Menikmati Keindahan Alam Priangan Bersama All-New Mazda CX-8 (Bagian 2)

Menikmati Keindahan Alam Priangan Bersama All-New Mazda CX-8 (Bagian 2)
MAJALENGKA, 28 Desember 2019 – Setelah puas mengelilingi destinasi di Kuningan, kami bersama All-New Mazda CX-8 mengeksplorasi daerah wisata lainnya di Jawa Barat yaitu Majalengka. Kami tak lagi kembali ke Kuningan, melainkan menginap di Majalengka dan dalam perjalanan menuju Majalengka, kami menyempatkan diri mampir ke Bandara International Kertajati. Untuk menuju Bandara Kertajati, kami lewat Jalan Raya Ujung Berung, Jalan Raya Rajagaluh lantas masuk Tol Trans Jawa. Setir Mazda CX-9 yang sudah tilt and telescopic berlapis kulit dengan sejumlah tombol pengaturan, seperti pengaturan audio. Berkat electronic power steering, kemudinya terasa enteng, namun padat di setiap putaran. Pengemudiannya terasa objektif sehingga pengemudi bisa memberikan input yang tepat sesuai dengan feedback yang diberikan setir atas kondisi jalan yang dilewati. Saya suka dengan kerja mesin 4 silinder segaris DOHC 16 valve 2.5 liter yang tertanam di Mazda CX-8. Mesin berbahan bakar bensin dengan teknologi Skyactiv memiliki kompresi rasio 13,0:1, menghasilkan tenaga 190 PS (188 hp) pada 6000 rpm. Torsi maksimalnya 252 Nm pada 4.000 rpm. Terasa halus dan linear pada saat pengendaraan Normal, dan torsinya terasa di RPM tengah antara 2500 – 3000 RPM. Namun ketika Anda mengaktifkan mode Sport, mesin terasa lebih galak mulai dari putaran bawah. Bikin kita ketagihan ketika menyalip truk-truk berukuran sedang di Jalan Raya Rajagaluh yang lengang. Apalagi kalau tuas transmisi dipindahkan ke mode manual, respon throttle menjadi lebih cepat. Perpindahan transmisi otomatis 6-kecepatan SKYACTIV-DRIVE terasa halus. Kami kesenangan ketika menggebernya di Tol Cipali saat menuju Bandara Kertajati, sebelum masuk ke kota Majalengka. Jok pengemudinya yang empuk didukung oleh pengaturan secara elektrik mulai dari pengaturan untuk ketinggian, slide, reclining, lumbar support dan pengaturan untuk pemanas. Penahan kepalanya pun dapat diatur. Jok penumpang depan juga dapat diatur secara elektrik dan berpemanas. Baca juga: Menikmati Keindahan Alam Priangan Bersama All-New Mazda CX-8 (Bagian 1) Baca juga: VIDEO: Eksplorasi Wisata Jawa Barat dengan All-New Mazda CX-8

Fitur-Fitur Canggih All-New Mazda CX-8

Jok baris kedua selain berpemanas dan menganut pola captain seat, penahan kepalanya juga sudah adjustable. Konsol tengahnya sudah dilengkapi dengan USB Port dan cup holder.  Selain itu juga dapat dilipat sehingga bagasi menjadi lebih luas lagi. Pada bagian tengah dashboard terdapat layar monitor yang sudah dilengkapi Mazda Connect. Teknologi ini membuat Anda terkoneksi dengan internet sepanjang waktu dan juga terkoneksi dengan smartphone. Untuk melihat Google Maps yang kita cari di smartphone, tinggal dikoneksikan saja dengan display, kita bisa dengan mudah mengikuti petunjuk rute yang diberikan. Jadi tinggal lihat tampilannya di display saja. Untuk memilih menu-menu di dalam display, Anda bisa menggunakan Command Controller yang berada di belakang tuas transmisi. Display ini juga berfungsi sebagai kamera parkir dan untuk menampilkan kamera 360 derajat yang membuat tingkat keselamatan kendaraan menjadi makin tinggi. Mazda CX-8 juga dilengkapi dengan Head Up Display atau Mazda menyebutnya Active Driving Display mempermudah kita melihat kecepatan kendaraan. Pengendaraannya juga stabil berkat teknologi G-Vectoring Control Plus (GVC Plus) sehingga menambah kenyamanan berkendara. Kerja suspensi MacPherson strut di depan dan Multi-link di bagian depan mampu meredam dengan baik guncangan mobil. Hal ini juga berkat monokok SKYACTIV yang membuat mobil menjadi bertambah menyenangkan. Baca juga: Mazda CX-8 Meluncur di Indonesia, Pilihan Baru SUV Premium Baca juga: GALERI FOTO: Detail Kemewahan All-New Mazda CX-8 Versi Indonesia Sepanjang perjalanan kami ditemani oleh lagu-lagu yang diunduh dari smartphone dan dikeluarkan secara jernih oleh sistem audio premium BOSE. Sistem audio ini sudah dilengkapi dengan 6 speaker. SUV penggerak roda depan ini dilengkapi dengan sistem keamanan yang terangkum dalam teknologi yang disebut i-Activsense. Meliputi Smart City Brake Support, Lane Departure Warning System, Driver Attention Alert (DAA) dan Lane-Keep Assist System. Kami menikmati Kertajati sampai malam hari. Untuk ukuran sebuah bandara internasional suasananya sepi, hanya satu dua mobil yang lewat. Jumlah penumpang pun sepertinya bisa dihitung dengan jari. Usai Kertajati, kami pulang menuju hotel untuk istirahat.

Destinasi di Majalengka

Besoknya, kami memilih menikmati keindahan alam Priangan di Majalengka dari bagian Utara ke Selatan. Dimulai dari Talaga Herang di Desa Jerukleueut, Kecamatan Sindangwangi. Jalanan ke sini cukup sempit meliuk-liuk membelah areal pesawahan yang menjadi ciri khas Parahyangan. Mazda CX-8 dengan tenang menyusuri jalan. Talaga Herang – yang artinya Telaga Jernih – ini terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk desa. Telaga kecil ini dihuni oleh ribuan ikan nila yang akan menghampiri orang-orang yang ada dipinggir telaga, apalagi jika pengunjung memberi mereka makan. Ikannya pun besar-besar, sampai ada yang sebesar paha orang dewasa. Anak-anak kecil akan suka ke tempat ini, karena bisa berenang dengan ikan sambil memegang ikan-ikan yang mengerumuni tangan yang memberi makan. Di sekeliling telaga terdapat warung-warung untuk istirahat. Lepas dari Talaga Herang, kami menuju Terasering Ciboer di desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi. Jalanannya pun sama, sempit. Tapi meski Mazda CX-8 tergolong large SUV, steering dan driving-nya membuat Ia terasa seperti medium SUV. Apalagi sudut radius putar setirnya kecil, sehingga tak masalah ketika harus lewat jalan kecil menikung tajam. Terasering Ciboer ini menawarkan pemandangan pesawahan bertingkat-tingkat yang sangat luas di lembah perbukitan. Di sini kami menyempatkan diri makan duren legit serta makan nangka pemberian penduduk setempat. Waktu kami sedang jalan di areal pesawahan, seorang bapak petani memanggil kami untuk menikmati buah nangka yang sedang dibelah. Akhirnya kami nikmati bersama. Tak jauh dari Terasering Ciboer, terdapat Curug Cipeuteuy yang tertata apik. Cuma memang jalan ke sananya agak sulit, tapi kalau sudah sampai kita dibuat kagum. Anak-anak pasti suka di sini main air.

Kabut di Lembah Panyaweuyan

Nah saking indahnya alam di pedesaan Bantaragung, kami berlama-lama di sini. Melihat petani memanen padi di sawah, menikmati penganan lokal termasuk makan rambutan di pinggir sawah. Enak berlama-lama menikmati alam permai Bantaragung dengan terasering sawahnya. Tujuan kami selanjutnya ke Lembah Panyaweuyan, sebetulnya tidak terlalu direncanakan. Pasalnya, jalanannya kurang memungkinkan untuk mobil sebesar CX-8. Jangankan CX-8, bagi yang belum terbiasa dengan jalanan ke Lembah Panyaweuyan, dengan mobil apapun mendingan jangan. Kalau mau ke sini, sebaiknya memakai ojek lokal atau mobil angkutan pick-up yang memang sudah terbiasa. Kami sebetulnya hanya ingin menikmati areal perkebunan Argalingga yang terkenal dengan komoditas sayur mayurnya. Waktu masuk ke areal perkebunan yang terletak di kaki Gunung Ciremai itu, kabut turun. Suasana yang pasti takkan pernah ditemui di Jakarta. Mobil kami ditutupi kabut. Suhu sampai 20 derajat Celcius. Kami bermain-main dengan kabut. Bahkan jarak pandangan hanya 6 meter saja. Kelamaan main kabut, kami tergoda juga untuk main ke Panyaweuyan. Kami sadar jalanannya ekstrim. Bagian pinggir sebelah kiri batu perbukitan, di sebelah kanan kami adalah jurang yang dalam. Karena sudah terbiasa main motor trail off-road, kami naik saja ke atas. Setelah lewat jalanan yang bikin sport jantung,  kami disuguhi oleh pemandangan yang betul-betul indah dari atas Perbukitan Panyaweuyan yang terletak di Desa Tejamulya, Kecamatan Argapura. Daerah perbukitan ini menyuguhkan pemandangan terasering sayur-mayur seperti brokoli, kol, bawang, daun bawang dan wortel. Gara-gara keasyikan di Panyaweuyan, tak terasa turun kabut yang membuat tempat sekeliling menjadi gelap. Jarak pandang tinggal 3 meter saja. Kami baru pulang sehabis maghrib, makanya mobil kami berjalan pelan karena harus menyusuri jalan yang pinggirannya jurang dalam. Selama di Kuningan dan di Majalengka, kami menikmati makanan khas daerah setempat seperti  Hucap (Tahu Kecap), Nasi Lengko, ulen dan ketan. Ada juga oncom goreng, seblak, tutut, sop buntut bakar, papais dan nasi kasreng. Ditambah lagi, makanan khas kayak ikan Gurame bakar, ikan Nila goreng atau bakar yang dicocol dengan sambal terasi. Mau oleh-oleh? Waah banyak. Mulai dari Ketempling, kecap khas Kuningan, Opak bakar, Keripik Gadung, sirup Jeniper (Jeruk Nipis Peres), Gula Cakar sampai Kalua Jeruk. Semuanya bisa didapat gampang di kota Majalengka dan Kuningan. Soal akomodasi jangan takut. Dari penginapan tanpa bintang sampai bintang tiga ada di sini seperti Fitra Hotel, Paraland Resort, Garden Hotel di Majalengka dan di Kuningan mulai dari Hotel Horison, De Jehan, Grand Cordela dan lain-lain. Pokoknya perjalanan kami dengan Mazda CX-8 ajib banget dan perlu juga kalian sambangi kedua kota ini. Nggak jauh kok dari Bandung dan Jakarta. EKA ZULKARNAIN    

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature