Road Trip Lewat Tol Cipali, Segini Konsumsi BBM Honda Civic Turbo

Road Trip Lewat Tol Cipali, Segini Konsumsi BBM Honda Civic Turbo
JAKARTA, 6 September 2018 – Sejak pertama kali kemunculannya di Indonesia pada tahun 2016 lalu, All-New Honda Civic Turbo langsung menggoda dengan desain barunya yang jauh meningkat dari sebelumnya. Honda seolah membuat Civic naik kelas pada generasi kesepuluh, dengan karakter desainnya.

Karakter garis desain Honda Solid Wing Face yang semakin kuat di fascia depan, juga garis atap yang lebih panjang dan landai di belakang membuat tampilan Civic terbaru menjadi jauh lebih seksi dan elegan. Apalagi, Honda menyajikan rangkaian teknologi yang semakin lengkap untuk Civic terbaru.

Meski sudah dua tahun umurnya sejak diluncurkan, Civic Turbo tetap menggoda untuk diajak berkendara. Kebetulan, pada akhir pekan di akhir bulan Agustus 2018 saya berkeperluan ke luar kota dan ingin melakukan road trip dengan mobil, karena tidak ingin bosan hanya duduk manis di dalam bus atau kereta api.



All-New Civic Turbo pun saya pilih untuk perjalanan menuju kota Pekalongan, Jawa Tengah, karena masih penasaran dengan kenyamanan dan seberapa hemat konsumsi bahan bakar dari mesin berinduksi turbo ini. Di antara ramainya tren SUV, crossover dan MPV saat ini, sedan menurut saya masih yang terbaik dalam hal memberikan kenyamanan perjalanan, karena itu Civic menjadi pilihan.

Dari Jakarta, road trip akhir pekan saya tempuh dengan mengambil rute jalur Pantura, melalui jalan tol Jakarta – Cikampek lalu dilanjutkan tol Cikopo – Palimanan (Cipali). Awal perjalanan, belum jauh keluar dari ibukota, kemacetan karena pembangunan infrastruktur di tol Cikampek langsung menyapa saat baru mencapai Bekasi.

Sekiranya sampai dua jam perjalanan tersendat oleh macet yang terjadi dari Bekasi Barat sampai Cikarang Timur. Meski cuaca saat itu cerah dan cukup terik, tiupan AC yang tetap dingin mampu menjaga kenyamanan di dalam kabin, dengan laju stop-and-go tidak lebih dari 40 km/jam.



Beruntung Honda menyediakan fitur Auto Brake Hold di mobil ini, sehingga saat terjebak kemacetan saya tidak harus menginjak lama pedal rem untuk menahan laju mobil saat transmisi tidak dalam posisi netral. Dengan begini, membantu kaki tidak cepat lelah di tengah kemacetan.

Lepas dari kemacetan puluhan kilometer, angin segar pun datang oleh lalu lintas lancar setelah KM 50 tol Cikampek. Langsung saja Civic digas kencang untuk menikmati performa halusnya di jalan lancar.

Meski jalanan sangat lancar dari Cikampek berlanjut sampai Cipali, saya memilih mengajak sedan ini melaju konservatif, tidak lebih dari 100 km/jam. Apalagi konsumsi BBM di perjalanan antar kota yang masih membuat saya penasaran, dan menjadi kesempatan untuk memanfaatkan fitur ECON Mode dan cruise control.



Sepanjang jalan tol Cipali yang berakhir di Pejagan, Tegal, ditempuh dengan jarak lebih dari 230 km, ECON Mode diaktifkan. Mayoritas perjalanan di Cipali pun saya aktifkan cruise control dengan kecepatan tertinggi 95 km/jam.

Di kecepatan cukup tinggi dan masih di bawah batas maksimal, langsung terasa kualitas kenyamanan Civic Turbo oleh kekedapan kabinnya. Di atas aspal nyaris tidak terdengar noise dari terpaan angin dan ban. Hanya bergantinya lapisan jalan dari aspal ke beton yang membuat keheningan kabin berkurang.

Paduan mesin 1.5 liter turbo dengan transmisi CVT memberikan karakter yang halus, namun tetap responsif saat dibutuhkan untuk akselerasi menyalip. Bahkan tanpa harus injak gas lebih dalam, manuver menyalip bisa lebih mudah hanya dengan menekan Shift Down (-) pada paddle shift, sekaligus untuk mencegah rasa kantuk dan bosan di jalan tol yang didominasi jalan lurus ini.



Keluar dari jalan tol di Pejagan, perjalanan dilanjutkan dengan jalur Pantura antara Tegal ke Pekalongan, dengan kontur jalan bergelombang. Dengan wheelbase tidak terlalu pendek dan redaman suspensi yang lembut namun kokoh, dengan baik menjaga kabin tidak berguncang kencang, seperti mengendarai sedan premium.

Akhirnya, setelah menempuh 354 km, Civic Turbo menunjukkan sanggup menghasilkan konsumsi BBM terendah hingga 20,4 km/liter. Hasil ini dengan catatan mobil disii oleh tiga orang penumpang dan menggunakan besin RON 92. Bahkan indikator tangki BBM menunjukkan sisa BBM masih lebih dari setengah di akhir perjalanan, yang diisi penuh di awal perjalanan.

Hasil konsumsi BBM tersebut berhasil menyamai syarat konsumsi BBM untuk LCGC (Low Cost Green Car) yang bermesin lebih kecil. Artinya downsizing kapasitas mesin dan penerapan turbo telah berhasil menghasilkan konsumsi BBM lebih ekonomis, namun tetap memiliki performa menyenangkan untuk melaju kencang.



WAHYU HARIANTONO

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature