Vietnam Sudah Siapkan Mobil Nasional, Indonesia Kapan?
HANOI, 4 September 2017 – Tak seperti Indonesia yang gembar-gembor, berita mengejutkan datang dari Vietnam. Negara ini mengumumkan rencana hadirnya mobil nasional. Bahkan persiapan sudah berlangsung.
Laporan Reuters menyebutkan Vingroup, pengembang properti terkemuka di negara itu, telah memulai pembangunan pabrik mobil dalam sebuah proyek senilai US$ 1-1,5 miliar pada tahap pertama. Anak perusahaan konstruksi Vingroup Vinfast telah menandatangani MoU dengan Credit Suisse untuk memperpanjang pembiayaan sebesar US$ 800 juta. Pabrik seluas 335 hektare ini berlokasi di Haiphong, sebuah kota di utara Vietnam.
Proyek mobil tersebut merupakan bagian dari rencana ekspansi kelompok tersebut ke dalam industri berat di Vietnam. Sebelumnya, Vingroup telah memasuki sektor ritel dan perawatan kesehatan.
Vingroup mengatakan bahwa pihaknya berharap bisa menjadi produsen mobil papan atas di ASEAN, menghasilkan 500.000 mobil per tahun pada tahun 2025 mendatang. Perusahaan tersebut memperkirakan akan memproduksi 100.000 hingga 200.000 kendaraan per tahun pada tahap pertama, dengan kisaran yang mencakup sedan, SUV tujuh tempat duduk dan motor bertenaga listrik.
Mereka menyebutkan akan melansir motor listrik pertama dalam 12 bulan dan mobil pertama dalam 24 bulan. Vinfast berencana untuk membeli cetak biru mesin mobil dan sistem mekanis utama dari perancang top Eropa dan Amerika.
Impian "mobil nasional" bukanlah hal baru di Asean. Malaysia sudah melakukannya lewat gagasan mantan perdana menteri Tun Dr Mahathir Mohamad yang mendirikan Proton pada tahun 1980-an dan sempat menikmati bulan madu sebelum kalah bersaing. Pada Juni, DRB-Hicom menjual 49,9% saham mereka pada Geely dari Cina.
Indonesia sendiri masih bermimpi memiliki mobil nasional. Sebelumnya mobil Esemka dari Solo sempat digadang-gadang bakal jadi cikal bakal mobas namun hingga saat ini tak ada kabar beritanya.
RAJU FEBRIAN
Laporan Reuters menyebutkan Vingroup, pengembang properti terkemuka di negara itu, telah memulai pembangunan pabrik mobil dalam sebuah proyek senilai US$ 1-1,5 miliar pada tahap pertama. Anak perusahaan konstruksi Vingroup Vinfast telah menandatangani MoU dengan Credit Suisse untuk memperpanjang pembiayaan sebesar US$ 800 juta. Pabrik seluas 335 hektare ini berlokasi di Haiphong, sebuah kota di utara Vietnam.
Proyek mobil tersebut merupakan bagian dari rencana ekspansi kelompok tersebut ke dalam industri berat di Vietnam. Sebelumnya, Vingroup telah memasuki sektor ritel dan perawatan kesehatan.
Vingroup mengatakan bahwa pihaknya berharap bisa menjadi produsen mobil papan atas di ASEAN, menghasilkan 500.000 mobil per tahun pada tahun 2025 mendatang. Perusahaan tersebut memperkirakan akan memproduksi 100.000 hingga 200.000 kendaraan per tahun pada tahap pertama, dengan kisaran yang mencakup sedan, SUV tujuh tempat duduk dan motor bertenaga listrik.
Mereka menyebutkan akan melansir motor listrik pertama dalam 12 bulan dan mobil pertama dalam 24 bulan. Vinfast berencana untuk membeli cetak biru mesin mobil dan sistem mekanis utama dari perancang top Eropa dan Amerika.
Impian "mobil nasional" bukanlah hal baru di Asean. Malaysia sudah melakukannya lewat gagasan mantan perdana menteri Tun Dr Mahathir Mohamad yang mendirikan Proton pada tahun 1980-an dan sempat menikmati bulan madu sebelum kalah bersaing. Pada Juni, DRB-Hicom menjual 49,9% saham mereka pada Geely dari Cina.
Indonesia sendiri masih bermimpi memiliki mobil nasional. Sebelumnya mobil Esemka dari Solo sempat digadang-gadang bakal jadi cikal bakal mobas namun hingga saat ini tak ada kabar beritanya.
RAJU FEBRIAN
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature