Perbuatan Cheating Paling Akbar Di Dunia Motorsport (Bagian 1)

Perbuatan Cheating Paling Akbar Di Dunia Motorsport (Bagian 1)
JAKARTA, carvaganza.com -  Dunia motorsport tak pernah lepas dari teknologi. Selain adu kencang , identik  pula dengan teknologi presisi yang dikembangkan dengan tujuan memperbesar gap atau memperkecil gap. Kalau pembalap biasanya fokus pada chequered flag, penonton pada kecepatan, sponsor pada warna dan logo, engineer pada area abu-abu. Bagi technical director dan mekanik, tiada area yang paling indah selain area abu-abu. Bukan hitam dan putih, karena itu pasti. Area antara legal dan terlarang. Area antara terang dan gelap dan biasanya area abu-abu hanyalah garis tipis yang suka dimanfaatkan. Tim-tim juara senang dengan permainan ini. Bagi mereka, inovasi bukan lagi antara moral dan imoral tapi sehalus apa Anda mengakalinya. Jika bisa memanfaatkan itu lalu mengantarkan mobilnya jadi juara, menjadi sebuah kebanggaan. Kalau ketahuan, bisa dianggap sebagai perbuatan curang (cheating) karena mengakali regulasi. Di bawah ini adalah perbuatan curang (cheating) paling akbar di dunia motorsport yang dikenang oleh motorsport enthusiast. Tak jarang menjadi panutan para engineer dunia. Baca juga: Nama-Nama Mobil Yang Mirip Dengan Nama Tim Olahraga

Toyota Celica Turbo, Didier Auriol, Monte Carlo 1993. Foto: www.boxrepsol.com

Skandal Restrictor Plate

World Rally Championship, 1995 Apa itu restrictor plate? Alat yang dipasang di intake mesin untuk membatasi tenaga mesin yang keluar. Kadang juga dipakai pada mobil jalan raya, tapi umumnya pada mobil balap. Tujuannya untuk membatasi top speed sehingga level kompetisi mobil yang dipasangi alat ini sama. Inovasi canggih yang akhirnya menjadi skandal ditemukan oleh engineer Toyota Team Eropa di ajang World Rally Champhionship (WRC). Juara WRC selama tiga musim berturut-turut (1992 – 1994) selalu jatuh kepada pembalap Toyota Celica Turbo yakni Carlos Sainz, Juha Kankkunen dan Didier Auriol. Dominasi itu berakhir tahun 1995 ketika WRC meregulasikan restrictor plate untuk membatasi asupan udara dan memperlamban kecepatan mobil guna meningkatkan keselamatan. Engineer TTE menemukan celah kecil dalam regulasi ini yang bisa dimanfaatkan untuk memaksimalkan pemakaian restrictor plate. Cheatingnya sangat halus dan cerdik, baru teridentifikasi dua balapan jelang akhir musim. Baca juga: Kilas Histori Honda CR-V, Di Jamannya Sempat Dianggap SUV Kemayu (Bagian 1) Petugas menemukan keretakan garis rambut pada restrictor plate Celica. Pelat restrictornya sendiri legal. Tapi restrictor plate yang dipakai Celica dipasang dan dikencangkan dengan menggunakan spring yang sengaja disembunyikan (atau disebut sebagai Beleville washer). Spring alias per ini akan mendorong pelat lebih jauh 5mm dari turbo dari posisi yang semestinya sesuai regulasi. Tujuannya agar udara masuk ke dalam turbo tanpa lewat pelat sehingga mobil mendapat tambahan tenaga 50 hp. Atas perbuatan itu, tim Toyota dilarang mengikuti WRC selama satu musim. Chevrolet Chavelle 1967

Smokey-Gate

NASCAR, 1967-1968 Mungkin balapan NASCAR kurang familiar bagi masyarakat Indonesia. Tapi bagi motorsport and car enthusiast, ini sebuah balapan akbar di Amerika Serikat. Kejuaraan balap paling pro dan money maker terbesar dalam industri motorsport dunia, selain Formula 1. Ada seorang mekanik dan desainer mobil NASCAR yang sangat terkenal di eranya, Smokey Yunick. Nama sebenarnya Henry Yunick, tapi karena senang merokok pipa mendapat sebutan Smokey. Jadi Henry ‘Smokey’ Yunick, lahir pada 25 Mei 1923, wafat pada 9 Mei 2001 silam. Semasa hidupnya sebagai engineer di NASCAR, dikenal sebagai engineer handal mengakali area abu-abu. Inovasi yang paling heboh yang pernah ia buat adalah ketika Ia menurunkan Chevrolet Chavelle di balapan NASCAR akhir 1960an. Kendaraan berpulas hitam-emas itu mengadopsi sejumlah modifikasi halus dan cerdas. Banyak di antaranya tak sesuai dengan buku regulasi. Baca juga: Kilas Histori Honda CR-V, Dipuncaki Dengan Lahirnya Hybrid dan PHEV (Bagian 2) Henry 'Smokey' Yunick Chevrolet Chavelle memakai chassis custom lansiran Chevrolet. Mobil yang diturunkan Yunick bukan tim pabrikan, melainkan privateer tapi dapat dukungan dari pabrikan. Bagian suspensi disetel ulang, roll cage dikaitkan pada frame yang dibuat stiff biar mobil lebih kaku dan stabil sehingga kerjanya menjadi efektif. Pada balapan Daytona 500 musim 1967, meraih pole position mengalahkan tim pabrikan Ford dan Chrysler. Namun, enginenya tidak reliabel. Mendapat kerusakan parah karena mobil sering kecelakaan.  Smokey tak menyerah. Setahun berikutnya pada musim 1968, Ia bawa lagi mobil baru yang nyaris identik dengan Chevrolet Chavelle yang dipakai musim 1967. Tapi yang ini ia bangun sendiri. Chassisnya identik, memiliki distribusi bobot lebih baik dan lebih aerodinamis. Bumper depan dibikin lebih dalam agar bisa menjadi air dam yang lebih efektif. Talang air hujan dan trim kaca dibuat sejajar dengan bodi. Tepian atap dibuat menjorok ke atas seperti spoiler. Bagian kolong mobil dibuat lebih halus dengan floorpan dimodifikasi untuk mempertinggi aliran udara bersih. Inovasinya kegep NASCAR, lantas dinyatakan melanggar regulasi. Chavelle dilarang ikut Daytona 500 musim 1968, kecuali mengubah 9 aspek pelanggaran di mobilnya. Bahkan ketika petugas NASCAR melepaskan tangki bahan bakar untuk diperiksa, lantas menyuruh Yunick menyalakan mobil tanpa tangki bensin, mobilnya nyala. Petugas langsung minta Yunick membawa mobil ke pit, sambil bilang, “sekarang bikin jadi 10 perubahan.” (Bersambung…) Sumber: www.roadantrack.com EKA ZULKARNAIN

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature