Modifikasi Ferrari F12 Berlinetta Bergaya Retro Lansiran Touring Superleggera

Modifikasi Ferrari F12 Berlinetta Bergaya Retro Lansiran Touring Superleggera
MILAN, Carvaganza.com – Apa jadinya kalau supercar Ferrari F12 Berlinetta didandani dan kemudian ditransformasi ke dalam bentuk yang lebih agresif? Sebagai supercar dengan postur dan kecepatan yang sangat menarik, Berlinetta menjadi wujud yang lebih enak dipandang.

Itu yang dilakukan Karoseri asal Italia, Touring Superleggera mengenalkan Aero 3 yang mengambil basis dari F12 Berlinetta. Model terbaru hasilan Superleggera ini mengombinasikan nuansa modern dengan retro, di mana ubahannya bukan cuma tampilan, melainkan juga performa mobil.

Aero 3 terinspirasi dari lini balap produksi 1930-an dan 1950-an. Hanya diciptakan 15 buah, masing-masing unit diklaim membutuhkan waktu kurang lebih 5 ribu jam untuk membuatnya. Walau diubah total, siluet Ferrari F12 masih terpampang dominan. Bentuknya pun menjadi representasi kemampuan rekayasa perusahaan di bidang aerodinamika. Ya, mereka memang sering bermain dengan terowongan angin ketika menciptakan produk. Guna mendapatkan performa mumpuni.

Baca juga: Ferrari Portofino M Tawarkan Tampilan Baru dan Performa Lebih Sporty



Tampangnya meminjam beberapa proyekan Touring Superleggera dengan tiga bukaan terpisah berbingkai. Menariknya lubang di tengah mempunyai desain menyerupai grille triangular khas Alfa Romeo. Walau pada Aero 3 bentuknya lebih trapezoid. Padahal model ini dikembangkan secara independen, tanpa ada kerjasama dengan brand sama-sama dari Italia itu. Untuk kedua lubang yang mengapit menegaskan kesan sporty, berfungsi mengalirkan udara ke ruang mesin. Ini masih ditemani saluran di ujung bumper yang mengalirkan udara ke ruang roda depan.

Sementara di belakang punya ciri dari Alfa Romeo Disco Volante. Model yang dikembangkannya pada 1952, kemudian diperbarui pada 2013 dan 2016. Terlihat dari buritan membulat dengan lampu horizontal sipit. Serta lubang knalpot berbingkai persegi bersudut tumpul. Elemen paling menarik perhatian adalah sirip masif tertanam dari tengah hingga ke belakang, kemudian berlanjut sampai diffuser. Membuatnya terkesan jadul. Keberadaannya pun menyebabkan kaca belakang tereliminasi. Kemungkinan proses parkir mundur disokong kamera belakang agar aman. Semua komponen dibuat dari serat karbon untuk mengoptimalkan bobot.

Louis de Fabribeckers, Kepala Desainer Touring Superleggera mengungkapkan, imbuhan yang natural pada kabin berbentuk air mata memang tak berkontribusi pada kemampuan mengalirkan angin. “Tapi membangkitkan warisan aerodinamika Touring sejak 1930-an hingga sekarang,” jelasnya.



Baca juga: GP ke-1000 Ferrari di Mugello: Livery Spesial Sampai Aksi Schumacher

Di balik bodi tertanam engine liar V12 berkubikasi 6,3 liter. Mampu menghasilkan tenaga 740 PS di putaran 8.250 rpm dan torsi 689 Nm pada 6.00 rpm. Jantung pacu dihubungkan ke roda lewat girboks otomatis sequential 7-speed dengan paddle shift. Sasis aluminium dan sistem kelistrikan dibiarkan tak tersentuh. Namun, dimensi memanjang 200 mm dari model asli. Bodi pun digantikan dari aluminium menjadi carbon fibre, sehingga memangkas berat sampai 150 kg. Klaimnya, Aero 3 dapat melesat dari posisi nol ke 100 kpj dalam 3,1 detik, dengan kecepatan puncak 339 kpj.

Unit terpamerkan dilabur kelir bernama Stratosphere Red. Cat yang sama dipakai pada Disco Volante 2013. Terdapat tulisan 19 pada sisi. Ini mereferensikan nomor balap Alfa Romeo 8C 2900 B LM Coupe Berlinetta Aerodinamica buatan Touring Superleggera, yang mengikuti balap Le Mans pada 1938. Rona sama juga meliputi interior, tapi dikombinasikan bersama detail trim aluminium dan serat karbon, serta kulit Foglizzo.

Baca juga: Demi SUV, Ferrari Stop Produksi 2 Model Ini

Walau sudah dikenalkan, tak diungkapkan berapa berapa harga jualnya. Kemungkinan tidak murah, melihat komponen dan dapat dipersonalisasi sesuai keinginan pelanggan. Meski begitu, dikatakan tiga unit sudah laku terjual.

Perusahaan berbasis di Milan, Italia ini memang sudah lama menggarap beragam mobil Eropa. Berdiri pada 1926, Touring Superleggera sempat menghentikan usaha pada 1966. Hingga akhirnya pada 2008 kembali beroperasi dengan pengelola berbeda. Keunikan desain yang selalu diusung membuatnya sering dilirik pabrikan otomotif, seperti Aston Martin, BMW dan tentunya Alfa Romeo untuk berkolaborasi.

MUHAMMAD HAFID

 

 

 

 

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature