Renault Morphoz, Konsep SUV Masa Depan Bisa Berubah Bentuk
PARIS, Carvaganza.com – Batalnya Geneva Motor Show 2020 tidak menghalangi Renault untuk menungkap Morphoz, konsep SUV yang memiliki kemampuan untuk bisa berubah wujud. Melalui konsep ini, Renault ingin menunjukkan arah desain SUV mereka di masa depan, khususnya di segmen midsize.
Morphoz dirancang dalam dua fungsi, yaitu sebagai city car dan cruiser untuk jarak jauh, yang mengandalkan powertrain bertenaga listrik penuh. Ini adalah konsep terbaru hasil pengembangan platform CMF-EV dari Renault-Nissan-Mitsubishi Alliance.
Visi Renault Morphoz adalah menjadi mobil keluarga urban pada tahun 2027, sementara platformnya akan menjadi basis crossover listrik Renault yang meluncur tahun ini. Tidak hanya itu, platform ini juga akan dimanfaatkan untuk digunakan pada serangkaian calon model baru mobil listrik Renault.
Setidaknya ada tiga unsur desain unik yang diterjemahkan dalam Morphoz, diambil dari sebuah saloon atau sedan, SUV, dan coupe. Ketiganya dipadukan dalam satu mobil untuk mengoptimalkan sisi efisiensi dan kemudahan dari sebuah kendaraan.
“Morphoz adalah sebuah konsep, tapi apa yang telah ditunjukkan oleh departemen desain dalam sejumlah area adalah sebuah interpretasi ulang dari apa yang mereka inginkan untuk model produksi masa depan,” jelas Gilles Normand, Senior Vice-President EV Renault.
“Katakanlah Anda tidak bisa mengambilnya untuk nilai nominal, tapi itu pasti arahnya sesuai yang kami tuju. Beberapa fitur, seperti konfigurasi dan kelapangan, akan menjadi nilai utama untuk mobil berdasarkan platform ini.”
Unsur sporty dari coupe diterapkan melalui chassis ‘skateboard’ yang bisa beradaptasi cepat saat melibas tikungan, serta dengan ground clearance rendah. Bagian bawah di kolongnya streamline, dirancang demi mengakomodasi konfigurasi baterai dan motor listrik yang beragam, juga agar ruang interior lebih lega.
Lebih lanjut, oleh Normand dijelaskan bahwa platform yang dipakai oleh Morphoz dirancang untuk dikembangkan menjadi mobil di segmen B+ dan C+. Artinya, di line up mobil listrik Renault platform ini akan hadir diposisikan di atas model Zoe dan Twingo ZE.
Dalam mode atau bentuk City, baterai 40 kWh yang dimilikinya bisa menempuh perjalanan sekitar 400 km. Untuk jarak jauh, dengan mode Travel, mobil akan mengeluarkan ekstensi khusus seperti sayap di pilar A dan buritan, membuat ruang kabin lebih lega. Panjang mobil bertambah dari 4.400 mm ke 4.800 mm, berikut wheelbase memanjang hingga 2.930 mm.
Meski baru konsep, variasi ukuran dan jarak tempuh dari dua mode Morphoz mengindikasikan kemampuan yang bisa ditawarkan dari platform CMF-EV. Dari sisi desain, elemen vintage ditunjukkan oleh sayap depan yang terinspirasi dari grille samping Renault produksi tahun 1910-an.
Interiornya masih mempertahankan instrumen tradisional dari mobil saat ini, yang bisa disenbunyikan dengan panel lipat. Seluruh control fitur kabin dioperasikan melalui layar sentuh besar berbentuk L di dashboard. Kursi penumpang depan bisa berputar mengarah ke belakang, saat diaktifkan model Share, layaknya mobil besar untuk bisnis.
Meski futuristis, Morphoz tidak dirancang untuk sepenuhnya autonomous, karena masih memberi kendali penuh kepada pengemudi. Namun, pengemudi juga bisa bersantai di perjalanan karena sudah diterapkannya sistem otonom level tiga.
WAHYU HARIANTONO
Morphoz dirancang dalam dua fungsi, yaitu sebagai city car dan cruiser untuk jarak jauh, yang mengandalkan powertrain bertenaga listrik penuh. Ini adalah konsep terbaru hasil pengembangan platform CMF-EV dari Renault-Nissan-Mitsubishi Alliance.
Visi Renault Morphoz adalah menjadi mobil keluarga urban pada tahun 2027, sementara platformnya akan menjadi basis crossover listrik Renault yang meluncur tahun ini. Tidak hanya itu, platform ini juga akan dimanfaatkan untuk digunakan pada serangkaian calon model baru mobil listrik Renault.
Setidaknya ada tiga unsur desain unik yang diterjemahkan dalam Morphoz, diambil dari sebuah saloon atau sedan, SUV, dan coupe. Ketiganya dipadukan dalam satu mobil untuk mengoptimalkan sisi efisiensi dan kemudahan dari sebuah kendaraan.
“Morphoz adalah sebuah konsep, tapi apa yang telah ditunjukkan oleh departemen desain dalam sejumlah area adalah sebuah interpretasi ulang dari apa yang mereka inginkan untuk model produksi masa depan,” jelas Gilles Normand, Senior Vice-President EV Renault.
“Katakanlah Anda tidak bisa mengambilnya untuk nilai nominal, tapi itu pasti arahnya sesuai yang kami tuju. Beberapa fitur, seperti konfigurasi dan kelapangan, akan menjadi nilai utama untuk mobil berdasarkan platform ini.”
Unsur sporty dari coupe diterapkan melalui chassis ‘skateboard’ yang bisa beradaptasi cepat saat melibas tikungan, serta dengan ground clearance rendah. Bagian bawah di kolongnya streamline, dirancang demi mengakomodasi konfigurasi baterai dan motor listrik yang beragam, juga agar ruang interior lebih lega.
Peruntukan
Lebih lanjut, oleh Normand dijelaskan bahwa platform yang dipakai oleh Morphoz dirancang untuk dikembangkan menjadi mobil di segmen B+ dan C+. Artinya, di line up mobil listrik Renault platform ini akan hadir diposisikan di atas model Zoe dan Twingo ZE.
Dalam mode atau bentuk City, baterai 40 kWh yang dimilikinya bisa menempuh perjalanan sekitar 400 km. Untuk jarak jauh, dengan mode Travel, mobil akan mengeluarkan ekstensi khusus seperti sayap di pilar A dan buritan, membuat ruang kabin lebih lega. Panjang mobil bertambah dari 4.400 mm ke 4.800 mm, berikut wheelbase memanjang hingga 2.930 mm.
Meski baru konsep, variasi ukuran dan jarak tempuh dari dua mode Morphoz mengindikasikan kemampuan yang bisa ditawarkan dari platform CMF-EV. Dari sisi desain, elemen vintage ditunjukkan oleh sayap depan yang terinspirasi dari grille samping Renault produksi tahun 1910-an.
Interiornya masih mempertahankan instrumen tradisional dari mobil saat ini, yang bisa disenbunyikan dengan panel lipat. Seluruh control fitur kabin dioperasikan melalui layar sentuh besar berbentuk L di dashboard. Kursi penumpang depan bisa berputar mengarah ke belakang, saat diaktifkan model Share, layaknya mobil besar untuk bisnis.
Meski futuristis, Morphoz tidak dirancang untuk sepenuhnya autonomous, karena masih memberi kendali penuh kepada pengemudi. Namun, pengemudi juga bisa bersantai di perjalanan karena sudah diterapkannya sistem otonom level tiga.
WAHYU HARIANTONO
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature