Diminta Produksi Ventilator, Ini Jawaban Beragam APM Otomotif

Diminta Produksi Ventilator, Ini Jawaban Beragam APM Otomotif
JAKARTA, Carvaganza.com – Kurangnya alat kesehatan untuk membantu penanganan COVID-19 membuat Kementerian Perindustrian mendorong industri otomotif untuk ikut serta. Salah satunya adalah memproduksi ventilator. Alat ini berguna membantu pernafasan pasien yang dalam perawatan corona. Himbauan ini ditanggapi beragam para pelaku otomotif. Sampai Rabu (8/4/2020) pagi, kasus virus corona di Indonesia terus bertambah. Sudah tercatat sebanyak 2.738 kasus dengan 221 orang meninggal dunia. Alhasil, kebutuhan ventilator cukup tinggi. Apalagi banyak rumah sakit rujukan yang mengatakan kekurangan alat ini. Di saat yang bersamaan, pabrikan otomotif harus mengurangi operasi. Sebagian menutup sementara atau melakukan produksi secara selang seling. Dengan kata lain, line produksi diharapkan bisa dialihkan untuk memproduksi ventilator. Semudah itukah? Menanggapi seruan Kemenperin, Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengaku senang dipercaya agar berpartisipasi dalam pembuatan ventilator bersama perusahaan lokal, akademisi, maupun para pemangku kepentingan lain. Namun mereka menegaskan, tidak mengembangkan atau produksi alat itu untuk penanganan COVID-19. “Kami tidak terlibat langsung dalam pengembangan ataupun produksi alat-alat kesehatan seperti ventilator. Dukungan yang kami berikan berupa transfer pengetahuan serta pengalaman dalam kegiatan manufaktur yang efisien. Dengan harapan dapat membantu mempercepat pengembangan ventilator itu,” ungkap Bob Azam, Direktur Administrasi dan Hubungan Eksternal TMMIN di situs resmi mereka, Senin (6/4). Walau begitu, mereka mengklaim saat ini mendukung satu Industri Kecil Menengah (IKM) lokal yang memiliki kemampuan dan pengalaman dalam memproduksinya. “Sehingga mereka dapat mengembangkan prototipe ventilator. Selanjutnya, melakukan produksi di dalam negeri di masa mendatag,” tertulis pesan resmi. Baca juga: COVID-19 Meluas, Kemenperin Minta Pabrikan Otomotif Produksi Ventilator

Tanggapan Daihatsu

Sementara Daihatsu mengatakan mereka belum bisa memberi tanggapan. Amelia Tjandra, Corporate Planning & Communications Director PT Astra Daihatsu Motor menyebutkan pihaknya memang menerapkan produksi selang seling, 2 hari sekali. Di saat itu, pabrikan otomotif bisa saja merakit ventilator dengan beberapa persiapan. "Namun sampai saat ini kami tengah mempelajari itu. Pada dasarnya kami perlu blueprint-nya seperti apa. Kalau sudah ada, perusahaan bisa saja meminta supplier yang produksi part-part mobil untuk membuat, sesuai dengan gambar tersedia. Nanti pabrik bakal assembling atau merakit," ungkapnya kepada sejumlah wartawan dalam teleconference Senin kemarin. Menurut dia, perakitan ventilator tidak sulit dilakukan oleh pabrikan otomotif. Hanya saja part-part harus didukung dan perlu peralatan sehingga pabrikan bisa merakit. Seluruh brand di bawah Gaikindo menunggu cetak bisa. Setelah pabrikan menerima desainnya, koordinasi dengan para supplier bakal dilakukan. “Kalau assembling tidak butuh waktu terlalu lama," Amel menjelaskan. Baca juga: Dampak COVID-19, Kemenperin: IKM Otomotif Berjibaku

Suzuki Buat Masker

Lain lagi dengan Suzuki. PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) belum membicarakan mengenai produksi ventilator. Rudiansyah, General Manager Head of PR and Digital, Strategic Planning Department, PT Suzuki Indomobil Sales mengatakan pabrik Suzuki tak teralu terganggu karena hamper 70-an persen produksinya dilakukan di Indonesia. Sehingga tinggal memastikan kelancaran pasokan dari supplier. Ia mengatakan hampir semua APM akan seragam sebagai bagian dari kontribusi pada masyarakat. Namun Suzuki masih menunggu petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis seperti apa produksinya. “Kita siap ikut berpartisipasi. Tapi saat ini kami akan buat masker dari kain. Awalnya untuk karyawan dan nantinya juga akan dibagikan ke lingkungan sekitar pabrik,” kata dia. Sebelumnya, ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi menyatakan dalam upaya mendorong para anggotanya untuk memproduksi ventilator, pihaknya meminta pemerintah menyediakan rekanan kompeten. "Kami membutuhkan pendamping, khususnya industri yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam pembuatan ventilator," kata dia. Rekanan tersebut akan membantu mulai dari menjabarkan blueprint terkait teknis pembuatan ventilator, alih teknologi, sampai memodifikasi fasilitas perakitan mobil yang ada saat ini agar dapat digunakan memproduksi ventilator dan menentukan standar bahan baku kepada supplier. Baca Juga: Toyota Indonesia Tak Produksi Ventilator COVID-19, Daihatsu Masih Pelajari ANJAR LEKSANA | RAJU FEBRIAN

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature