Daihatsu Sigra Jadi Andalan di Masa COVID-19, Xenia Turun

JAKARTA, Carvaganza.com – Pandemi coronavirus (COVID-19) berdampak tak megenakkan bagi dunia otomotif. Hampir semua lini terdampak termasuk soal penjualan. Hal itu juga dialami PT Astra Daihatsu Motor (ADM). Kendati begitu, pamor Sigra tak kena pengaruh. LCGS 7 seater itu tetap menduduki posisi penjualan teratas, di antara jajaran mobil yang mereka punya.
Hendrayadi Lastiyoso, Kepala Divisi Marketing dan Customer Relation PT Astra International - Daihatsu Sales Operation, menyebutkan total retail sales empat bulan terakhir (Januari-April 2020), 44.346 unit mobil Daihatsu terjual. Dari angka itu, 29 persennya tetap berasal dari Sigra, tulang punggung mereka sejak beberapa tahun ke belakang. Total 12.869 MPV LCGC berhasil disebar ke tangan konsumen.
Kiprah mobil keluarga ini memang cukup berhasil sejak awal muncul. Berkat format MPV dengan tujuh kursi - sesuatu yang kerap dicari masyarakat Tanah Air. Apalagi varian dan harganya beragam, mulai Rp 118,5 juta – Rp 161,25 juta. Wajar jika digandrungi.
Lantas di posisi dua, bertengger nama Gran Max Pick Up. Sang mobil usaha menyumbang 8.805 unit, atau sekitar 19,9 persen dari total niaga. Baru dilanjut Terios, sebesar 16,1 persen (7.131 unit). Serta Ayla di rangking empat, berkontribusi 12 persen atau 5.332 unit.
Sementara posisi kelima, justru diisi Xenia, LMPV yang pernah ikut merajai jalanan. Bahkan di periode ini, penurunannya mencapai 40 persen. Angka itu cukup signifikan dibanding penurunan yang dialami line up lain. Hendrayadi Lastiyoso mengatakam akhir-akhir ini memang segmen sekelas mengalami penyusutan drastis, sehingga berimbas juga pada penjualan Xenia.
“Xenia bisa merosot begitu, diakibatkan oleh market LMPV di Indonesia - menurut catatan saya - memang yang paling banyak mengalami penyusutan. Bahkan mencapai 35 persen. Sehingga wajar jika Xenia, yang juga di segmen itu, ikut terkena imbas,” jelasnya.
Tercatat kontribusi LMPV itu hanya 11,5 persen atau 5.092 unit, dalam periode sama. Berbeda signifikan dengan Terios, perwakilan segmen LSUV. Padahal, jika dilihat dari logika nilai jual dan format, semestinya Xenia dengan mudah merebut hati konsumen. Tapi boleh jadi - seiring berjalannya waktu - tren masyarakat berubah - mengarah ke sosok SUV kecil atau Crossover.
Baca juga: Dihajar COVID-19, Penjualan Daihatsu di April Anjlok
Efek Domino
Efek coronavirus disease berikut penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), memang memberikan domino effect bagi otomotif. Di samping berhentinya produksi dan pengoperasian diler, daya beli masyarakat pun berkurang drastis. Namun hingga saat ini, mereka masih sanggup menahan laju angka penurunan penjualan di bawah rata-rata. Hendrayadi Lastiyoso mengatakan bahwa market retail otomotif secara keseluruhan baru mencapai 243.000 unit. Dihitung secara Year to Date (YTD) April 2020. Ketimbang tahun lalu, selisihnya mencapai 97.000 unit, atau dalam persentase sebesar 28,5 persen. Implikasi sistemik COVID-19 memang menjadi faktor krusial, karena terlihat signifikan. April 2020, semua merek hanya menyumbang perdagangan 24.300 unit mobil, turun 59,8 persen dari bulan sebelumnya. Padahal, saat keadaan normal, jumlah tadi diasumsikan bisa tercapai oleh dua merek raksasa saja. Baca juga: Manfaatkan WFH, Daihatsu Gelar Kompetisi Digital Antar Komunitas