Menguji Kemampuan Mobil Listrik Mercedes-Benz C 350 di Malaysia

KUALA LUMPUR, 17 Mei 2018 -- Selain mengenalkan SUV A concept yang pernah ada di Frankfurt motor show, Mercedes-Benz Malaysia (MBM) mengajak Carvaganza dan beberapa awak media Indonesia untuk mencicipi mobil listrik yang hadir lebih awal di Asia, seperti E 350 e AMG line dan C 350 e AMG line.
Carvaganza diberi kesempatan untuk mencoba C 350 e AMG line untuk mengelilingi kota Malaysia. Sebelumnya perlu diketahui basic mobil sama seperti C 300 AMG line. Mesin 2.0 liter dengan dimensi bodi yang kompak. Hal yang membedakannya, adalah badge EQ Power tertera pada fender depan kiri dan badge Plug in Hybrid di fender depan kanan bodi mobil.
Tombol start/stop mulai saya tekan, mesin listrik mulai menyala. Hanya saja tidak ada getaran mesin dan raungan suara khas AMG. Tapi ini seperti mobil Tesla yang tanpa suara. Pedal gas pun mulai saya sentuh secara perlahan untuk memulai perjalanan.

Saya mengawali dengan mode elektrik untuk menuju titik pertemuan pertama di Petronas, Pahang, Selangor sejauh 14 kilometer. Klaim Mercedes-Benz battery dapat tersisa 2-3 kilometer, namun saya dapat menyisakan battery 50% dengan sisa jarak tempuh 6-7 kilometer. Klaim mengenai battery sendiri secara full dapat menempuh jarak 33 kilometer. Sayangnya saat saya mencoba dari awal battery hanya 80%.
Kemudian menuju titik point kedua yakni The Chateau Spa & Organic Wellness Resort, Lebuhraya Karak. Dimana jalur yang dilalui adalah tol, pegunungan yang berlika-liku dan tentunya membutuhkan kerja mesin lebih besar.

Mode hybrid saya aktifkan pada route kedua ini. Selama melalui jalur tol lebuhraya mobil otomatis mengaktifkan elektrik mode dan ketika ia habis maka mesin langsung menyala tanpa ada lag saat mesin hidup. Kebosanan pada jalur tol yang hanya lurus saja, membuat saya mencoba dengan mode Sport. Dua mesin menyala sekaligus, sejak awal berakselerasi ia memberikan lontaran tenaga luar biasa bahkan kepala saya terpental kebelakang sangat kencang dan cepat. It’s awesome!
Jalur pegunungan Bukit tinggi yang berliku saya hadapi dengan agresif untuk melakukan maneuver tajam. Bobot bodi yang menjadi lebih berat karena adanya battery dibawah bagasi membuat mobil terasa lebih rigid dan stabil saat menikung tajam pada setiap tikungan. Terlebih lagi semua mobil elektrik Mercedes-Benz sudah dibekali dengan air suspension sehingga penumpang tentu akan lebih merasa nyaman daripada C 300 yang masih menggunakan suspensi multi link.

Tak lama saya akhirnya sampai di The Chateau Resort. Bangunan dari batu-batu layaknya kerajaan yang ada di film Disney berada tepat didepan saya. Bahkan didalam saya disuguhkan kolam renang seperti dirumah seorang raja Arab. Hal ini merupakan gambaran sang C 350 e dengan konsep simple, mewah dan nyaman.
EQ juga sudah diperkenalkan di Indonesia pada ajang IIMS 2018 dengan menghadirkan E 350 e pada area pameran dan area test drive. Hanya tinggal tunggu waktu saja kapan secara resmi EQ siap melantai di pasar otomotif tanah air.

VALDO PRAHARA (MALAYSIA)
Carvaganza diberi kesempatan untuk mencoba C 350 e AMG line untuk mengelilingi kota Malaysia. Sebelumnya perlu diketahui basic mobil sama seperti C 300 AMG line. Mesin 2.0 liter dengan dimensi bodi yang kompak. Hal yang membedakannya, adalah badge EQ Power tertera pada fender depan kiri dan badge Plug in Hybrid di fender depan kanan bodi mobil.
Tombol start/stop mulai saya tekan, mesin listrik mulai menyala. Hanya saja tidak ada getaran mesin dan raungan suara khas AMG. Tapi ini seperti mobil Tesla yang tanpa suara. Pedal gas pun mulai saya sentuh secara perlahan untuk memulai perjalanan.

Saya mengawali dengan mode elektrik untuk menuju titik pertemuan pertama di Petronas, Pahang, Selangor sejauh 14 kilometer. Klaim Mercedes-Benz battery dapat tersisa 2-3 kilometer, namun saya dapat menyisakan battery 50% dengan sisa jarak tempuh 6-7 kilometer. Klaim mengenai battery sendiri secara full dapat menempuh jarak 33 kilometer. Sayangnya saat saya mencoba dari awal battery hanya 80%.
Kemudian menuju titik point kedua yakni The Chateau Spa & Organic Wellness Resort, Lebuhraya Karak. Dimana jalur yang dilalui adalah tol, pegunungan yang berlika-liku dan tentunya membutuhkan kerja mesin lebih besar.

Mode hybrid saya aktifkan pada route kedua ini. Selama melalui jalur tol lebuhraya mobil otomatis mengaktifkan elektrik mode dan ketika ia habis maka mesin langsung menyala tanpa ada lag saat mesin hidup. Kebosanan pada jalur tol yang hanya lurus saja, membuat saya mencoba dengan mode Sport. Dua mesin menyala sekaligus, sejak awal berakselerasi ia memberikan lontaran tenaga luar biasa bahkan kepala saya terpental kebelakang sangat kencang dan cepat. It’s awesome!
Jalur pegunungan Bukit tinggi yang berliku saya hadapi dengan agresif untuk melakukan maneuver tajam. Bobot bodi yang menjadi lebih berat karena adanya battery dibawah bagasi membuat mobil terasa lebih rigid dan stabil saat menikung tajam pada setiap tikungan. Terlebih lagi semua mobil elektrik Mercedes-Benz sudah dibekali dengan air suspension sehingga penumpang tentu akan lebih merasa nyaman daripada C 300 yang masih menggunakan suspensi multi link.

Tak lama saya akhirnya sampai di The Chateau Resort. Bangunan dari batu-batu layaknya kerajaan yang ada di film Disney berada tepat didepan saya. Bahkan didalam saya disuguhkan kolam renang seperti dirumah seorang raja Arab. Hal ini merupakan gambaran sang C 350 e dengan konsep simple, mewah dan nyaman.
EQ juga sudah diperkenalkan di Indonesia pada ajang IIMS 2018 dengan menghadirkan E 350 e pada area pameran dan area test drive. Hanya tinggal tunggu waktu saja kapan secara resmi EQ siap melantai di pasar otomotif tanah air.

VALDO PRAHARA (MALAYSIA)
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature