Test Drive Performa Mitsubishi Eclipse Cross Jelajah Lombok

Test Drive Performa Mitsubishi Eclipse Cross Jelajah Lombok
LOMBOK, Carvaganza.com – Saat hadiri acara media test drive Mitsubishi beberapa waktu lalu, kami berkesempatan mencoba Eclipse Cross yang menjadi SUV andalan baru Mitsubishi di Indonesia. Bersama Eclipse Cross, kami menjelajah sebagian Pulau Lombok dalam perjalanan bertema adventure. Jujur, kami langsung merasa senang ketika dalam pembagian grup mendapat kesempatan berada di Eclipse Cross saat mengawali perjalanan. Karena Eclipse Cross yang paling membuat penasaran sejak mobil ini resmi meluncur, pada Juli 2019 lalu. PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) membawa beberapa model terbaru mereka pada acara ini, yaitu Xpander Cross, New Triton, Eclipse Cross dan Outlander PHEV. Eclipse Cross menurut kami paling menarik karena menjadi terobosan Mitsubishi di segmen yang baru mereka jangkau. Kita flashback sedikit, Eclipse Cross menjadi model Mitsubishi dengan fitur terlengkap dan tercanggih saat ini di line up mereka di Indonesia. Semua itu bahkan ditawarkan dengan banderol tidak sampai dengan Rp 500 juta (OTR Jakarta) untuk konsumen di Indonesia.

Performa

Carvaganza mendapat kesempatan menikmati dan merasakan Eclipse Cross, menempuh perjalanan dari kota Praya sampai dengan wilayah Kuta, Lombok. Mulai dari jalan raya antar kota, sampai menanjak ke bukit terjal kami lalui dengan SUV yang secara tidak langsung menggantikan Outlander Sport ini. Perangai mobil ini memang tidak sekekar SUV Mitsubishi lainnya, seperti Pajero Sport atau Outlander PHEV, meski sudah memakai ‘seragam’ desain Dynamic Shield. Tapi ternyata performa kalem Eclipse Cross cukup andal untuk diajak adventure seperti tema test drive yang dilabeli #AyoGasTerus ini. Dimulai dari Hotel Illira, Praya, ‘menu’ pertama kami adalah jalan raya antar kota yang panjang, datar, tapi cenderung sepi. Langsung bisa dirasakan karakter mesin empat silinder 1.5 liter turbo milik Eclipse Cross yang halus dan linear dilajukan. Tidak bisa dibantah kalau memang karakter mesin yang digabungkan transmisi CVT, berperan besar dalam menciptakan kehalusan dari laju Eclipse Cross. Meski halus outputnya, namun juga tetap cepat dan responsif saat diberi input pedal gas lebih dalam untuk menambah kecepatan. Perilaku dari mesin dan transmisi ini membuat sepanjang perjalanan Bersama Eclipse Cross sangat nyaman, bahkan dua rekan semobil kami sempat tertidur  di tengah perjalanan. Kebetulan dalam perjalanan ini rombongan melaju dalam kecepatan sedang, karena kondisi lalu lintas juga tidak sibuk. Suspensi ikut mendukung kenyamanan perjalanan kami, karena halusnya redaman yang dihasilkan hampir buat kami lupa sedang megnendarai SUV. Sejenak kami bagai sedang mengendarai sebuah hatchback atau sedan berdimensi sedan, namun dengan tongkrongan setinggi 183 mm dari permukaan aspal. Rute menantang hadir saat menuju lokasi makan siang di kawasan perbukitan sekitar Kuta. Menanjak dan berkelok, Eclipse Cross seakan tidak perlu kerja keras, karena ternyata torsi di putaran bawah terasa padat meski turbo belum bekerja maksimal. Untuk melahap rangkaian tikungan yang sebagian patah, Eclipse Cross terasa kompak, apalagi dengan putaran setir ringan. Sekali lagi, kami dimanjakan oleh manuverabilitas mobil ini, mengingatkan pada kelincahan Lancer edisi terakhir.

Kemudi

Sebenarnya bisa saja performa mesin lebih dimaksimalkan dengan operasikan mode manual pada CVT-nya, tapi kami pikir dengan mode otomatis saja sudah cukup untuk Eclipse Cross menanjak mantap. Bahkan pedal gas tidak perlu sampai diinjak penuh untuk menguras torsi yang tersedia sampai 250 Nm. Dari lokasi makan siang, perjalanan berbalik arah, menuruni bukit, menuju pesisir Pantai Kuta Mandalika. Dengan kecepatan sedikit lebih kencang, kualitas handling Eclipse Cross semakin terbukti. Dengan kecepatan di atas 40 km/jam, setir yang sangat ringan justru kurang terasa komunikatif, meskipun responsnya tetap akurat. Tapi paling tidak kami tidak harus menguras energi memutar setir yang dibalut kulit berwarna hitam itu. Suspensi kombinasi MacPherson Strut dan Multi-Link mampu dengan kokohnya menjaga kestabilan laju, tanpa menyebabkan banyak body roll. Meliuk di bukit Kuta jadi nyaman dan asik, memacu untuk lebih kencang lagi, walau tidak memungkinkan karena harus menjaga posisi dalam rombongan. Sekali lagi, kenyamanan suspensi Eclipse Cross patut diacungi jempol saat melintas di jalan berlapis paving block di sekitar Kuta Mandalika. Tidak ada guncangan atau getaran yang mengganggu di dalam kabin. Kami berhenti sejenak di Kuta Mandalika, menikmati suasana pantai di penghujung siang dengan teriknya matahari kala itu, sambil sayup-sayup rasakan angin laut. Area ini juga yang sedang dibangun untuk menjadi fasilitas calon sirkuit MotoGP di tahun 2021 mendatang, menawarkan suasana tropis asli.

Kemampuan Menanjak

Medan paling menantang untuk kami bersama Eclipse Cross datang saat jelang akhir perjalanan di hari pembuka, yaitu menuju Bukit Merese, masih di sekitar Kuta. Obyek wisata ini tengah ramai-ramainya didatangi turis lokal dan mancanegara, salah satunya karena pemandangan sekitar yang ‘instagrammable’. Dari aspal, jalanan berubah menjadi medan tanah bergelombang saat sudah memasuki kawasan utama Merese. Kecepatan konvoi di sini cenderung pelan, tidak sampai 40 km/jam, meski seharusnya masih bisa lebih tanpa perlu mengganggu kenyamanan di dalam mobil kami pikir. Seketika rombongan melambat dan berhenti di satu titik, yang kira-kira kami harus menunggu setidaknya 5 menit sebelum akhirnya kembali melaju. Ternyata, kami harus mengantre untuk lewati tanjakan cukup curam menuju titik utama Bukit Merese, yang sudah tidak ada jalan aspal lagi. Saat tiba giliran, kami pindahkan transmisi ke mode manual untuk kerahkan torsi maksimal, jaga-jaga kalau salah perhitungan dengan mode Drive (D). Pelan-pelan pedal gas diinjak secara gradual seiring bertambahnya sudut tanjakan dengan permukaan tanah berbatu. Wow! Ternyata selain nyaman, sebagai SUV Eclipse Cross juga punya performa mesin yang layak diapresiasi. Tanpa harus injak gas dalam, dengan putaran antara 2.000 – 3.000 RPM, Elipse Cross sudah bisa menanjak dengan mudah, apalagi dengan medan yang cukup licin. Di rentang RPM saat torsi mencapai puncaknya, tidak ada gejala selip atau wheelspin saat mobil menanjak melewati permukaan jalan yang berbatu. Artinya, kontrol traksi alias fitur Vehicle Stability Control (VSC) bekerja dengan baik menjaga kestabilan laju mobil. Harus diakui bahwa sebenarnya Eclipse Cross ini lebih ideal menjadi SUV untuk jalan-jalan di dalam kota. Tapi nyatanya performa yang ditawarkan juga mumpuni untuk diajak cross country seperti di Lombok ini. Dengan banderol yang ditawarkan saat ini (Rp 481 juta – 486 juta), Eclipse Cross tidak hanya memiliki fitur lengkap, tapi juga performa yang bisa diandalkan untuk mengajak keluarga mengeksplorasi lokasi wisata dengan medan menantang. WAHYU HARIANTONO

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature