Kaleidoskop 2020: 6 Jalanan Favorit di Indonesia

Kaleidoskop 2020: 6 Jalanan Favorit di Indonesia

JAKARTA, Carvaganza - Sepanjang 2020 ini, kami sudah mencoba belasan kendaraan roda empat dan roda dua dari segala segmen. Destinasi dan jalanan yang kami tempuh pun beragam untuk mendapatkan driving experience yang kemudian kami share kepada para pembaca. Untuk pertama kalinya, kami pun menurunkan tulisan jalanan-jalanan favorit yang dilewati oleh para jurnalis OTO Media Group (OTO.com, Carvaganza.com dan Zigwheels.co.id) sepanjang 2020. Jalanan-jalanan yang dilewati itu bisa ditempuh pada saat melakukan test drive atau pun bukan, misalnya pada saat melakukan turing atau aktivitas otomotif lainnya. Berikut adalah jalanan-jalanan favorit kami. Kaleidoskop 2020: 6 Jalanan Favorit di Indonesia

ANJAR LEKSANA Jalan Menuju Gunung Kapur Margasari, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah

Salah satu jalan yang paling disuka selama berkendara dan menguji mobil ialah medan berlumpur. Lokasi tepatnya di lahan semi off-road menuju destinasi wisata danau gunung kapur di Margasari - Tegal. Lantaran berlum berlapis aspal, saat musim hujan kondisinya sangat bencek dan licin. Kenapa menjadi lokasi paling menarik? Nah, selain menikmati pemandangan alam sublim, trek off-road ringan juga jadi lokasi tes suspensi dan mode Snow di salah satu kendaraan Jenama Tiongkok. Faktanya, di Indonesia tak ada salju. Tapi di dalam SUV macam DFSK Glory i-Auto tertanam fitur itu. Sebetulnya perangkat semacam masih bisa dimanfaatkan saat melewati jalan licin berlumpur. Tombol pengaktifan ada di konsol tengah, kiri tuas transmisi. Tatkala diaktifkan, ECU berusaha menjaga putaran ban mendapat traksi optimal. Walau pedal akselerator ditekan, roda tidak menggelincir. Ini jadi poin apik yang mungkin jarang terpikirkan oleh konsumen di Indonesia. Selain itu, bentang alam di sana sangat menarik untuk dijelajahi. Dari jalan raya (beraspal) hingga masuk lokasi tidak terlalu jauh. Namun pengendara bisa menikmati suasana hutan jati, sawah hijau dan tentunya danau kapur. Banyak perbukitan yang sangat menarik untuk dijadikan lokasi berfoto. Sangat indah tatkala diunggah ke akun jejaring sosial. Begitu sampai di lokasi, siapa saja bisa memancing ikan tanpa dipungut bayaran. Asal tetap bertanggung jawab dan membawa peralatan sendiri. Menarik bukan? Baca juga: FEATURE, Pesona Salju di Tateyama Kurobe Alpine Route Kaleidoskop 2020: 6 Jalanan Favorit di Indonesia

EKA ZULKARNAIN Jalur Cipamingkis – Gunung Batu, Jonggol, Jawa Barat.

Dari sekian banyak jalanan yang pernah saya tempuh, ada satu jalan yang menjadi favorit saya sepanjang 2020. Yang menghubungkan antara Curug Cipamingkis, Bogor, Jawa Barat dengan Gunung Batu, Jonggol. Rute ini melewati Desa Sukawangi. Dulu saya pernah lewat jalan sini dengan naik motor trail. Jalurnya waktu itu masih batu pengerasan (makadam) bercampur dengan jalanan bertanah. Memang enak untuk main trail dengan ban pacul, di musim hujan bisa kepeleset-kepeleset dikit. Ban belakang ‘belanja’ terus. Namun waktu itu jalanan yang saya lewati kering, jadi tak terlalu dramatis. Pemandangan yang ditawarkan sangat indah. Sekitar dua bulan lalu, saya lewat sini lagi, dengan kendaraan yang sama, motor trail. Enggak Taunya, jalanannya sudah mulus dibeton dan juga aspal hotmix, sehingga sensasinya agak berbeda ketika dilindas dengan motor trail dengan ban pacul. Jalanan desa yang berkelok-kelok ini agak sempit, tapi mulus, diapit oleh perbukitan. Kita seperti berkendara di punggung gunung. Saya membayangkan kalau ke sini dengan mobil SUV bakal asik banget. Selain berkelok, layoutnya turun naik dengan ragam tingkat kecuraman. Di beberapa tempat kita melewati lembah yang indah. Tawaran pemandangannya luar biasa. Kaleidoskop 2020: 6 Jalanan Favorit di Indonesia

AHMAD KARIM Kelok Pegunungan di Bandung Selatan

Kalau ditanya tipe jalanan favorit saya seperti apa, jawabnya jelas jalan pegunungan. Jalinan dinamis antara kelok tajam, tanjakan, dan turunan menciptakan keseruan tersendiri. Apalagi bila kondisi lalu lintasnya sepi dan beraspal mulus. Bukan mencari kesempatan untuk memacu adrenalin melainkan demi keleluasaan berdansa dengan mobil sembari menikmati indahnya taburan hijau pepohonan dan segala yang tumbuh di atas tanah. Satu momen paling berkesan – dan syukurnya diberi kesempatan meski pandemi – adalah perjalanan ke Bandung Selatan. Tepatnya ke daerah perkebunan teh di Pangalengan. Terlepas dari jenis mobilnya, untuk saat ini menjadi salah satu jalan favorit. Pasalnya, titik menuju Pangalengan tidak terlalu jauh dari tempat tinggal. Perlu waktu sekitar 4 jam dari Jakarta atau 2 jam kurang saja dari Bandung bila lalu lintas lancar. Jalur pertama yang menarik adalah sambungan kelok tajam dan menukik selepas Cimaung. Ya, berangkatnya bisa lewat Banjaran lanjut ke Cimaung melewati jalan Raya Pangalengan. Awalnya agak membosankan karena harus melewati area pemukiman. Keseruan daru dimulai begitu pemandangan mulai ditutupi pepohonan rindang dan satu per satu tikungan tajam ditemukan. Aspalnya memang kurang mulus dan kondisi lalu lintas cukup padat. Klimaksnya justru bila terus dijalani melewati Situ Cileunca mengarah ke Perkebunan Teh Cukul. Daerah Cukul ini yang paling asyik. Pandangan segar disuguhkan hamparan kebun teh di lembah. Langitnya tampak jelas sebab tak terhalangi pohon tinggi. Plong, begitu pula jalannya. Kalau kosong bisa luwes berdansa santai menikmati alunan kelok tajam. Cukup lebar pula dibarengi kontur permukaan mulus – sedikit saja ditemukan lubang. Perlu berhati-hati karena tidak ditemukan pembatas antara jalanan dan jurang. Di samping itu, bisa juga menelusuri pelosok jalur perkebunan bila kendaraannya memungkinkan. Baca juga: Kaleidoskop 2020: Belum Ada Pain Killer Untuk Kurangi Rasa Nyeri Kaleidoskop 2020: 6 Jalanan Favorit di Indonesia

ANINDIYO PRADHONO Jl. Raya Subang - Cikamurang

Ada satu jalan yang menurut saya enak buat menguji kendaraan. Mungkin bukan jalur favorit dan juga tak banyak pengendara yang mau lewat sini. Yaitu Jl. Raya Subang menuju Jatiwangi via Cikamurang. Tepatnya persis di sisi selatan tol Cikopo-Palimanan. Jika ingin mencari suasana lain menuju Cirebon tapi bosan lewat tol dan trek Pantura biasa, boleh saja mencoba. Asalkan sedang tidak terburu-buru. Rutenya keluar dulu menuju arah Subang. Lalu belok kiri mengarah Cikamurang. Jalan yang tadinya ramai, lambat laun makin sepi. Lebih banyak ditemui truk-truk sedang mengangkut barang. Tidak banyak juga pusat industri di daerah itu. Lebih diisi gudang penyimpanan pabrik tertentu. Sesekali truk kontainer besar juga lewat. Tapi jarang kendaraan pribadi yang benar-benar melintas kalau tidak ada keperluan. Tak banyak juga pusat keramaian. Sepanjang pinggir jalan berupa rumah penduduk, hutan jati dan hutan karet. Tentu saja banyak perkebunan yang dikelola resmi. Pokoknya sekeliling berwarna hijau. Karena tidak ramai kendaraan pribadi, bisa memacu mobil cukup cepat. Setidaknya bisa merasakan karakteristik mobil yang biasa saya uji. Tikungan sudah pasti banyak. Beruntung tidak banyak hambatan karena kondisi sepi itu tadi. Yang menarik, ada satu lajur lurus lumayan panjang, mungkin sekitar 7-8 kilometer tanpa ada kelokan. Konturnya unik, banyak naik-turun seolah bergelombang. Pinggir-pinggirnya kosong dari bangunan, hanya berisikan hutan dan kebun. Tak terlihat penerangan juga, lebih baik tidak lewat sini kalau malam. Kondisi jalannya mulus tanpa banyak yang mengalami kerusakan. Sesekali bisa keluar jalur sejenak melewati jalan setapak menuju area perbukitan. Maka ditemui medan off-road ringan untuk mengetes suspensi sebuah SUV. Sebenarnya bisa saja terus menelusuri jalan tengah lewat Jatiwangi. Namun biar tak memakan waktu, bisa masuk tol lagi di Cikedung untuk menuju Cirebon atau balik ke Jakarta.

Kaleidoskop 2020: 6 Jalanan Favorit di Indonesia Foto: okezone.com/Kementrian BUMN
WAHYU HARIANTONO Tol Trans Jawa

Melakukan road trip adalah salah satu cara terbaik untuk melakukan test drive. Saat mendapatkan kesempatan untuk melakukan perjalanan jarak jauh, jalur Tol Trans Jawa langsung muncul di benak saya. Dan sudah beberapa kali mnempuh perjalanan lewat Tol Trans Jawa, saya tidak pernah merasa bosan dalam setiap kesempatannya.

Jalur tol yang tidak terputus dari Merak sampai Surabaya bisa menjadi medan yang terbilang lengkap kalau ingin menguji kemampuan sebuah kendaraan. Mulai dari kestabilan, kecepatan, kenyamanan, keekonomisan bahan bakar, sampai mencari spot foto cantik selama perjalanan. Anda yang dari Jakarta dan ingin berlibur ke Jawa sambil menikmati mobil kesayangan, setidaknya harus merasakan berkendara di Tol Trans Jawa.

Saat melintas di wilayah Jawa Barat, Anda akan dimanjakan dengan kontur jalan yang cukup datar, dan sesekali diberikan pemandangan jalan yang membelah bukit. Hamparan hijau sawah di kanan dan kiri jalan tentu akan menyejukkan mata selama perjalanan. Momen paling menarik adalah saat mencapai Jawa Tengah, tepatnya saat melintas antara Semarang sampai Surakarta. Kontur jalan yang naik turun dan berkelok akan membuat Anda tetap terjaga. Tapi ingat, tetap waspada karena saat turun hujan, biasanya sangat lebat dan disertai angin kencang.

Soal fasilitas, sejak Tol Trans Jawa diresmika akhir 2018 lalu, sudah tersedia banyak Rest Area aktif di sepanjang jalur. Dipantau lewat Google Maps pun sudah terdeteksi, apalagi kalau mencari titik yang menyediakan SPBU. Kalau mau diibaratkan, mungkin Tol Trans Jawa mirip dengan Route 66, jalan nasional di Amerika Serikat yang menghubungkan West Coast dan East Coast.

Baca juga: VIDEO, Ford GT Menyeberangi Jalanan Terindah di Dunia Kaleidoskop 2020: 6 Jalanan Favorit di Indonesia

RIZKI SATRIA Jalan Gunung Batu Via Cariu

Kalau senang mengemudi di alan pedesaan dan berbukit, boleh coba jalan menuju Gunung Batu, Jonggol, Kabuoaten Bogor, Jawa Barat, lewat jalur Cariu. Mencapai jalan ini dari Jakarta cukup mudah. Anda bisa mencapai jalur ini lewat Jalan Alternatif Transyogie. Setelah itu terus dan melewati Jalan Layang Cileungsi sampai ke wilayah Jonggol. Dari Jonggol bisa teruskan perjalanan sampai Kecamatan Cariu. Setelah itu perhatikan rambu penunjuk jalan menuju Gunung Batu. Belok kanan dan ikuti jalanan aspal mulus dengan pemandangan indah di sekitar Anda. Mulai dari titik ini, perjalanan hingga pos pendakian Gunung Batu dapat ditempuh sejauh 17,3 km dalam tempo sekitar 40 menit sampai 1 jam. Perjalanan mulai dari kontur jalan yang agak mendatar dengan pemandangan pematang sawah terbentang di kiri-kanan jalan. Ruas jalan tidak begitu besar tapi jangan khawatir, cukup untuk dua mobil lewat berpapasan. Seleas pematang sawah Anda akan tiba di daerah perkampungan. Di sini jalanan sudah mulai agak menanjak. Selepas itu nikmati perjalanan yang menyenangkan dengan pemandangan alam pegunungan dan perbukitan yang Indah. Tiba di wilayah Selawangi, Anda akan mendapati pemandangan Gunung Batu,destinasi yang dituju di kejauhan. Jalanan berkelok dan menanjak tentu menjadi rute menyenangkan untuk menguji ketangkasan dan performa kendaraan. Apalagi sampai di wilayah Gunung Batu, tanjakan akan semakin terjal namun jalan aspal mulus sungguh menjanjikan pengalaman berkendara yang menyenangkan. Pemandangan Gunung Batu yang Indah di depan mata, jangan sampai mengganggu fokus berkendara. Karena butuh konsentrasi saat mengendarai kendaraan di rute ini. Apalagi sedikit gangguan dari pengguna jalan lain seperti sepeda motor maupun mobil dari arah berlawanan. Jalan relatif sepi memacu semakin membuat tenang dalam berkendara. TIM MEDIA OTO GROUP

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature