F1 Force India VJM10 Alami Perubahan Dramatis Hadapi Musim 2017
JAKARTA, 5 Maret 2017 - Setelah mobil F1 Sauber C36 dan Renault RS17, sekarang Carvaganza akan mengupas mobil tim F1 Force India, VJM10 yang bakal diturunkan pada Formula 1 musim 2017. Mobil bermesin Mercedes ini diramalkan bakal semakin menguat dibandingkan musim sebelumnya dan banyak pihak memberikan respek terhadap tim milik konglomerat Vijay Malya tersebut.
Tak ada yang menyangka bahwa tim yang berbasis di Silverstone, Inggris, tersebut akan berumur panjang. Pasalnya ketika tim yang dulunya bernama Jordan kemudian dibeli dan berubah nama menjadi Midland, umurnya hanya seperti pohon jagung. Begitu pun ketika berganti menjadi Spyker ketika dibeli oleh konglomerat BelandaMichael Mol dan akhirnya jatuh ke tangan Vijay Malya pada Oktober 2007.
Pada musim lalu, Force India menempati posisi keempat klasemen konstruktor dengan 173 poin. Sekaligus sebagai posisi konstruktor tertinggi yang pernah dicapai tim yang berlisensi India ini, mengalahkan tim pabrikan McLaren Honda dan Renault serta tim kuat Williams. Karena capaian itulah, pada musim ini tim ingin memaksimalkan prestasi yang telah dicapai setelah mereka menggunakan fasilitas wind tunnel milik Toyota di Cologne, Jerman.
Pada saat launching dan pengujian pra musim di Barcelona, tim Force India melakukan sejumlah pembenahan pada VJM10 di antaranya pada nose, sayap depan dan bargeboard. Mari kita lihat apa yang menjadiconcern tim terhadap mobil barunya ini.
Sayap depan (front wing)
Baca juga: Ini Perubahan Renault F1 RS17 Hadapi Musim 2017
Baca juga: Sauber F1 C36 Alami Evolusi Teknologi
Sayap depan masih tetap mewarisi pendahulunya, di mana sebagian besar DNA desain sayap itu juga diperkenalkan di Barcelona 2016. Misalnya tunnel (lubang) besar (1) yang digunakan untuk mengatur aliran angin yang mengalir ke bagian depan ban, tetapi bentuk upper flap (2) sudah berubah drastis untuk menghasilkan efekdownforce yang diinginkan dan memanipulasi angin. Pada endplate (3) terdapat winglet yang baru dengan fungsi untuk mengatur aliran angin ke roda secara positif.
Winglet double ‘Z’ (4) yang terdapat di belakang main cascade dibuat lebih lebar agar aliran angin ke bagian muka ban depan yang sekarang tapaknya lebih lebar bisa lebih proporsional. Regulasi yang baru memang membuat tim bisa mengeksplorasi lebih dalam lagi bagian depan mobil dari mulai nose sampai sayap.
Nose (moncong)
Bagian nose mendapat perubahan bentuk dan oleh tim diberi nama ‘Hidung Cobra’. Giorgio Piola, pengamat teknik F1 dan penulis di situs motorsport.com, menganalisa bahwa cara itu merupakan jalan cerdas yang ditempuh oleh tim dalam memanfaatkan regulasi nose F1 dalam beberapa musim terakhir ini. Apalagi posisi nose sekarang ini lebih tinggi.
Berdasarkan regulasi, nose melebar 200mm sehingga tim harus membuat nose mobil 2017 lebih panjang dari musim kemarin. Pada musim 2016, tak ada lubang hidung (nostril) pada moncong yang berfungsi mengalirkan angin ke bagian bawah sayap depan, tetapi sekarang dibuatkan lagi lubang hidung. Akibatnya, tim-tim F1 mesti mendesain ujung nose lebih panjang seperti jempol, dan di antara nose dengan wing pillar terdapat bilah pengatur (guiding platform) yang mengalirkan angin di bawah nose ke arah turning vane, bargeboard dan splitter.
Bargeboard
Bagian ini adalah bagian yang akan mendapatkan perhatian paling besar dari tim-tim F1 dan setiap tim akan saling mengintip setiap perubahan yang dilakukan untuk mendapatkan solusi yang terbaik. Bagi Force India sendiri, desain bargeboard musim 2017 lebih rumit dibandingkan musim lalu. Main bargeboard lebih panjang, di mana pada bagian atasnya dibuat bergerigi untuk meningkatkan efisiensi aliran angin dan bagian ekornya lebih menjorok ke axehead. Pada bagian depan main bargeboard terdapat board yang berukuran lebih kecil dengan tujuan mengatur aliran angin agar alirannya lebih rapi.
Sidepod
Jika dibandingkan dengan mobil tim lain, VJM10 adalah mobil yang posturnya paling tambun. Karena regulasi yang baru membuat bentuk sidepod lebih kembung. Pada bagian itu terdapat bilah pengatur aliran udara (window) yang melingkupi bagian atas sidepod sehingga aliran angin di seputar tempat itu lebih rapi lagi dan membawa level downforce yang diinginkan. Komponen vertikal pada bagian ini sama dengan yang digunakan oleh tim Mercedes musim lalu. Begitu juga dengan komponen bilah di bagian bawah sidepod yang menempel sampai floor sehingga membuat sidepod seperti memiliki bahu.
EKA ZULKARNAIN
Tak ada yang menyangka bahwa tim yang berbasis di Silverstone, Inggris, tersebut akan berumur panjang. Pasalnya ketika tim yang dulunya bernama Jordan kemudian dibeli dan berubah nama menjadi Midland, umurnya hanya seperti pohon jagung. Begitu pun ketika berganti menjadi Spyker ketika dibeli oleh konglomerat BelandaMichael Mol dan akhirnya jatuh ke tangan Vijay Malya pada Oktober 2007.
Pada musim lalu, Force India menempati posisi keempat klasemen konstruktor dengan 173 poin. Sekaligus sebagai posisi konstruktor tertinggi yang pernah dicapai tim yang berlisensi India ini, mengalahkan tim pabrikan McLaren Honda dan Renault serta tim kuat Williams. Karena capaian itulah, pada musim ini tim ingin memaksimalkan prestasi yang telah dicapai setelah mereka menggunakan fasilitas wind tunnel milik Toyota di Cologne, Jerman.
Pada saat launching dan pengujian pra musim di Barcelona, tim Force India melakukan sejumlah pembenahan pada VJM10 di antaranya pada nose, sayap depan dan bargeboard. Mari kita lihat apa yang menjadiconcern tim terhadap mobil barunya ini.
Sayap depan (front wing)
Baca juga: Ini Perubahan Renault F1 RS17 Hadapi Musim 2017
Baca juga: Sauber F1 C36 Alami Evolusi Teknologi
Sayap depan masih tetap mewarisi pendahulunya, di mana sebagian besar DNA desain sayap itu juga diperkenalkan di Barcelona 2016. Misalnya tunnel (lubang) besar (1) yang digunakan untuk mengatur aliran angin yang mengalir ke bagian depan ban, tetapi bentuk upper flap (2) sudah berubah drastis untuk menghasilkan efekdownforce yang diinginkan dan memanipulasi angin. Pada endplate (3) terdapat winglet yang baru dengan fungsi untuk mengatur aliran angin ke roda secara positif.
Winglet double ‘Z’ (4) yang terdapat di belakang main cascade dibuat lebih lebar agar aliran angin ke bagian muka ban depan yang sekarang tapaknya lebih lebar bisa lebih proporsional. Regulasi yang baru memang membuat tim bisa mengeksplorasi lebih dalam lagi bagian depan mobil dari mulai nose sampai sayap.
Nose (moncong)
Bagian nose mendapat perubahan bentuk dan oleh tim diberi nama ‘Hidung Cobra’. Giorgio Piola, pengamat teknik F1 dan penulis di situs motorsport.com, menganalisa bahwa cara itu merupakan jalan cerdas yang ditempuh oleh tim dalam memanfaatkan regulasi nose F1 dalam beberapa musim terakhir ini. Apalagi posisi nose sekarang ini lebih tinggi.
Berdasarkan regulasi, nose melebar 200mm sehingga tim harus membuat nose mobil 2017 lebih panjang dari musim kemarin. Pada musim 2016, tak ada lubang hidung (nostril) pada moncong yang berfungsi mengalirkan angin ke bagian bawah sayap depan, tetapi sekarang dibuatkan lagi lubang hidung. Akibatnya, tim-tim F1 mesti mendesain ujung nose lebih panjang seperti jempol, dan di antara nose dengan wing pillar terdapat bilah pengatur (guiding platform) yang mengalirkan angin di bawah nose ke arah turning vane, bargeboard dan splitter.
Bargeboard
Bagian ini adalah bagian yang akan mendapatkan perhatian paling besar dari tim-tim F1 dan setiap tim akan saling mengintip setiap perubahan yang dilakukan untuk mendapatkan solusi yang terbaik. Bagi Force India sendiri, desain bargeboard musim 2017 lebih rumit dibandingkan musim lalu. Main bargeboard lebih panjang, di mana pada bagian atasnya dibuat bergerigi untuk meningkatkan efisiensi aliran angin dan bagian ekornya lebih menjorok ke axehead. Pada bagian depan main bargeboard terdapat board yang berukuran lebih kecil dengan tujuan mengatur aliran angin agar alirannya lebih rapi.
Sidepod
Jika dibandingkan dengan mobil tim lain, VJM10 adalah mobil yang posturnya paling tambun. Karena regulasi yang baru membuat bentuk sidepod lebih kembung. Pada bagian itu terdapat bilah pengatur aliran udara (window) yang melingkupi bagian atas sidepod sehingga aliran angin di seputar tempat itu lebih rapi lagi dan membawa level downforce yang diinginkan. Komponen vertikal pada bagian ini sama dengan yang digunakan oleh tim Mercedes musim lalu. Begitu juga dengan komponen bilah di bagian bawah sidepod yang menempel sampai floor sehingga membuat sidepod seperti memiliki bahu.
EKA ZULKARNAIN
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature