Kejurnas IOF NC 2019 Seri 1, Adu Taktik dan Strategi
BENGKULU, 15 Juli 2019 – Kejuaraan Nasional IOF NC 2019 Seri 1 di Bengkulu akhir pekan kemarin berlangsung seru. Dari 6 SCS yang disediakan selama 2 hari Sabtu – Minggu (13 dan 14 Juli 2019), para offroader harus beradu taktik dan strategi guna menyelesaikan track yang dilombakan.
Sesuai dengan jadwal yang dikeluarkan panitia, tepat pukul 09.00 WIB, Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah yang juga Ketua Pengda IOF Bengkulu ditemani Ketua Umum PP IOF Irjen Pol Drs. Sam Budigusdian, beserta jajaran SKPB Bengkulu melepas bendera start yang sekaligus jadi penanda dimulainya kompetisi offroad menggunakan winch.
“Alam Bengkulu punya beragam keindahan sekaligus memiliki potensi mengembangkan olahraga yang memacu adrenalin. Saya berharap offroader dari berbagai daerah di Indonesia bisa menikmatinya,” kata Rohidin Mersyah.
Sebelum lomba dimulai, Rohidin Mersyah sempat menjajal sebagian lintasan lomba dengan kendaraan tubular bermesin Toyota 3UZ milik Walikota Pagar Alam, Alpian Piuk Maskoni. Cuaca yang panas membuat hampir sebagian besar trek menjadi kering. Handicap yang ada pun berubah. Ada yang menjadi sedikit lebih mudah tetapi juga ada yang jadi lebih sulit. Inilah dunia offroad, perubahan yang terjadi selalu dinamis. Offroader sejati harus siap mengantisipasinya.
Baca juga: Absen 3 Tahun, Kejurnas IOF NC 2019 Kembali Digelar di Bengkulu
Pertarungan di trek winching selalu seru karena tak selamanya offroader papan yang ikut serta seperti Dek Ray (Bali), Dokter Jack (NTB), Joko Permana (Kalimantan Selatan), Candra Dewana (Sumatera Selatan), Ngurah (Bali), Said Dloreng (Kalimantan Timur), Alek (Sumatera Barata) bisa melenggang santai.
Malah Dek Ray gagal finish di SCS 3. “As roda depan putus. Mau recovery susah,” kata mahasiswa asal Bali ini. Batas Waktu Tempuh Maksimum (BWTM) selama 30 menit pun dirasa kurang sekali.
Pun demikian dengan Said Dloreng. Offroader Kaltim pengguna tubular bermesin V8 LS1 ini juga klontang di SCS 5. “Co-driver terlalu cepat memainkan cutting break. Terpaksa ban depan ngangkat akhirnya klontang juga kita,” kata Said Dloreng. Meskipun target waktu untuk fastest SCS selama 15 menit belum bisa terpenuhi. Kondisi trek jadi berubah lebih mudah dengan kondisi skill dan teknologi yang dimiliki offroader sekarang.
“Kejurnas IOF NC Seri 2 di Kalimantan Timur nanti levelnya harus dinaikkan. Harus semakin kejam treknya. Supaya kemampuan offroader makin terasah lagi,” kata Pak Sam, Sapaan akrab Ketua Umum PP IOF.
Hari ini seluruh peserta kembali menyelesaikan total 6 SCS yang tersedia. Di kelas Pro sepertinya Wisnu Murti, offroader muda asal Jatim yang berpasangan dengan AKBP Sumardji, memiliki tabungan point yang bagus. Namun hasil hari ini masih bisa berubah.
RAJU FEBRIAN
Sesuai dengan jadwal yang dikeluarkan panitia, tepat pukul 09.00 WIB, Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah yang juga Ketua Pengda IOF Bengkulu ditemani Ketua Umum PP IOF Irjen Pol Drs. Sam Budigusdian, beserta jajaran SKPB Bengkulu melepas bendera start yang sekaligus jadi penanda dimulainya kompetisi offroad menggunakan winch.
“Alam Bengkulu punya beragam keindahan sekaligus memiliki potensi mengembangkan olahraga yang memacu adrenalin. Saya berharap offroader dari berbagai daerah di Indonesia bisa menikmatinya,” kata Rohidin Mersyah.
Sebelum lomba dimulai, Rohidin Mersyah sempat menjajal sebagian lintasan lomba dengan kendaraan tubular bermesin Toyota 3UZ milik Walikota Pagar Alam, Alpian Piuk Maskoni. Cuaca yang panas membuat hampir sebagian besar trek menjadi kering. Handicap yang ada pun berubah. Ada yang menjadi sedikit lebih mudah tetapi juga ada yang jadi lebih sulit. Inilah dunia offroad, perubahan yang terjadi selalu dinamis. Offroader sejati harus siap mengantisipasinya.
Baca juga: Absen 3 Tahun, Kejurnas IOF NC 2019 Kembali Digelar di Bengkulu
Pertarungan di trek winching selalu seru karena tak selamanya offroader papan yang ikut serta seperti Dek Ray (Bali), Dokter Jack (NTB), Joko Permana (Kalimantan Selatan), Candra Dewana (Sumatera Selatan), Ngurah (Bali), Said Dloreng (Kalimantan Timur), Alek (Sumatera Barata) bisa melenggang santai.
Malah Dek Ray gagal finish di SCS 3. “As roda depan putus. Mau recovery susah,” kata mahasiswa asal Bali ini. Batas Waktu Tempuh Maksimum (BWTM) selama 30 menit pun dirasa kurang sekali.
Pun demikian dengan Said Dloreng. Offroader Kaltim pengguna tubular bermesin V8 LS1 ini juga klontang di SCS 5. “Co-driver terlalu cepat memainkan cutting break. Terpaksa ban depan ngangkat akhirnya klontang juga kita,” kata Said Dloreng. Meskipun target waktu untuk fastest SCS selama 15 menit belum bisa terpenuhi. Kondisi trek jadi berubah lebih mudah dengan kondisi skill dan teknologi yang dimiliki offroader sekarang.
“Kejurnas IOF NC Seri 2 di Kalimantan Timur nanti levelnya harus dinaikkan. Harus semakin kejam treknya. Supaya kemampuan offroader makin terasah lagi,” kata Pak Sam, Sapaan akrab Ketua Umum PP IOF.
Hari ini seluruh peserta kembali menyelesaikan total 6 SCS yang tersedia. Di kelas Pro sepertinya Wisnu Murti, offroader muda asal Jatim yang berpasangan dengan AKBP Sumardji, memiliki tabungan point yang bagus. Namun hasil hari ini masih bisa berubah.
RAJU FEBRIAN
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature