Histori Lini SUV Mercedes-Benz, Sempat Telat Mengikuti Tren

Histori Lini SUV Mercedes-Benz, Sempat Telat Mengikuti Tren
Sederet model SUV disuguhkan Mercedes-Benz. Tentu tujuannya memenuhi bermacam kebutuhan pasar. Mulai dari entry level sampai paling mewah. Membuatnya dapat diterima berbagai kalangan. Di balik keragaman model, kehadirannya memiliki sejarah cukup panjang yang patut disimak.

Sang Leluhur, Geländewagen



Ditarik garis, semua berasal dari satu nenek moyang. Merupakan salah satu ikon di dunia offroad, masih eksis sampai saat ini mempertahankan tradisi. Adalah G-Class, buah keputusan kerja sama antara pabrikan Austria (Steyr-Daimler-Puch) dengan Jerman (Daimler-Benz) pada 1972. Proyek Geländewagen dijalani untuk menghasilkan sebuah mobil offroad utilitarian yang nyaman di jalan raya.

Hingga mendebut, pabrikan melakukan ragam pengujian sampai sekitar 1,5 juta km. Membuktikan kemampuan di berbagai kondisi mulai dari Pegunungan Schöckl di Graz, Austria, sampai sirkuit dan jalanan di Jerman, Austria, dan Prancis. Tak ketinggalan tes ekstrem di Kutub Utara dan Gurun Sahara.

Baru pada 1979 seri G resmi meramaikan dunia jip tangguh. Sedikit terlambat ketibang ikon lain seperti Range Rover, Jeep Wagoneer, dan Toyota Land Cruiser. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Lagipula riset pasar selama masa pengembangan menunjukkan G lahir di masa yang tepat. Punya prospek baik untuk penggunaan sipil. Saat tren global mulai mengidamkan mobil offroad untuk plesiran. Tanpa G-Class, SUV Mercedes-Benz tidak memiliki role model tangguh.

Rigid Axle dan Coil Spring adalah rumus utama. Ditemani berbagai kemampuan offroad seperti sistem penggerak empat roda dan differential lock. Semasa hidupnya terus menerus dikembangkan. Dibuat semakin berkelas lewat penambahan fitur dan penguatan potensi memacu. Meski begitu, tidak banyak perubahan dari gaya keseluruhan selama 41 tahun ia mengaspal.

Sang offroader baru berganti generasi sekitar dua tahun lalu, melewati fase ubahan besar-besaran. Sasis tidak lagi mengandalkan dua bonggol gardan kaku dan coil spring di kolong. Rancangan baru karya Mercedes-Benz dan Mercedes-AMG. Di depan, komponen beralih ke komposisi suspensi independen. Namun, dua hal mendasar dijamin tidak berubah: kemampuan offroad dan gaya klasik G Wagen. Tetap mengusung desain seperti leluhur SUV Three Pointed Star yang kita kenal.

Jalan Baru SUV Rasa Sedan: M-Class



Pada era 1990-an, Mercedes-Benz kembangkan jajaran jip mereka. Bisa dibilang inilah bab pertama dari SUV modern. Konsepnya sendiri disebut AA Vision, sebuah kendaraan segala aktivitas (All Activity), mendebut pada 1996. Setahun kemudian sebuah kontestan mejeng ke publik dengan awalan nomenklatur ML. Kalau nonton The Lost World: Jurassic Park, ini mobil ekspedisinya: M-Class.

Eksistensi M-Class merupakan tonggak sejarah bagi pabrikan. Jika G-Class terlalu kasar dan tradisional, ML punya pendekatan berbeda. Dari desain saja sudah mencirikan. Lebih memancarkan dinamisme dua dunia. Jangkung hanya saja membawa lekukan lembut sedan. Bukan kemayu, lebih ke metroseksual – Ibarat lelaki dalam pakaian modis dan klimis. Pantas untuk nuansa perkotaan.



Chassis ladder frame nan tangguh dikawinkan bantingan nyaman. Bukan rigid axle melainkan kaki-kaki dengan ayunan independen di setiap sisi. Merupakan barang unik dalam kendaraan berpostur jangkung saat itu. Didesain khusus untuk penggunaan on road dan off road. Lalu, sepuluh dudukan karet memisahkan antara bodi dan sasis, maksimalkan redaman getaran serta suara dari permukaan jalan.

Kapabilitas segala medan diberikan oleh sistem AWD permanen. Segala peranti dukungan handling kemudian disesuaikan untuk membantu bermanuver. Misal Electronic Traction System (ETS), mengganti peran pengunci diferensial mekanikal. Sama halnya pada sistem ABS. Dengan demikian, ML memadukan konsep antara kenyamanan dan keselamatan pengendalian dengan ketangguhan offroader.

Tak kalah pentingnya dalam sejarah Mercedes-Benz. ML merupakan hasil pertama dari pabrik terbesar di luar Jerman yang menyuplai untuk pasar global. Adalah fasilitas di Tuscaloosa, Alabama, AS, menelurkan ML320 untuk pertama kali. Selain itu, tugas pengembangan M-Class turut diberikan kepada Mercedes-Benz U.S. international, Inc. (MBUSI).

Di Masa Acak: GL dan GLK



Pertengahan 2000-an, lagi-lagi pabrikan melakukan ekspansi produk SUV. Di saat ini patron kelas ditunjukkan lewat bagian dalam singkatan. Bikin pembagian terasa acak, tidak selaras dengan penamaan kasta sedan dan hatchback. Pertama meluncur adalah GL-Class pada 2006. Menduduki puncak SUV mewah bikinan Mercedes-Benz sebagaimana huruf L menyuarakan Luxury.

Tak heran bila melekat segudang fitur canggih. Salah satunya Pre-Safe, sistem keselamatan canggih pertama dalam ring tinju GL. Pre-Safe memainkan ragam sensor dinamisme berkendara seperti ABS, BAS (Brake Assist System), dan kontrol stabilitas elektronik ESP. Ia membaca potensi terjadinya kecelakaan dan segera mengoptimalkan proteksi pasif bagi penumpang. Sebagai informasi, kemampuan ini lebih dulu dijebloskan ke S-Class di 2002.

Dua tahun setelah GL berkenalan, datang pula adik paling kecil bernama GLK. Huruf “G” identik dengan kendaraan tangguh Geländewagen, “L” bagian dari kemewahan (Luxus), dan “K” diartikan dimensi kompak (Kompaktheit). Jika GLS adalah arahan flagship nan mewah dari G-Class, GLK jadi versi mungil GLS. Mendebut di Auto China 2008. Kalau disetarakan, GLK boleh dianggap sebagai kembaran C-Class dalam wujud jangkung.

Urusan kemampuan offroad, keduanya mungkin tidak dibekali mekanikal kasar. Mengikuti kelengkapan ML dengan branding baru. Misalnya 4Matic, sistem AWD milik Three Pointed Star. Kompak, transmisi dan transfer case melekat jadi satu bagian. Ada juga pengendali traksi 4ETS, memastikan putaran optimal di roda tertentu.

GLA Meramaikan, Kelas Ditertibkan



Generasi terbaru kendaraan kompak Mercy meramaikan line-up keseluruhan. Di antaranya ada A-Class, B-Class, hingga sedan-kupe CLA. Belum lengkap tanpa kehadiran kontestan bergaya SUV, GLA pun masuk pasar. Turut menjadi SUV ke-5 Mercedes-Benz setelah G-Class, M-Class, GL, dan GLK. Dari gayanya, terlihat seperti A-Class naik egrang. Bagai hatchback jangkung dan bersolek tangguh.

Nama dan penentuan strata bakal membingungkan ketika produk semakin banyak. Seperti langkah di pertengahan 1990-an, bak merapikan tumpukan dokumen agar lebih tertata. Sehingga saat itu keluarga sedan terbagi atas C-Class, E-Class, dan S-Class. Kembali terjadi di 2013. Diumumkan saat SUV mulai booming dan Mercedes merencanakan bakal banyak produk berdatangan.

Awalan “GL” dipakai untuk jajaran SUV anyar selain G-Class. Menandakan orientasi rasa premium SUV ketimbang offroader murni. Dilengkapi akhiran diferensiasi nama kelas selaras versi sedan dan keluarga dimensi kompak. GLA jadi anak paling bontot. Di atasnya, GLK berganti nama jadi GLC ketika berganti generasi di 2015. Sementara itu, M-Class dan GL berubah jadi GLE dan GLS begitu melakukan facelift di generasi ke-3.

Terakhir, line-up ketambahan satu model anyar di 2019. Adalah GLB, memerankan SUV tujuh penumpang dalam dimensi paling kompak. Dengan demikian, komplet sudah jajaran kendaraan jangkung. Mulai dari GLA sampai GLS seperti dalam tata nama Mercedes-Benz sebelumnya: A sampai S. Tertata rapi. Tidak ketinggalan pula satu nama legendaris G-Class sebagai permulaan dari seluruh cerita SUV.

Ahmad Karim / RS

Sumber: Media Daimler

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature