Wuling Cortez Membuktikan Diri di Gunung Bromo

Wuling Cortez Membuktikan Diri di Gunung Bromo
MALANG, 8 Maret 2018 -- Ketika undangan test drive Wuling Motors diterima redaksi, saya langsung mengernyitkan dahi. Di undangan itu tertulis media test drive ‘Discover the New Choice Sensation Cortez’ selama tiga hari pada 7-9 Maret 2018. Kemudian disebutkan destinasi adalah Malang – Bromo – Surabaya. Terus terang saya sedikit heran, kenapa pula MPV baru ini melakukan test drive ke Bromo. Bukanlah habibat MPV adalah bermain-main di perkotaan. Lantaran penasaran saya sendiri akhirnya memutuskan untuk ikut serta. Apalagi saya memang penasaran dengan banyaknya review “positif” untuk pendatang baru ini.

Sekitar 23 jurnalis, termasuk Carvaganza, berangkat dari Jakarta menuju Malang. Sesampai di Bandara Abdul Rahman Saleh, sebanyak 6 unit Wuling Cortez sudah menjemput. Wuling Motors menyediakan unit tertinggi yaitu Cortez 1.8 L Lux+ i-AMT. Saya bersama dua rekan dari mobilmotor dan motortrend berada di satu mobil yang berwarna Dazzling Silver. Rasa penasaran saya belum terjawab karena kami masih jadi penumpang. Wuling Motors menyediakan sopir yang mengantar kami ke dealer Wuling Motors Malang. “Kan masih capek, jadi disopirin dulu,” kata Jiaxian ‘Jason’ Ding, Marketing and Brand Director Wuling Motor yang mendampingi kami di media drive kali ini.

Okelah, setidaknya saya mencoba menikmati tampilan Wuling Cortez. Maklum, ketika model ini diluncurkan resmi pada Februari lalu saya tidak hadir. Dari tampilan eksterior saya memberikan jempol. Tampilannya tak kalah dengan MPV asal Jepang yang sudah banyak beredar. Stylish headlamp with Auto Lamp, lampu kabut atau fog lamp dan DRL dengan desain dinamis. Kaca spion sudah dilengkapi dengan lampu sein, ada antena dengan model shark fin. Tampilan Cortez makin oke dengan penggunakan velg two tone berukuran 16 inci. Ini sama dengan ukuran velg MPV lainnya.



Proporsi tubuhnya pas. Dengan panjang 4.780 mm, lebar 1.816 mm, dan tinggi 1.755 mm. Setelah mengikuti acara di dealer Wuling Motors Malang dan makan siang di Javanine Resto, perjalanan kami akhirnya dimulai. Tujuan pertama adalah Teras Plataran Bromo. Saya langsung mengambil inisitif duduk di bangku pengemudi.

Posisi jok cukup nyaman. Pandangan ke depan juga tak masalah karena kaca depan yang besar. Semua tombol pengaturan juga gampang dijangkau. Bahkan beberapa pengaturan seperti volume sudah tersedia di lingkar kemudi. Kemudi juga bisa diatur ketinggiannya dengan fitur tilt steering. Nah, yang menarik, pengaturan jok pengemudi dan juga penumpang depan sudah secara elektrik.



Pertama-tama yang saya rasakan tentu saja performa mesin 4 Cyl in-Line DOHC, VVT-I berkapasitas 1798 cc yang dipasang pada Wuling Cortez. Tenaga 129 hp pada 5600 rpm cukuplah untuk menghadapi padatnya kota Malang. Torsi 174 Nm yang bekerja pada 3600-4600 rpm mampu mengerakkan tubuh Wuling Cortez. Tenaga dan torsi ini memang kalah dengan pesaingnya – yang disebut-sebut adalah Toyota Kijang Innova. Tapi ini tentunya bisa dimaklumi karena Innova menggunakan mesin 2.0 liter.
Nah, tenaga yang dihasilkan Wuling Cortez ini sebenarnya bisa dimaksimalkan dengan transmisi i-AMT (intelligent Automated Mechanical Transimission) 5-kecepatan yang digunakan. Apa itu i-AM?. Pada prinsipnya, transmisi ini adalah transmisi manual yang dioperasikan secara otomatis. Transmisi manual kemudian otomatis yang bisa dimainkan dengan dua mode berkendara Eco dan Sport.



Di awal-awal saya menggunakan trasmisi otomatis dengan mode Eco. Tidak ada masalah. Tenaga tersalurkan dengan baik, meski saya merasa terkadang kurang sehingga Anda harus menginjak gas sedikit dalam. Belum lagi pergantian antar gigi yang masih terasa. Saat masih di kota Malang yang macet dan rada semrawut, saya terbantu dengan fitur Automatic Vehicle Holding (AVH). Fitur ini akan ‘mengerem’ mobil saat Anda berhenti 1-2 detik. Ini sangat membantu ketika Anda menghadapi jalanan yang stop and go. Fitur ini mirip dengan Idling Stop System.
Ketika mengarah ke teras Plataran Bromo, kami mulai menghadapi jalan berliku dengan tanjakan dan turunan yang lumayan. Saya mencoba menekan tombol yang mengoperasikan mode Sport. Nah, tenaga mesin terasa lebih agresif dan saya pikir lebih cocok untuk mereka yang menginginan performa yang lebih baik.

Menjelang Teras Plataran Bromo, jalanan makin sulit dengan belokan tajam dan tanjakan dan turunan yang curam. Belum lagi hujan turun lumayan deras. Saya kemudian memilih mode transmisi manual. Cukup menggeser ke arah kiri, maka transmisi bisa dinaikkan ke atas atau diturunkan ke bawah, layaknya tranmisi manual.



“Nah ini dia,” kata saya pada Rudi Kurniadi, bosnya mobilmotor. “Transmisi ini lebih cocok dengan saya.” Penggunaan transmisi ini memungkinkan untuk mengatur tenaga mesin Wuling Cortez lebih pas sesuai keinginan saya. Dengan memainkan transmisi ke gigi 1, kemampuan Wuling Cortez untuk menanjak menjadi lebih oke. Selain itu saya juga bisa menggunakan engine brake, dengan menurunkan gigi, jika membutuhkan bantuan untuk pengereman.

Ada satu fitur lain yang membantu saat menghadapi tanjakan atau turunan. Wuling Motors menyebutnya Hill Hold Control (HHC). Fitur ini membuat mobil ‘tertahan’ sehingga tidak mundur ketika berada berhenti di tanjakan.



Setelah istirahat sembari menikmati onde-onde isi kacang ijo yang hangat plus kopi di Teras Plataran Bromo, kami mulai menuju Pasir Berbisik. Saya sebenarnya sedikit khawatir. Hujan semakin deras, hari sudah menjelang sore, dan jalanan menuju padang pasir itu lumayan ekstrem, terutama turunannya yang tajam. Saya kembali mengambil alih kemudi. Ternyata rute yang saya pikir bakal ribet itu bisa dilalui dengan baik. Kemudi Wuling Cortez yang ringan membuat pengendalian mobil sangat mudah saat berbelok-belok.

Sayangnya di Pasir Berbisik sudah malam sehingga kami tak bisa menikmati pemandangan di lokasi yang cantik ini. Tapi okelah, setidaknya, keraguan saya Wuling Cortez bisa melahap jalur menuju Bromo terjawab. Setelah beristirahat sejenak kami menuju Jiw Jawa Resort yang menjadi lokasi penginapan kami di hari pertama.

Kesimpulan saya, performa mesin Wuling Cortez bisa diandalkan menghadapi perjalanan ke luar kota. Dengan catatan – khususnya tipe transmisi i-AMT -- Anda harus benar-benar memahami jalanan yang akan dihadapi sehingga bisa memilih transmisi yang tepat apakah otomatis atau manual.

RAJU FEBRIAN

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature