FEATURES: Perjalanan 5 Hari Mengunjungi Markas BYD Di China (BAGIAN 1)

Hari pertama kunjungan, kami melihat langsung teknologi BYD di dalam memproduksi mobil listrik di fasilitasnya di Changzhou. Memiliki kapasitas produksi 300.000 unit kendaraan per tahun.

Pabrik BYD di Changzhou.

SHENZHEN, Carvaganza – Berawal dari sebuah pertemuan di lantai 10 di Jakarta. “Di Cina, kami memiliki 60 pabrik yang menyokong industri mobil listrik kami. Dan 8 di antaranya adalah mega manufaktur dengan kapasitas produksi sampai 1 juta unit mobil per tahun,” ujar Eagle Zhao selaku President Director PT BYD Motor Indonesia.

KEY TAKEAWAYS

  • Berapa total kapasitas produksi yang dimiliki pabrik BYD di Changhzou?

    Mencapai 300.000 unit per tahun termasuk produksi powertrain dan drivetrain.
  • Apakah BYD menjadi produsen mobil listrik terbesar di dunia?

    Jika dihitungnya dari produksi mobil elektrifikasi PHEV dan BEV, memang betul BYD menjadi produsen mobil elektrifikasi terbesar di dunia dengan angka produksi 6 juta unit. Mulai dari tahun 2008 sampai dengan semester pertama 2023.
  • Ada berapa brand mobil yang berada di bawah bendera BYD?

    Empat brand yakni BYD (Ocean Series dan Dynasty Series) untuk mobil massal, Denza, Yangwang dan Fang Cheng Bao.
  • Zhao mengungkapkan hal tersebut di hadapan tim redaksi OTO Media Group ketika ia dan tim BYD Indonesia melakukan visit ke kantor kami di  Menara Citicon.  “Kami memiliki empat brand kendaraan yaitu BYD, Denza, Fang Cheng Bao dan Yangwang. Dan semua brand itu memiliki segmen konsumen yang berbeda-beda,” ujar Zhao. Tentu saja penuturan ini bikin kami sedikit kagum. Ditambah dengan beberapa slide perjalanan BYD sebagai produsen baterai dan mobil listrik. Gimana enggak kagum, ini brand baru berjalan kurang dari 30 tahun. Tepatnya baru 29 tahun sejak didirikan 1994 tapi prestasinya sudah mengglobal.

    Selang sehari setelah media visit BYD ke kantor OTO Media Group, kami mendapatkan undangan resmi mengunjungi markas BYD Automobile Company di Shenzhen, China. Tanggal pun sudah ditentukan.

    Dengan persiapan yang cukup mepet, rombongan media dari Indonesia akhirnya tiba di Shanghai pada hari Senin pagi (18/12). Cuaca setibanya di Bandara International Pudong cukup dingin untuk ukuran orang Indonesia. Lima derajat Celcius. Dari bandara, kami harus melanjutkan perjalanan dengan bus sekitar 3,5 jam lagi untuk sampai di kota Changzhou. Sebuah prefektur (kabupaten) yang terletak di Propinsi Jiangsu di Cina Tenggara. Sebetulnya dapat ditempuh dengan waktu lebih singkat lagi dari Shanghai yaitu 50 menit saja dengan kereta cepat. Sedangkan dari Beijing memakan waktu 4 jam, 40 menit.

    Pabrik mobil BYD di Changzhou. Pabrik mobil BYD di Changzhou.

     

    Pabrik canggih BYD di Changzhou

    Lokasi Changzhou ini sangat strategis bagi BYD. Terkoneksi via udara dengan 20 kota besar di Cina dan kota-kota besar lainnya di Asia Tenggara. Tak heran jika produsen mobil listrik dan baterai ini  mau berinvestasi jutaan dollar untuk membangun pabrik electric vehicle di sini.

    Manufaktur yang dibangun di atas lahan lebih dari 100 hektar di Changzhou National High-Tech District (CND) itu dibangun hanya dalam waktu 1 tahun saja. Peletakan batu pertamanya terjadi pada akhir 2019, dan pada awal 2021 sudah mulai beroperasi memproduksi kendaraan. Luar biasa.

    Menurut situs changhzou.gov.cn, BYD menanamkan nilai investasi sebesar 10 milyar yuan untuk membangun pabrik dengan kapasitas produksi 300.000 unit mobil listrik per tahun. Termasuk produksi powertrain dan drivetrainnya. Changzhou plant sekarang menjadi basis produksi kendaraan listrik Yuan Plus – atau lebih dikenal di Indonesia dengan nama Atto 3 – dalam Dynasty Series dan Seal (juga disebut Atto 4) dalam Ocean Series.

    Baca juga: Melihat Langsung Kecanggihan Teknologi Pabrik Mobil BYD Di Cina

    Nah mungkin Anda bertanya-tanya di atas saya menuliskan Dynasty dan Ocean Series segala? Jadi kedua series itu adalah sub brand dari BYD untuk mobil produksi massalnya. Sedangkan Denza adalah merek untuk MPV premium, Yangwang untuk SUV premium dan Fang Cheng Bao adalah untuk segmen kendaraan hobi.

    Menurut situs yang sama, pada bulan Januari sampai Agustus 2023, nilai penjualan BYD dari pabriknya di Changzhou National High-Tech District (CND) tersebut mencapai 12,47 milyar yuan. Diprediksi jika kapasitas produksi maksimal pabrik itu tercapai, valuasi output per tahun BYD diperkirakan mencapai lebih dari 60 milyar yuan.

    Sistem robotik pabrik BYD. Sumber foto: https://twitter.com/tphuang

     

    Pabrik Changhzou Mempekerjakan 1000 robot

    Pabrik Changzhou merupakan fasilitas untuk memproduksi NEV (neighborhood electric vehicle). Di sini terdiri dari empat area utama yaitu stamping, welding, assembly dan painting. Fasilitas ini menggunakan mesin yang didesain sendiri, termasuk di antaranya sejumlah mesin press body (stamping) dengan bobot mencapai 2.500 ton. Tingkat efisiensi kerja pabrik diklaim 50 persen lebih tinggi dibandingkan dengan pabrik-pabrik BYD lainnya di Cina.

    Teknologi yang dipakai untuk memproduksi mobil pun sudah robotik. Secara keseluruhan melibatkan lebih dari 1.000 unit robot, 447 robot di antaranya dipekerjakan di area welding. Teknologi pengelasan pada area welding pun sudah sangat canggih, memakai teknologi ultrasonic welding terkini sehingga menghasilkan kerapatan pengelasan yang maksimal dan efisien. Hasilnya pun lebih kuat dan rapi. Pabrik Changhzou menghasilkan 1.200 unit mobil per hari dalam 2 kali shift kerja.

    Sejak tahun 2008 sampai semester pertama 2023, total produksi NEV yang dihasilkan BYD mencapai 6 juta unit kendaraan yang telah diekspor ke 70 negara di dunia. Menobatkannya sebagai pabrikan mobil elektrifikasi (PHEV dan BEV) terbesar kedua setelah Toyota yang telah menghasilkan 15 juta unit mobil elektrifikasi. Tapi jika dihitung sebagai pabrikan mobil listrik murni, BYD adalah produsen mobil listrik murni (BEV) terbesar di dunia sekarang ini. Mengalahkan Tesla yang telah memproduksi 5 juta unit.

    Baca juga: BYD Berminat Bangun Moda Transportasi Sky Shuttle Di Kota-Kota Indonesia

    Pabrik BYD di Changzhou. Pintu gerbang masuk pabrik BYD di Changzhou.

     

    Eagle Zhao selaku Presdir PT BYD Motor Indonesia yang mendampingi rombongan menyebutkan bahwa BYD memiliki ribuan tenaga riset yang khusus mendevelop mesin-mesin pembuatan mobil e-platform. “Robot, mobil carriage (semacam mobil golf) listrik, forklift listrik, truk listrik, mobil niaga listrik untuk kebutuhan pabrik di Changzhou kami produksi sendiri. Semua itu merupakan bagian dari ekosistem yang kita bangun. Bahkan ekosistem limbah di pabrik ini pun kita yang desain, atur dan bangun sendiri sehingga kami punya teknologi ekosistem kendaraan listrik dari hulu sampai ke hilir,” ungkap Zhao.

    “Nah besok, kita akan mengajak rekan-rekan media menyaksikan secara langsung pabrik baterai terbesar yang kami miliki di Chongqing. Biar semakin lengkap melihat kecanggihan teknologi yang kami miliki,” ujar Zhao kepada OTO Media Group.

    Sementara kami mendengarkan penuturan Zhao dan tim BYD dari Changzhou, kami – terutama saya sebagai penulis – menggigil kedinginan. Temperatur saat itu menunjukkan minus 1 derajat Celcius. Ketika kami sampai di kawasan industri Changzhou, salju sudah turun. Hari itu adalah hari pertama salju turun di kota Changzhou, sedangkan saat kami tinggalkan Shanghai 4 jam sebelumnya masih 5 derajat Celcius.

    Kita kirain cuaca di Changzhou tak sampai minus dan turun salju. Di tengah dingin yang menyengat, kita berjalan kaki menelusuri pabrik melihat dari dekat proses pembuatan mobil dari nol. Dari mulai pelat-pelat baja itu ditumbuk dengan mesin stamping untuk mencetak panel bodi, setelah itu disatukan menjadi chassis monokok, pemasangan peralatan interior sampai dengan pemasangan baterai sebagai perangkat utama.

     

     

    Pabrik BYD di Changzhou. Pabrik BYD di Changzhou.

     

    Kami pun diajak untuk melihat secara langsung pengujian mobil-mobil yang sudah diproduksi dan area quality control. Tapi sayang, kami tidak bisa memotret, memvideokan maupun merekam setiap area produksi. Sebelum masuk ke dalam pabrik, handphone dan kamera harus dikumpulkan di suatu tempat agar tidak dibawa masuk. Bahkan kami pun di larang untuk mengajak karyawan berbicara atau terlalu dekat dengan area produksi karena dinyatakan berbahaya.

    Kami hanya berjalan di area yang sudah ditentukan dan tidak mengganggu proses produksi. Tapi kami semua bisa melihat secara langsung kecanggihan proses produksi mobil listrik BYD di Changzhou.

    Pukul menunjukkan jam 18.20 waktu setempat, cuaca semakin dingin dan hari mulai gelap. Tangan saya sudah berkerut dan badan mulai bergetar karena saking dinginnya. Maklum tak pakai sarung tangan, syal atau pun topi musim dingin. Hanya baju tangan panjang dan jaket saja. Sepanjang jalan mengitari pabrik, saya masukkan terus tangan ke dalam satu jaket atau celana. Untungnya experiences yang saya dapatkan di hari itu, setimpal dengan rasa dingin. Dan pengalaman berharga ini sulit didapatkan oleh semua orang.

    Kami mengakhiri kunjungan kisaran pukul 18.30 waktu setempat, lalu melanjutkan perjalanan sekitar 1,5 jam lagi menuju hotel tempat menginap di pusat kota Changzhou. (Bersambung…)

    (EKA ZULKARNAIN)

    Baca juga: BYD Super Serius Garap Pasar Indonesia, Tapi Masih Tunggu Regulasi Yang Jelas

    Featured Articles

    Read All

    Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

    Mobil Pilihan

    • Upcoming

    Updates

    Artikel lainnya

    New cars

    Artikel lainnya

    Drives

    Artikel lainnya

    Review

    Artikel lainnya

    Video

    Artikel lainnya

    Hot Topics

    Artikel lainnya

    Interview

    Artikel lainnya

    Modification

    Artikel lainnya

    Features

    Artikel lainnya

    Community

    Artikel lainnya

    Gear Up

    Artikel lainnya

    Artikel Mobil dari Oto

    • Berita
    • Artikel Feature
    • Advisory Stories
    • Road Test

    Artikel Mobil dari Zigwheels

    • Motovaganza
    • Tips
    • Review
    • Artikel Feature