Total Ekspor Naik 10% di Triwulan I, Bagaimana Industri Otomotif?

Total Ekspor Naik 10% di Triwulan I, Bagaimana Industri Otomotif?
JAKARTA, Carvaganza.com – Suara optimistis terus dilontarkan di tengah wabah pandemi virus corona (COVID-19). Kementerian Perindustrian mengumumkan industri pengolahan masih mampu menunjukkan geliat yang positif. Hal ini tercermin melalui capaian nilai ekspor sepanjang triwulan I tahun 2020, Januari-Maret, mengalami surplus pada neraca perdagangan. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (21/4), mengungkapkan kinerja pengapalan sektor manufaktur nasional pada tiga bulan pertama tahun ini meningkat 10,11% dibanding periode yang sama tahun lalu (y-o-y). Sepanjang triwulan I-2020, ekspor dari industri pengolahan menembus angka USD32,99 miliar, sedangkan nilai impornya tercatat sekitar USD31,29 miliar. “Sehingga terjadi surplus sebesar USD1,7 miliar. Bahkan, ekspor industri pengolahan pada triwulan I-2020 memberikan kontribusi signfikan hingga 78,96% terhadap total ekspor nasional yang mencapai USD 41,78 miliar,” paparnya. Lima sektor sebagai penyumbang terbesar adalah industri makanan yang membukukan senilai USD7,17 miliar, diikuti industri logam dasar (USD5,48 miliar), industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (USD2,99 miliar), industri pakaian jadi (USD2,02 miliar), serta industri karet, barang dari karet dan plastik (USD1,78 miliar). Meski demikian, Menteri AGK optimistis, Indonesia akan menjadi salah satu dari negara yang diprediksi mengalami recovery lebih cepat dan mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif pascapandemi COVID-19. Laporan International Monetary Fund (IMF), yang menyatakan Indonesia merupakan satu dari tiga negara di dunia yang diprediksi pertumbuhan ekonominya tetap positif pada tahun 2020, meski diterjang pandemi Covid-19. Dua negara lainnya adalah China dan India. “Ini merupakan sebuah optimisme yang harus kita jaga,” tegas Menteri. Baca juga: Cegah COVID-19 Menyebar, Jokowi Larang Mudik Lebaran

Kinerja Otomotif Turun

Lalu bagaimana dengan sktor industri otomotif? Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan belum terlihat perbedaan yang signifikan. Hal ini karena dampak corona pada otomotif baru terjadi di dua pekan terakhir Maret 2020. Sebagian pabrikan masih melakukan produksi dengan normal. Perbedaan akan terlihat jelas pada April ini karena sebagian besar manufaktur menghentikan sementara produksi mereka. Data Gaikindo mencatat pada 3 bulan pertama tahun ini, ekspor kendaraan CBU sebanyak 77.332 unit, CKD 87.141 unit dan komponen 19.401.500 pieces. Sebagai pembanding, pada 2019, hanya ekspor CBU yang naik. Periode yang sama tahun lalu tercatat di angka 70.647 unit. Sebaliknya raihan ekspor CKD dan komponen turun. CKD tercatat 113.873 unit dan komponen 22.144.280 pieces. Sumber Carvaganza di sebuah APM mengungkapkan, dampak corona pada ekspor memang belum terlalu terlihat di Triwulan I ini. Ia mengatakan sebagian manufaktur ngebut menyelesaikan permintaan. “Beberapa memenuhinya di awal Maret. Produksi digenjot guna memenuhi permintaan,” kata sumber yang enggan disebutkan namanya itu. Ia menambahkan meski produksi terpenuhi, persoalan lain muncul karena proses delivery terhambat. “Negara tujuan melakukan lockdown, sehingga tidak bisa dikirim,” kata dia. Dampak COVID-19 pada ekspor, kata dia, akan terlihat jelas di bulan April. “Banyak manufaktur besar menghentikan produksi, jadi tidak ada unit baru, dan tidak ada ekspor. Jadi angka real, akan terlihat akhir bulan ini,” kata dia. Baca juga: TIPS: 7 Langkah ­Sehat Berkendara Saat COVID-19

Ventilator COVID-19

Terkait COVID-19, Gaikindo menyebutkan jika salah satu pemasok atau vendor siap melakukan itu. Tinggal menunggu persetujuan saja. Kukuh Kumara, Sekretaris Jenderal Gaikindo, mengatakan supplier pabrikan otomotif anggota Gaikindo, siap membikin ventilator dalam waktu dekat. Tidak disebut penyuplai untuk brand apa tepatnya. Namun disebutkan jika vendor tersebut lokasi produksi ada di kawasaran Jawa Barat. "Jadi vendor ini melakukan reverse engineering ventilator. Jika disetujui pemerintah, mereka bisa tingkatkan menjadi produk massal," tutur dia seperti dilansir OTO.com. Sebelumnya Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi mendorong para anggota supaya memproduksi alat bantu pernapasan. Ia meminta kepada pemerintah agar dapat menyediakan rekanan ahli. Pendamping itu, lanjutnya, membantu dalam menjabarkan blueprint teknis pembuatan alat bantu pernapasan. Lalu akan dilakukan alih teknologi, sampai memodifikasi fasilitas perakitan mobil yang ada saat ini agar dapat digunakan memproduksi ventilator. Kemudian dapat pula menentukan standar bahan baku kepada supplier. “Kemudian, partner yang sudah berpengalaman itu menentukan standar bahan baku kepada pemasok. Kami hanya membantu menjahitkan,” kata Yohannes Nangoi. Baca juga: Rencana Industri Otomotif Nasional Bikin Ventilator COVID-19 Segera Terwujud ANJAR LEKSANA | RAJU FEBRIAN

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature