Menikmati Sensasi Ferrari GTC4Lusso di Dubai

Menikmati Sensasi Ferrari GTC4Lusso di Dubai
DUBAI, 29 November 2017 – Menerima undangan Ferrari selalu membuat saya exciting. Maklum mengendarai The Prancing Horse bukanlah pengalaman sehari-hari buat saya. Nah, ketika undangan eksklusif mengikuti Regional Driving Experience di Dubai, Uni Emirat Arab, tiba di kantor redaksi Carvaganza, sayapun mengiyakan untuk ikut serta. Ferrari menjanjikan pengalaman tak terlupakan.

Setelah terbang selama 8 jam lebih, saya tiba di Dubai, satu dari tujuh Emirat yang tergabung dalam Uni Emirat Arab. Kejutan langsung saya dapatkan. Ferrari menempatkan kami menginap di Jumeirah Zabeel Saray sebuah Hotel dan Resort bintang lima yang terinspirasi arsitektur dan seni Ottoman. Hotel ini berada di Palm Jumaireh yang ikonik. Dari kamar hotel saya bisa menyaksikan Arabian Gulf dan Dubai skyline.

Pengalaman kami dimulai besok pagi. Usai sarapan, kami mendapat briefing dari dua Pilotas, semacam instruktur, yang didatangkan langsung dari markas besar Ferrari di Maranello, Italia. Mereka memberikan tips bagaimana mengendarai sporstcar dan supercar “sekelas” Ferrari. “We want you to enjoy the car,” kata Andrea, salah satu pilotas.

Ternyata hanya ada delapan jurnalis yang ikut serta di sesi test drive kali ini. Saya dan Renaldi Hutasoit dari Indonesia, dua jurnalis Malaysia dan Korea Selatan, serta masing-masing satu jurnalis dari Thailand dan Singapura.

Selesai briefing kami menuju halaman depan hotel. Di depan sudah terparkir empat unit Ferrari yang bakal kami uji yaitu Ferrari 448 GTB berwarna kuning, Ferrari 812 Superfast warna merah, GTC4Lusso T dengan warna abu-abu, serta GTC4Lusso berkelir putih yang jadi “jatah” saya.



Rekan saya kali ini adalah Tien Chew, Senior Digital Editor Malaysia Tetler. Entah mengapa setiap kali test drive dengan Ferrari, saya selalu mendapat pasangan dari Malaysia. Seperti saat mencoba Ferrari GTC4Lusso T di Monteriggioni, Siena, Italia, pada bulan Maret lalu, saya juga berpasangan dengan jurnalis asal Negeri Jiran.

Saya meminta Tien Chew pertama mengemudi. Rute pertama kali adalah dari Zabeel Saray menuju Ritz Carlton Al Wadi Desert di Ras al-Khaimah. Ras al-Khaimah adalah Emirates yang berbeda dengan Dubai. Dari hotel kami menuju Sheikh Zayed Road, Umm Suqeim Road, kemudian Sheikh Mohammed Bin Zayed Road – Sharjah menuju Ras al-Khaimah yang berjarak sekitar 117 km.

Saat masuk ke kabin, saya duduk di sebelah kanan karena mobil ini menggunakan setir kiri. Tampilan kabinnya mirip dengan sang adik GTC4Lusso T. Baik dari sisi desain maupun penempatan tombol-tombol pengaturan.



“It’s my first time to drive left-hand drive. Tak biasalah,” kata Tien Chew mengaku dengan bahasa Inggris campur Melayu. Ternyata Tien Chew tak butuh lama untuk beradaptasi dengan supercar 4 penumpang tersebut. Hanya 10 menit dia sudah beberapa kali menekan gas cukup dalam. Hanya saja Dubai yang menjadi kota terpadat di UEA membuat kalanan cukup ramai sehingga kami belum bisa merasakan secara maksimal kemampuan GTC4Lusso. Begitu masuk tol, Tien Chew tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menggeber GTC4Lusso.

Saya baru mendapat jatah menyetir setelah kami beristirahat di sebuah stasiun pengisian bahan bakar. Saat duduk di bangku pengemudi, saya seperti kembali ke Italia. Semua pengaturan, mulai dari tombol engine start stop, pengaturan suspensi, lampu utama, turn signal alias lampu sein, driving mode, penerima panggilan telepon, bahkan washer untuk wiper semuanya ada di lingkar kemudi – persis GTC4Lusso T.

Saat mesin dihidupkan, raungan knalpot langsung terdengar. Mesin tipe V12 – 65 derajat berkapasitas 6.262 cc benar-benar menghasilkan tenaga “raksasa”. Tenaga 680 hp pada 8,000 rpm dan torsi 697 Nm pada 5.750 rpm membuat tubuh saya tersentak ke belakang. Data teknis ini lebih hebat dibandingkan mesin V8 Twin Turbocharge milik GTC4Lusso T.



Di awal saya menggunakan mode otomatis. Lantaran tenaganya yang besar, saya tak perlu menekan gas dalam-dalam untuk membuat mobil melesat dengan cepat. “Jabbar, great,” kata saya yang diiyakan Thien Chew. Kemudian saya teringat omongan Andrea saat briefing, “Why not try the fastest gearbox in the world?.” Langsung saya menggunakan mode manual dengan memanfaatkan paddle shift di belakang kemudi. Sensasi transmisi 7-speed F1 DCT milik GTC4Lusso jauh lebih asik. Saya bisa “memaksa” putaran mesin hingga maksimal.

Data resmi Ferrari menyebutkan jika GTC4Lusso bisa menempuh 0-100 km/jam dalam 3,4 detik saja dan top speed 335 km/jam. Meski Andrea beberapa kali mengingatkan soal “speed limit” dan kamera pemantau, saya sempat menggeber mobil ini sampai 275 km/jam.

Tiba di Ritz Carlton Al Wadi Desert Ras Al Khaimah, saya kembali dibuat terkesima. Hotel dan Resort ini berada di tengah gurun pasar Al Wadi. Jalanan menuju lokasi kami disuguhi hamparan pasir di kiri kanan jalan. Kamar yang disiapkan Ferrari sangat mewah. Setiap kamar memiliki kamar mandi yang sama luas dengan kamar. Dan, kolam renang pribadi yang menghadap ke gurun pasir. Wuihh….

RAJU FEBRIAN (DUBAI)

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature