Tanda-Tanda Menperin Beri Lampu Hijau Untuk Insentif Mobil Hybrid
Dengan harapan bisa membuat pasar otomotif tumbuh tahun depan.
JAKARTA, Carvaganza - Kinerja industri otomotif di Indonesia beberapa bulan terakhir menunjukkan penurunan. Banyak produsen mengungkapkan bahwa melemahnya daya beli masyarakat menjadi salah satu penyebab utama. Bahkan, Gaikindo sebagai asosiasi kendaraan bermotor nasional telah merevisi target penjualan dari 1 juta unit menjadi 850 ribu unit.
Beberapa analis memprediksi bahwa pasar otomotif tahun depan masih akan menghadapi tantangan serupa. Untuk mengatasi situasi ini, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mempertimbangkan pemberian insentif pajak.
Saat ini, pemerintah hanya memberikan insentif untuk kendaraan listrik. Namun, Menperin menyatakan rencana perluasan insentif yang mencakup kendaraan bermesin pembakaran internal (ICE) dan hybrid. Insentif tersebut mencakup Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
"Kemarin yang sudah dibahas ya, yaitu insentif atau stimulus yang berkaitan dengan sektor otomotif. Policy seperti PPNBM, policy seperti PPN DTP, itu akan diambil. Kami lakukan bukan hanya untuk mobil listrik tapi juga akan upayakan untuk mobil-mobil di luar listrik seperti hybrid dan sebagainya. Itu kemarin sudah kami bicarakan," jelas Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita, dikutip dari Liputan6.
Baca Juga: Segini Konsumsi BBM All New Hyundai Santa Fe Hybrid Nanjak Kawah Kamojang
Pemberian insentif ini bertujuan untuk memperhatikan dua aspek penting, yakni meningkatkan daya beli masyarakat sekaligus mendukung kinerja industri otomotif. Pemerintah berharap insentif ini dapat menghidupkan kembali pasar yang lesu.
"Jadi, ini dua sisi yang harus kami perhatikan secara seimbang. Satu adalah daya beli di mana UMP memang harus dinaikkan. Di sisi lain yang juga menjadi perhatian pemerintah adalah bagaimana kinerja dari industri, itu melalui insentif dan stimulus yang akan kami siapkan," tambahnya.
Namun, Menperin belum memberikan detail kapan kebijakan ini akan diberlakukan. Yang pasti, langkah ini dirancang untuk mendorong daya beli masyarakat tahun depan.
Menanggapi rencana tersebut, Hyundai Motors Indonesia (HMID) menyambut baik kebijakan ini. “Kalau PPN dan PPNBM untuk mobil konvensional dan hybrid bisa nol persen, kami rasa ini adalah hal yang positif untuk market. Dan harapannya kami bisa mendapatkan dampak positif dari kebijakan itu. Memang tahun depan pasar otomotif risikonya lebih besar. Beberapa analis bilang penurunan bisa 8 persen untuk market 2025. Jadi kalau ada bantuan insentif dari pemerintah, semoga bisa menolong produsen seperti kami dan juga meringankan masyarakat. Supaya daya belinya tidak tergerus,” ujar Budi Nur Mukmin, Chief Marketing Officer HMID, dalam acara media drive Santa Fe di Garut, Jawa Barat.
(ANJAR LEKSANA / WH)
Baca Juga: Nissan X-Trail e-Power Datang ke Indonesia, Persiapan Rilis Tahun Depan
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature