Presiden Ferrari Owners Club Indonesia Ogah Punya Supercar Listrik
JAKARTA, 5 Maret 2019 – Tren industri otomotif mulai bergeser teknologi penggerak bertenaga listrik, tidak terkecuali untuk segmen supercar. Sebagai pecinta supercar, ternyata Presiden Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat mengaku tidak tertarik dengan supercar listrik.
Menurutnya, supercar bertenaga listrik tidak menarik untuk dinikmati sebagai mobil yang mampu dipacu kencang. Salah satu alasan yang disebutnya adalah karena mobil bertenaga listrik tidak menghasilkan suara yang menciptakan sensasi tersendiri.
“Nggak ada suaranya, kamu kalau suka mobil kan “wah, suaranya enak kedengaran!”, tapi kan kalau listrik nggak ada suaranya sama sekali,” kata Hanan saat ikut touring FOCI Trans Jawa, Jumat (1/3/2019).
Sebagai pecinta Ferrari, setidaknya saat ini Hanan mengaku memiliki dua buah Ferrari digarasinya, yaitu 360 Modena dan 430 Scuderia. Keduanya bahkan dipakai bergantian saat ikuti FOCI Trans Java Tour, akhir pekan lalu.
Hanan kemudian mengaitkan menariknya mobil listrik dengan balap Formula 1 dan Formula E, yang tetap lebih menarik Formula 1 meski Formula E lebih futuristik. Terlebih dengan sekarang Formula 1 telah mengadopsi teknologi hybrid, yang membuat suara mesin tidak sekencang sebelumnya.
“Formula 1 saja yang dulu mesinnya V8, V12, kalau kita nonton sampai merinding, sekarang? Aduh, nggak begitu menarik, nggak perlu (pakai) earplug lagi, kalau dulu kan dikasih earplug,” kata pengusaha pakaian itu kemudian.
“Sekarang ya Formula E kurang (menarik),” tambah dia.
Beberapa supercar listrik yang ada di pasar saat ini antara lain Rimac Concept One, NIO EP9 dan Vanda Dendrobium. Sementara Ferrari sejauh ini belum menunjukkan minat untuk beralih ke powertrain listrik sepenuhnya, kecuali saat menggunakan teknologi hybrid pada LaFerrari yang bertenaga 950 hp.
WAHYU HARIANTONO
Menurutnya, supercar bertenaga listrik tidak menarik untuk dinikmati sebagai mobil yang mampu dipacu kencang. Salah satu alasan yang disebutnya adalah karena mobil bertenaga listrik tidak menghasilkan suara yang menciptakan sensasi tersendiri.
“Nggak ada suaranya, kamu kalau suka mobil kan “wah, suaranya enak kedengaran!”, tapi kan kalau listrik nggak ada suaranya sama sekali,” kata Hanan saat ikut touring FOCI Trans Jawa, Jumat (1/3/2019).
Sebagai pecinta Ferrari, setidaknya saat ini Hanan mengaku memiliki dua buah Ferrari digarasinya, yaitu 360 Modena dan 430 Scuderia. Keduanya bahkan dipakai bergantian saat ikuti FOCI Trans Java Tour, akhir pekan lalu.
Hanan kemudian mengaitkan menariknya mobil listrik dengan balap Formula 1 dan Formula E, yang tetap lebih menarik Formula 1 meski Formula E lebih futuristik. Terlebih dengan sekarang Formula 1 telah mengadopsi teknologi hybrid, yang membuat suara mesin tidak sekencang sebelumnya.
“Formula 1 saja yang dulu mesinnya V8, V12, kalau kita nonton sampai merinding, sekarang? Aduh, nggak begitu menarik, nggak perlu (pakai) earplug lagi, kalau dulu kan dikasih earplug,” kata pengusaha pakaian itu kemudian.
“Sekarang ya Formula E kurang (menarik),” tambah dia.
Beberapa supercar listrik yang ada di pasar saat ini antara lain Rimac Concept One, NIO EP9 dan Vanda Dendrobium. Sementara Ferrari sejauh ini belum menunjukkan minat untuk beralih ke powertrain listrik sepenuhnya, kecuali saat menggunakan teknologi hybrid pada LaFerrari yang bertenaga 950 hp.
WAHYU HARIANTONO
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature