Kilas Histori Honda CR-V, Di Jamannya Sempat Dianggap SUV Kemayu (Bagian 1)
JAKARTA, Carvaganza.com - Kehadiran Honda CR-V Plug-in Hybrid (PHEV) di Beijing International Automotive Exhibition di Cina memuncaki member line-up SUV kompak tersebut. Kini sudah nyaris lengkap jantung penggerak yang dipunyai CR-V dari mulai mesin konvensional (ICE – Internal Combustion Engine) sampai tenaga listrik dengan sistem charging. Sejak hadir di Indonesia tahun 2000an, CR-V menjadi SUV terlaris di kelasnya. Kendaraan ini meraih angka penjualan yang tebal. Tapi tahu enggak CR-V itu bukan sembarang nama yang dipasang dan memiliki kepanjangan? “Comfortable Runabout Vehicle”, penamaan yang lucu di telinga kita sekarang, tapi di eranya nama itu happening. Menyangkut soal kebaruan dalam berkendara yang ingin diperlihatkan CR-V pada pertengahan 1990-an. Waktu dibuat, Honda sudah menyadari bahwa CR-V itu bukanlah SUV tulen, tapi berpostur jangkung. Bahkan bagi pasar Amerika Utara, CR-V dianggap seperti wagon, namun feeling handlingnya mirip sedan dan hemat bahan bakar. Baca juga: Lengkapi Versi Hybrid, Honda CR-V PHEV Mendebut Di Pameran Beijing Mau disebut SUV, tampangnya dianggap lebih kemayu, bodinya juga mengadopsi monokok. Cuma memang menggendong ban cadangan di belakang. Penamaan ‘crossover’ pada waktu itu belum happening seperti sekarang. Makanya dipilihlah istilah ‘soft-roader’, karena pada tahun segitu, mobil SUV identik dengan body-on-frame. Di kancah nasional, CR-V tadinya bermain sendirian. Segmen tersebut memang tak terlalu gemuk dibandingkan kelas MPV, tapi punya fans setia. Seiring dengan berkembangnya pasar, justru segmen tempat bermainnya CR-V bertambah sempit karena mesti berbagi dengan X-Trail, Ford Escape (waktu itu), Mitsubishi Outlander, Chevrolet Orlando dan lain-lain.
Generasi 1 (1996 – 2001)
Generasi pertama habis sampai 2001 ketika model baru diperkenalkan. Pada awalnya yang tersedia hanya satu varian yakni LX, dengan adopsi mesin 4 silinder segaris 2000 cc, bertenaga 126 hp. Generasi pertama gampang dikenali karena bagian luar body terbungkus plastik. Menutupi bumper depan, belakang dan fender. Front grille beraksen krom. Mengadopsi mesin bensin 4 silinder segaris 2.0 liter dengan produksi tenaga 126 hp dan torsi 182. Berpenggerak roda depan yang tenaganya disalurkan oleh girboks manual 5 percepatan dan otomatis 4-speed. Baca juga: Lengkapi Versi Hybrid, Honda CR-V PHEV Mendebut Di Pameran Beijing
Generasi II (2002 – 2004)
Masuk ke generasi kedua, CR-V mendapat perubahan besar. Mesin baru dengan kode K24A1, sebelumnya berkode B20B. Tenaganya ditambah menjadi 160 hp, lebih tinggi dari generasi sebelumnya yang hanya 126 hp. Untuk Kawasan Asia Tenggara mesin sama, tapi hasilan tenaga lebih rendah hanya 150 hp dengan torsi 190 Nm. Untuk pasar Amerika Utara, tenaga 160 hp dengan torsi 190 Nm. Angka konsumsi bahan bakarnya sama berkat sistem i-VTEC yang ditanamkan pabrikan. Chassis mendapat sentuhan perubahan, mobil dibuat lebih rigid dan kapasitas ruang bagasi lebih besar. Sektor suspensi mendapat updated, menjadi depan MacPherson strut, belakang double wishbone reactive-link. Baca juga: Honda CR-V PHEV Telah Meluncur di Cina, Ini Kelebihannya Untuk pasar Indonesia, generasi kedua sudah tidak lagi CBU. Melainkan sudah dirakit di fasilitas perakitan Honda Prospect Motor (HPM) di Karawang, Jawa Barat. Terdapat tiga pilihan transmisi manual 5 percepatan, otomatis 4 speed dan otomatis 5-speed.
Facelift model (2004 – 2007)
Sebelum masuk generasi ketiga yang bentuknya berubah drastis, pabrikan melakukan model facelift terlebih dulu. Terjadi di pertengahan 2005. Lampu belakang dan depan baru dengan bagian lampu sein dipisahkan. Pada grille terpasang dua bilah horizontal, bukan satu. Untuk high beam dan low beam mendapat lampu terpisah. Velg pun lebih besar, dari 15 inci menjadi 16 inci. Pengaturan audio sudah terpasang di setir. Headrest belakang dibuat lebih kecil agar pandangan pengemudi ke belakang lebih bagus lagi.
Generasi III (2007 – 2010)
Mengalami perubahan besar. Tampilan eksterior berubah drastis, bodinya terkesan bongkok. Pintu bagasi yang tadinya model rear liftgate (kaca belakang bisa dibuka), berganti jadi pintu buka samping. Di belakang pun tidak lagi ada ban cadangan. Dimensi mobil dibuat lebih pendek dan ground clearance lebih kate. Center of gravity juga lebih rendah karena ban cadangan dipindah ke kolong mobil. Mesin yang dipakai masih K-series yang sama, 4 silinder segaris 2.4 liter. Untuk pasar Asia masih ada yang memakai 2.000 CC. Tenaga yang dihasilkan oleh versi 2.4 liter, 166 hp pada 5800 rpm dan torsi 218 Nm pada 4.200 rpm. Untuk pasar Eropa dan beberapa pasar Asia juga tersedia versi mesin diesel 2.2 liter i-CTDI. (Bersambung…) Sumber: ragam sumber EKA ZULKARNAIN
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature