TEST DRIVE: Porsche Taycan 4S, Supercar Listrik Dengan Feeling Natural (Bagian 2)

LOS ANGELES, Carvaganza.com – Setelah berbicara tentang akselerasi dan tenaga yang dihasilkan, saya mulai merasakan feeling pengemudian dan pengendaraan.
Sekarang ini, mobil-mobil yang kita kendarai sepenuhnya dikurasi secara elektronik. Jadi feeling pengemudian terasa seperti ‘palsu’, pekerjaan kita sepenuhnya dibantu oleh driving aid elektronik. Feedback yang diberikan oleh permukaan jalan pada setir tak lagi terasa alami.
Jeleknya lagi, kehadiran electric power steering malah menghilangkan feeling di setir. Untungnya, Porsche tak seperti itu. Masih tetap mempertahankan ‘rasa’ itu semaksimal mungkin bahkan mendekati rasa pengemudian hidrolik terbaik yang mereka pernah kembangkan.
Baca juga: TEST DRIVE - Porsche Taycan 4S, Supercar Listrik Dengan Feeling Natural (Bagian 1)
Driving experience yang disuguhkan oleh Taycan nyaris sempurna. Perilaku chassis dan steering bisa menyatu secara proporsional. Experience yang ditawarkan oleh Porsche bisa menjadi benchmark bagi sportscar listrik masa depan yang dibekali tenaga 600 hp.
Porsche menyediakan empat mode pengendaraan yaitu Normal, Sport, Sport Plus dan Range. Tinggal putar kenop pengaturan saja. Gradasinya terasa halus, tapi masing-masing mode punya kelebihan dan kekurangan. Mode Normal terasa pas untuk komuter harian, tapi kalau ingin yang lebih pedas lagi tinggal pilih mode Sport. Akselerasinya jadi lebih cepat.
Setir menjadi terasa lebih berat dan suspensi menjadi lebih stiff (kaku). Semua mode menyenangkan untuk ragam situasi berkendara. Kalau mood lagi berapi-api atau pengen mencoba di trek, bisa memilih Sport Plus. Pengendaraan menjadi sangat agresif dan betul-betul driver-focused.
Mode Range sendiri merupakan sistem pengendaraan di mana kita bisa mendapatkan jarak tempuh maksimal dari baterai yang terisi. Top speed mobil dibatasi menjadi hanya 90 sampai 140 km/jam saja. Tapi posisi itu bisa diubah. Dalam kondisi ekstrim, secara otomatis bisa mengoperasikan hanya motor depan saja untuk mengurangi konsumsi power dari baterai.
Baca juga: Merasakan Kualitas Performa Onroad dan Offroad SUV Porsche
Berlimpah tenaga dan gesit
Semua lubang ventilasi dan flap akan ditutup agar mobil lebih aerodinamis dan drag menjadi kecil. Uniknya lagi, sejumlah peranti tambahan seperti AC, lampu utama dan suspensi akan secara otomatis diseting pada titik konsumsi tenaga paling rendah. Saya memilih Mode Normal karena suspensi disortir dengan baik. Pengemudiannya juga masih terasa tajam, meski tak setajam Sport. Setir terasa enteng di tangan, terasa positif dan objektif dalam membaca kondisi jalan. Meskipun keras, suspensi mampu menyerap bantingan dengan baik dan mengendalikan bobot mobil 2.140 kg. Malah bisa bertambah jadi 2.220 kg jika mengadopsi Performance Battery Pack. Pengendaraannya terasa dinamis. Meski ban memakai Michelin PS4 N-Spec bukan PS4S, handling mobil terasa oke banget dan ngegrip. Mungkin kalau dibalut PS4S, cengkeraman ban akan lebih kuat. Understeer tergolong minimal, mobil mudah sekali dikendalikan. Traksi terasa cukup dengan kemampuan akselerasi yang besar pada saat saya pedal gas saya kickdown. Saya ketagihan untuk membenamkan kaki kanan di pedal gas. Rasanya tak ingin berhenti, ingin terus menambah kecepatan. Mobil terus melesat dalam kebisuan. Tenaga tersalurkan dalam bentuk torsi yang berlimpah secara instan, tak seperti mobil ICE yang menyalurkan torsi di titik-titik puncak. Makanya saya menjadi lebih fokus mengemudi untuk menjinakkan limpahan tenaga mobil yang tersalur.