BMW Santai Hadapi Pembatasan Impor Mobil Mewah
JAKARTA, 7 September 2018 – Kementerian Keuangan Republik Indonesia telah menentukan kebijakan baru dengan menaikkan pajak dan bea masuk mobil mewah, untuk membatasi impor mobil mewah masuk ke Indonesia. Sebagai pabrikan mobil mewah, BMW Group Indonesia cenderung santai menanggapi kebijakan baru ini.
BMW tidak ambil pusing karena mayoritas produk yang dipasarkan di Indonesia sudah rakitan dalam negeri, begitu juga dengan jenis mesin yang dipakai berkapasitas di bawa 3.000cc. Hanya sebagian kecil produk BMW di Indonesia yang bermesin 3.000cc ke atas.
Seperti diketahui, Kemenkeu telah menetapkan kenaikan bea masuk, Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan Pajak Penghasilan (PPh) untuk 1.147 barang mewah, termasuk mobil bermesin di atas 3.000cc.
“Pembatasan ini CBU, niche untuk BMW. Lebih dari 80 persen dirakit di sini, Gaya Motor,” kata Jodie O’tania, Vice President Corporate Communications BMW Group Indonesia, saat hadir di fasilitas perakitan PT Gaya Motor, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (6/9/2018) kemarin.
“Bicara CBU 3.000cc, BMW sendiri punya strategi EfficientDynamic menghadirkan performa mesin luar biasa dan sangat irit. X5 (mesinnya) 2.998cc, tidak lebih," tambah dia.
Dari seluruh line up model yang dijual di Indonesia saat ini, hanya BMW M5 yang bermesin di atas 3.000cc, yakni V8 4.400cc, dan unitnya didatangkan berdasarkan pesanan (by order). Selain itu, produk BMW menggunakan varian mesin berkapasitas 1.500, 2.000 dan 3.000cc yang sebenarnya berkubikasi 2.998cc.
Produk BMW sendiri mayoritas sudah dirakit dari dalam negeri, yaitu Seri 3, Seri 5, Seri 7, X1, X3, dan X5. Bahkan untuk merek MINI yang juga dinaungi BMW dan memiliki pangsa pasar lebih kecil, tahun ini sudah mulai merakit lokal salah satu produknya, Countryman.
Soal kenaikan pajak dan bea masuk untuk mobil mewah di Indonesia, Jodie mengatakan pihak BMW akan tetap mengikuti kebijakan yang ditetapkan pemerintah. “BMW yakin kementrian terkait sudah meneliti mendelam dan bicara dengan stake holder terkait dan sebagai pelaku bisnis akan ikut kebijakan tersebut,” tambah Jodie.
“Soal PPh sampai saat ini seperti apa kebijaksanaan regulasi final seperti apa, timeline itu belum ada. Pastinya mempelajari hal tersebut dan tidak ada pengaruh dengan harga kendaraan dengan Mini.”
WAHYU HARIANTONO
BMW tidak ambil pusing karena mayoritas produk yang dipasarkan di Indonesia sudah rakitan dalam negeri, begitu juga dengan jenis mesin yang dipakai berkapasitas di bawa 3.000cc. Hanya sebagian kecil produk BMW di Indonesia yang bermesin 3.000cc ke atas.
Seperti diketahui, Kemenkeu telah menetapkan kenaikan bea masuk, Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan Pajak Penghasilan (PPh) untuk 1.147 barang mewah, termasuk mobil bermesin di atas 3.000cc.
“Pembatasan ini CBU, niche untuk BMW. Lebih dari 80 persen dirakit di sini, Gaya Motor,” kata Jodie O’tania, Vice President Corporate Communications BMW Group Indonesia, saat hadir di fasilitas perakitan PT Gaya Motor, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (6/9/2018) kemarin.
“Bicara CBU 3.000cc, BMW sendiri punya strategi EfficientDynamic menghadirkan performa mesin luar biasa dan sangat irit. X5 (mesinnya) 2.998cc, tidak lebih," tambah dia.
Dari seluruh line up model yang dijual di Indonesia saat ini, hanya BMW M5 yang bermesin di atas 3.000cc, yakni V8 4.400cc, dan unitnya didatangkan berdasarkan pesanan (by order). Selain itu, produk BMW menggunakan varian mesin berkapasitas 1.500, 2.000 dan 3.000cc yang sebenarnya berkubikasi 2.998cc.
Produk BMW sendiri mayoritas sudah dirakit dari dalam negeri, yaitu Seri 3, Seri 5, Seri 7, X1, X3, dan X5. Bahkan untuk merek MINI yang juga dinaungi BMW dan memiliki pangsa pasar lebih kecil, tahun ini sudah mulai merakit lokal salah satu produknya, Countryman.
Soal kenaikan pajak dan bea masuk untuk mobil mewah di Indonesia, Jodie mengatakan pihak BMW akan tetap mengikuti kebijakan yang ditetapkan pemerintah. “BMW yakin kementrian terkait sudah meneliti mendelam dan bicara dengan stake holder terkait dan sebagai pelaku bisnis akan ikut kebijakan tersebut,” tambah Jodie.
“Soal PPh sampai saat ini seperti apa kebijaksanaan regulasi final seperti apa, timeline itu belum ada. Pastinya mempelajari hal tersebut dan tidak ada pengaruh dengan harga kendaraan dengan Mini.”
WAHYU HARIANTONO
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature