Luncurkan EQC, Mercedes-Benz Ogah Nafsu Produksi Mobil Listrik
STUTTGART, 11 September 2018 – Mercedes-Benz telah resmi masuk ke segmen mobil listrik dengan meluncurkan produk full electric pertamanya, Mercedes-Benz EQC, pekan lalu. Tapi, rupanya Mercedes tidak ingin cepat-cepat kerahkan sumber dayanya untuk produksi mobil listrik.
Pabrikan Jerman ini justru memilih untuk tidak cepat-cepat meningkatkan produksi EQC demi memenuhi tingginya permintaan konsumen dan tren. Langkah ini dilakukan demi menjamin kualitas produk kepada konsumen.
Memastikan standard kualitas tinggi dan menghindari biaya garansi yang tinggi menjadi prioritas produksi mobil listrik Mercedes saat ini. Terlebih karena Mercedes masih pendatang baru di segmen yang dipopulerkan oleh Tesla.
Oleh Head of Production and Supply Chain Management Mercedes-Benz, Marcus Schaefer dikatakan bahwa baterai 80 kWh yang mahal milik EQC akan dimonitor, daripada ditingkatkan produksinya pada dua pabrik yang ada di Jerman dan China. Kenyamanan konsumen menggunakan EQC ingin dipastikan oleh Mercedes, khususnya dalam hal purna jual.
“Kami ingin pastikan kami memberikan kualitas Mercedes sejak hari pertama di seluruh aspek, dan kami harus melihat sisi garansi untuk konsumen juga. Kami tidak mau konsumen datang ke mekanik di bengkel kemudian,” jelas Schaefer, dikutip Automotive News.
“Memperlambat produksi adalah cara memastikan kami melakukannya dengan benar, demi mengatasi semua hal yang tidak diketahui yang diatang dari mobil listrik,” lanjutnya dengan memastikan tidak ada masalah terjadi di pabrik Kamenz, Jerman, sejauh ini.
Dengan skala produksi yang belum pernah dilakukan oleh Mercedes untuk teknologi baru ini, lebih ingin mempersiapkan untuk kemungkinan apa yang bisa terjadi pada baterai mobil listriknya. EQC sendiri baru akan mulai diproduksi pada tahun depan.
Saat pengiriman baterai dari Bremen, Jerman, sampai ke pabrik joint venture Mercedes di Beijing, China diharapkan tidak mengalami masalah oleh Schaefer.
WAHYU HARIANTONO
Pabrikan Jerman ini justru memilih untuk tidak cepat-cepat meningkatkan produksi EQC demi memenuhi tingginya permintaan konsumen dan tren. Langkah ini dilakukan demi menjamin kualitas produk kepada konsumen.
Memastikan standard kualitas tinggi dan menghindari biaya garansi yang tinggi menjadi prioritas produksi mobil listrik Mercedes saat ini. Terlebih karena Mercedes masih pendatang baru di segmen yang dipopulerkan oleh Tesla.
Oleh Head of Production and Supply Chain Management Mercedes-Benz, Marcus Schaefer dikatakan bahwa baterai 80 kWh yang mahal milik EQC akan dimonitor, daripada ditingkatkan produksinya pada dua pabrik yang ada di Jerman dan China. Kenyamanan konsumen menggunakan EQC ingin dipastikan oleh Mercedes, khususnya dalam hal purna jual.
“Kami ingin pastikan kami memberikan kualitas Mercedes sejak hari pertama di seluruh aspek, dan kami harus melihat sisi garansi untuk konsumen juga. Kami tidak mau konsumen datang ke mekanik di bengkel kemudian,” jelas Schaefer, dikutip Automotive News.
“Memperlambat produksi adalah cara memastikan kami melakukannya dengan benar, demi mengatasi semua hal yang tidak diketahui yang diatang dari mobil listrik,” lanjutnya dengan memastikan tidak ada masalah terjadi di pabrik Kamenz, Jerman, sejauh ini.
Dengan skala produksi yang belum pernah dilakukan oleh Mercedes untuk teknologi baru ini, lebih ingin mempersiapkan untuk kemungkinan apa yang bisa terjadi pada baterai mobil listriknya. EQC sendiri baru akan mulai diproduksi pada tahun depan.
Saat pengiriman baterai dari Bremen, Jerman, sampai ke pabrik joint venture Mercedes di Beijing, China diharapkan tidak mengalami masalah oleh Schaefer.
WAHYU HARIANTONO
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature