Sitinjau Lauik jelas jadi tantangan buat Mitsubishi Xpander. Sitinjau Lauik merupakan jalan yang menyusuri pinggang Gunung Talang yang memiliki ketinggian 2.957 meter. Beberapa tanjakan ekstrem dan belokan tajam menjadi menu utama di rute ini. Di sini mesin 4A91 MIVEC DOHC 16-Valve berkapasitas 1.499cc yang jadi adalan Xpander mendapat ujian.
Saya yang membawa mobil merasa mesin ini cukup oke untuk diajak menanjak. Tenaga 104 ps @ 6.000 rpm dan torsi 141 Nm @ 4.000 rpm pas untuk diajak bermain di jalan menanjak dan berbelok. Hanya perlu momentum dengan memainkan transmisi "D" atau turun ke "2" dan “L” maka tenaga kembali terisi.
Sampai di Solok kami berbelok ke kiri menyusuri pinggiran Danau Singkarak. Nah di sini pas digunakan untuk menguji handling. Kemudi yang sudah dilengkapi power steering sangat membantu. Meski bodi Mitsubishi Xpander lebih besar dan berat dibandingkan rivalnya yang lain namun saya tak mengalami kesulitan mengendalikan dan melahap tikungan-tikungan sempit.
Kenyamanan Mitsubishi Xpander ditunjang dengan suspensi depan MacPherson Strut with Coil Spring dan Torsion Beam di belakang. Kami kemudian berhenti makan siang di Tanjung Indah, Ombilin. Makan siang dengan menikmati pemandangan danau jelas hal yang jarang bagi kamu yang asal Jakarta.
Dari samping jembatan Ombilin kami berbelok ke kanan menuju arah Batusangkar. Jalanan lumayan sempit dengan kelokan-kelokan tajam jadi menu. Ground clereance setinggi 205 mm juga sangat membantu karena jalanan sempit dan bertemu bus atau truk beberapa kali membuat kami harus turun ke bahu jalan.
Kombinasi laras lurus kami dapatkan saat tiba Payakumbuh dan jalan lintas Sumbar – Riau menuju Kelok Sambilan. Kelok Sambilan adalah Jalan sepanjang 300 meter ini berada di Jorong Aie Putiah, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat yang atraksi baru.
Di sekitar Jalan Kelok Sambilan dibangun jembatan layang sepanjang 2,5 km. Jembatan ini membentang meliuk-liuk menyusuri dua dinding bukit terjal dengan tinggi tiang-tiang beton bervariasi mencapai 58 meter. Terhitung, jembatan ini enam kali menyeberangi bolak balik bukit.
Foto-foto jelas jadi menu utama. Selanjutnya kami singgah di sebuah rumah makan sambil menyantap sate rusa yang super empuk.
RAJU FEBRIAN
Maklum Sumatera Barat sangat terkenal dengan jalanan yang berkelok-kelok dan kuliner-kuliner sedap. Sekitar 12 jurnalis yang ikut serta dalam test drive kali ini sudah "ribut" tentang makanan apa saja yang jadi menu wajib yang harus kami datangi.
Sehari sebelum test drive, kami sudah menyantap gurihnya Soto Garuda serta Sate Padang dan Es Duren di Ganti Nan Lamo. Sembari kembali ke hotel kami mendiskusikan lokasi dan rute test drive. "Gua pingin ke Kelok Sambilan," kata seorang teman. Kesepakatan pun tercapai kami menuju Kelok Sambilan di Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, yang berbatasan dengan Riau.
Rutenya lumayan dari Padang kami melewati Sitinjau Lauik, Danau Singkarak, Batusangkar, Payakumbuh, dan Kelok Sambilan dengan jarak sekitar 172 kilometer.
Besok pagi, setelah menikmati ketupat gulai paku, kami memulai perjalanan ke Pantai Padang. Foto-foto sebentar di pantai kami naik ke arah Sitinjau Lauik. Saya menggunakan Ultimate AT, yang merupakan varian tertinggi dari tiga varian Xpander.
Menuju Sitinjau Lauik jelas jadi tantangan buat Mitsubishi Xpander. Sitinjau Lauik merupakan jalan yang menyusuri pinggang Gunung Talang yang memiliki ketinggian 2.957 meter. Beberapa tanjakan ekstrem dan belokan tajam menjadi menu utama di rute ini. Di sini mesin 4A91 MIVEC DOHC 16-Valve berkapasitas 1.499cc yang jadi adalan Xpander mendapat ujian.
Saya yang membawa mobil merasa mesin ini cukup oke untuk diajak menanjak. Tenaga 104 ps @ 6.000 rpm dan torsi 141 Nm @ 4.000 rpm pas untuk diajak bermain di jalan menanjak dan berbelok. Hanya perlu momentum dengan memainkan transmisi "D" atau turun ke "2" dan “L” maka tenaga kembali terisi.
Sampai di Solok kami berbelok ke kiri menyusuri pinggiran Danau Singkarak. Nah di sini pas digunakan untuk menguji handling. Kemudi yang sudah dilengkapi power steering sangat membantu. Meski bodi Mitsubishi Xpander lebih besar dan berat dibandingkan rivalnya yang lain namun saya tak mengalami kesulitan mengendalikan dan melahap tikungan-tikungan sempit.
Kenyamanan Mitsubishi Xpander ditunjang dengan suspensi depan MacPherson Strut with Coil Spring dan Torsion Beam di belakang. Kami kemudian berhenti makan siang di Tanjung Indah, Ombilin. Makan siang dengan menikmati pemandangan danau jelas hal yang jarang bagi kamu yang asal Jakarta.
Dari samping jembatan Ombilin kami berbelok ke kanan menuju arah Batusangkar. Jalanan lumayan sempit dengan kelokan-kelokan tajam jadi menu. Ground clereance setinggi 205 mm juga sangat membantu karena jalanan sempit dan bertemu bus atau truk beberapa kali membuat kami harus turun ke bahu jalan.
Kombinasi laras lurus kami dapatkan saat tiba Payakumbuh dan jalan lintas Sumbar – Riau menuju Kelok Sambilan. Kelok Sambilan adalah Jalan sepanjang 300 meter ini berada di Jorong Aie Putiah, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat yang atraksi baru.
Di sekitar Jalan Kelok Sambilan dibangun jembatan layang sepanjang 2,5 km. Jembatan ini membentang meliuk-liuk menyusuri dua dinding bukit terjal dengan tinggi tiang-tiang beton bervariasi mencapai 58 meter. Terhitung, jembatan ini enam kali menyeberangi bolak balik bukit.
Foto-foto jelas jadi menu utama. Selanjutnya kami singgah di sebuah rumah makan sambil menyantap sate rusa yang super empuk.
RAJU FEBRIAN
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature