Pabrik Mobil Melahirkan Michael Jackson dan Genre Musik Pop Dunia

Pabrik Mobil Melahirkan Michael Jackson dan Genre Musik Pop Dunia
JAKARTA, carvaganza.com – Mungkin Anda berpikir judul tulisan ini terlalu provokatif. Apa hubungannya pabrikan mobil terhadap Michael Jackson, bahkan terhadap perkembangan genre musik pop modern? Apakah karena tape atau sistem infotainment di dalam mobil mempengaruhi lahirnya bintang pop di dunia? Bukan ke sana arahnya. Ini disebabkan adanya hubungan pabrik mobil dengan kelahiran  perusahaan rekaman (record label) Motown yang telah banyak membidani lahirnya bintang-bintang musik dunia. Dan berhubungan dengan Berry Gordy Jr, sang pendiri Motown. Semasa muda, Berry Gordy Jr. pernah bekerja di pabrik mobil Lincoln-Mercury pada tahun 1955. Waktu itu Ia juga menjadi pengarang lagu (songwriter). Sebagai anak muda yang sudah menikah, Ia harus menghidupi keluarga, makanya Ia bekerja sebagai karyawan pabrik mobil. Baca juga: Kisah Dibalik Penciptaan Mobil Terindah Di Dunia Berry Gordy Gajinya lumayan, US$ 86,40 per minggu, cukup untuk menambah biaya hidup. “Rangka-rangka mobil yang berjalan pelan menjadi pemandangan yang paling indah dalam hidup saya,” tulisnya dalam autobiografi To Be Loved. “Sebuah kesederhanaan yang menyenangkan bagaimana orang melakukan sesuatu hal yang berulang terus menerus.” “Selain bekerja rutin harian, saya menyanyi dan menulis lagu,” tulis Gordy. Dua tahun bekerja di pabrik mobil, sudah cukup bagi Gordy. Ia memutuskan tak mau menghabiskan hidupnya di situ. Apalagi namanya di musik semakin moncer dan lagu-lagu ciptaannya banyak digemari musisi.

Kelahiran Motown, record label

Pada tahun 1957, Gordy mengundurkan diri dari Lincoln-Mercury. Ia memilih mengejar hobi  dan kariernya di musik. Waktu itu Ia sudah bergaul dengan penyanyi Jackie Wilson dan songwriter Smokey Robinson. Perjalanan hidupnya terus bergulir. Dua tahun kemudian, tepatnya 1959, Ia mendirikan label rekaman Tamla Record di rumahnya di 2648 West Grand Boulevard, Detroit. Bagian depan rumahnya Ia beri tulisan besar, “Hitsville U.S.A.” Mungkin tulisan tersebut terkesan sombong, tapi menurut Gordy, tulisan itu menjadi penyemangat hidupnya dan merupakan bagian dari mimpi. Tak lama kemudian, nama Tamla Record berubah menjadi Motown. Baca juga: Mengintip Museum Perjalanan Peugeot, Ada Koleksi Ratusan Kendaraan Foto: Gettyimages, sumber: www.roadandtrack.com Motown saat itu menjadi record label yang betul-betul mandiri. Tidak seperti kebanyakan perusahaan rekaman waktu itu. Semuanya dilakukan sendiri alias in-house mulai dari pengarang lagi, backing musisi, studio rekaman, produser dan lain-lain yang ada urusannya dengan rekaman. “Betul-betul mandiri. Kepemilikan berarti produksi. Menurut saya karena itulah Motown bisa sukses, dan praktek seperti itu tidak lumrah,” tulis Adam White yang menulis buku ‘Motown: The Sound of Young America’. Buku itu ditulis bersama sales chief Motown, Barney Ales.

Mencontek prinsip kerja pabrik mobil

Kenapa Motown memilih swasembada rekaman? Hal itu dipengaruhi pengalaman Gordy bekerja di pabrik mobil. Pola kerja di Motown meniru konsep yang dibentuk oleh prinsip-prinsip kerja yang dipelajari di Lincoln-Mercury. “Di pabrik, mobil itu dibuat mulai dari frame (rangka), lalu dinaikkan ke conveyor belt untuk dirakit menjadi mobil sampai proses akhir. Saya juga ingin memakai konsep yang sama untuk perusahaan saya, sudah berikut artis, lagu dan rekamannya.” “Saya ingin membuat tempat di mana seorang anak jalanan masuk ke dalam satu pintu yang tidak dikenal dan keluar menjadi artis rekaman – jadi seorang bintang,” tulis Gordy. The Miracles - Foto: www.live.wrdv.com Layaknya pabrik mobil, Gordy bahkan membuat divisi Quality Control. Konsep ini juga Ia tiru dari pabrik Lincoln-Mercury. Billie Jean Brown menjadi orang pertama yang diajak kerja menjadi asisten Loucye Gordy, adik Berry, yang memimpin divisi tersebut. Tugas divisi ini, menganalisa lagu-lagu yang bakal jadi hit. Loucye bertugas mendengarkan semua lagu yang diproduksi Motown, memilih lagu terbaik dan membawanya ke miting mingguan. Pasalnya, sebagian besar artis Motown tidak menulis dan memproduksi sendiri lagunya. Lagu-lagu itu umumnya dikarang oleh artis lain, lantas ditentukan mana lagu yang paling oke dan bisa diserahkan kepada penyanyi yang paling cocok. Dalam waktu singkat, Motown langsung meraih sukses. “Shop Around” by The Miracles tahun 1961 menjadi single pertama Motown yang terjual satu juga kopi. Menduduki peringkat teratas chart Billboard R&B dan urutan kedua tangga lagu Pop. Setelah itu menyusul “Please Mister Postman” oleh The Marvelettes memuncaki chart Pop. Prestasi sukses terus bergulir bagi Motown. The Jackson 5. Foto: www.wikimedia.org Cara-cara Motown saat itu dianggap bukan cara ortodoks. Mereka menempuh cara yang berbeda dari record label lainnya. Pada tahun 1963 lahirlah grup Holland-Dozier-Holland dan juga Stevie Wonder, yang masih berumur 12 tahun. Beatles juga pernah membawakan tiga lagu Motown. Menyusul pula Marvin Gaye, Diana Ross, Nelson George dan lain-lain. Grup The Jackson 5, yang dipunggawai oleh Michael Jackson, juga lahir dari Motown. Single pertama mereka, ‘I Want You Back’ tahun 1969 langsung memuncaki tangga lagup pop. Tiga single berikutnya juga meledak. Namun era The Jackson 5 mengakhiri metode ‘Pabrik Mobil’ yang diterapkan Motown. Banyak faktor yang mempengaruhi cara itu sudah ketinggalan jaman. Salah satunya, Motown sudah tumbuh semakin besar dan taste orang terhadap musik dan bermusik pun berubah. Sumber: www.roadandtrack.com EKA ZULKARNAIN    

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature