Red Bull Punya Masalah Yang Panjang, Kurang Lebih 10 CM
JAKARTA, Carvaganza - Musim balap F1 2022 sudah berjalan selama tiga seri. Dan sudah terlihat bagaimana perubahan regulasi yang dibawa oleh badan otomotif dunia, FIA, mempengaruhi jalannya balapan. Tim yang tadinya sulit ditumbangkan, tertatih-tatih. Tim pecundang tiba-tiba ada di depan dan lini tengah. Tapi ada satu tim yang sepertinya akan punya masalah yang agak panjang.
KEY TAKEAWAYS
Apa yang menjadi penyebab masalah tim Red Bull di musim 2022 berjalan?
Menurut Craig Scarborough, pengamat dan ahli teknis F1, kemungkinan besar ada pipa sepanjang 10 cm dari tangki menuju pompa bensin tekanan tinggi yang ‘kalah’.Siapa pembalap Red Bull yang turun di GP Australia 2022?
Max Verstappen dan Sergio Perez.Bukan, bukan Mercedes-AMG. Tapi Red Bull Racing dengan mobil RB18-nya. Memang, asuhan Christian Horner ini punya modal besar, antara lain juara dunia 2021, tapi tidak menghalangi yang namanya masalah untuk menghampiri. Aerodinamika mereka tidak banyak dikeluhkan, mesin kencang, kaki-kaki oke. Pendek kata, apapun yang diminta oleh Max Verstappen dan Sergio Perez yang ada di balik kemudi, bisa dilakoni oleh RB18.
Yang kalah adalah saluran bensin. Kenapa? Untuk mengetahuinya, harap diingat kalau BBM untuk balapan F1 sekarang menggunakan campuran Etanol 10 (E10). Menambahkan etanol ke dalam campuran bensin mungkin mudah saja bagi mobil masal. Tapi di F1, ini adalah masalah. Semua sistem harus diurut ulang, mulai dari material hingga cara kerja pembakaran. Di Dubai dan Arab Saudi, bisa dilihat beberapa mobil F1 yang bokongnya terbakar karena bensin bocor.
Tapi hebatnya, Red Bull tidak mengalami itu. Mereka punya masalah lain. Anda lihat bagaimana RB18 tiba-tiba hilang tenaga di Bahrain? Red Bull mengatakan itu karena ada udara di saluran bensin yang tersedot oleh pompa. Bensin tidak bisa mengalir ke mesin dan mati. Ini disebut efek fuel lock. Hal sama juga bisa terjadi di mobil Anda. BBM dengan E10 menghasilkan uap bensin yang entah kenapa sulit keluar dari tangki atau saluran yang seharusnya.
Red Bull kemudian mengatasi hal ini di Arab Saudi dengan gemilang. Max juara. Tapi ternyata tidak. Di Albert Park, Australia minggu lalu, anak mantan pembalap F1 Jos Verstappen itu gigit jari setelah mobil mogok. Padahal dia sedang berjuang di posisi dua. Lebih dari itu, mesinnya juga mengeluarkan api. Sesuatu yang tidak terjadi sebelumnya.
Helmut Marko, advisor tim Red Bull mengatakan ada kebocoran di sistem BBM. Memang terlihat seperti itu, tapi kalau memang bocor, harusnya api lebih ganas. Seperti yang dialami Pierre Gasly di Bahrain. Menurut Craig Scarborough, pengamat dan ahli teknis F1, kemungkinan besar ada pipa sepanjang 10 cm dari tangki menuju pompa bensin tekanan tinggi yang ‘kalah’. Entah pecah atau silnya bocor. Itulah kenapa, apinya tidak terlalu besar.
Kenapa pipa tersebut bisa bocor? Itu tunggu jawaban dari Red Bull Racing. Yang pasti, Ini mengingatkan kami pada tahun 2005, McLaren Mercedes. Di musim itu, MP4-20 begitu kencang. Tapi juga rapuh. Persis seperti RB18. Dari 19 balapan, menang sepuluh kali, dan enam kali tidak finish.
Saat itu, direktur teknisnya adalah Adrian Newey. Jenius yang selalu menghasilkan mobil kencang di lintasan, namun juga kerap disambangi masalah teknis. Orang yang sama yang kini di belakang layar pengembangan mobil Red Bull Racing. Apakah McLaren MP4-20 sedang ‘terulang’ lagi? Moga-moga tidak. (INDRA ALFARISY/EK)
Baca juga: Deretan Mobil Lelang Paling Langka yang Terjual Tahun Lalu
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature