Diskon PPnBM Rencananya Bakal Permanen, Asalkan Penuhi Syarat Ini

JAKARTA, Carvaganza – Diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 100 persen rencananya akan terus dipermanenkankan oleh pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Namun industri harus memenuhi persyaratan yang diterapkan oleh pemerintah. Rencana ini bakal dipermanenkan ini mengemuka setelah pemerintah melihat efek positif dari pemberlakuan diskon PPnBM yang akan berakhir di akhir 2021.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengungkapkan ide tersebut dengan tambahan satu syarat yang harus dipenuhi oleh pabrikan. Yaitu, produk yang mendapat kemudahan harus dengan memiliki local purchase atau kandungan lokal mencapai 80 persen. Naik 20 persen dari yang sebelumnya adalah 60 persen.
“Pemerintah sedang mempersiapkannya secara berhati-hati dengan memperhitungkan cost and benefit. Serta menyusun time frame-nya,” ucap Agus dalam keterangannya.
Merujuk pada Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 1737 Tahun 2021 tentang Kendaraan Bermotor dengan PPnBM Ditanggung oleh Pemerintah Tahun Anggaran 2021, daftar kendaraan calon penerima diskon permanen PPnBM 100 persen sudah bisa terlihat.
Toyota, Daihatsu, dan Honda
Jika melihat daftar yang ada, Toyota, Daihatsu dan Honda paling terdampak. Toyota dari sebelumnya punya 13 model hanya menyisakan 4 model saja. Terdapat Toyota Veloz dengan kandungan lokal mencapai 83 persen, Innova 2.0L sebesar 83 persen, Agya, Calya, dengan kandungan lokal masing-masing 85 persen.
Di bawah Daihatsu, hanya tersisa Daihatsu Sigra dan Ayla, yang juga memiliki kandungan lokal masing-masing 85 persen. Sebelumnya Daihatsu punya 7 model dalam skema PPnBM. Honda juga kehilangan 7 model dari sebelumnya ada 9 model yang mendapat relaksasi. Merek Honda yang masuk daftar penerima daftar PPnBM dengan model HR-V 1.8 L yang mencapai 84 persen. Brio Satya dinobatkan menjadi model dengan kandungan lokal tertinggi yakni mencapai 91 persen.
Di luar ketiga nama itu, APM yang masih dapat PPnBM adalah Mitsubishi dengan Xpander dan Xpander Cross yang masing-masing mencapai 80 persen. Kemudian Nissan Livina yang menggunakan basis Xpander juga berada di daftar yang sama.
Menariknya beberapa nama yang saat ini merasakan PPnBM 100 persen, justru keluar dari daftar dengan persyaratan local purchase 80 persen ini. Beberapa diantaranya adalah Toyota Yaris, Vios dan Sienta. Ada juga Innova dan Fortuner yang belum mencapai syarat yang ditentukan. Begitu juga dengan produk kembar Avanza Xenia yang masing-masing belum mencapai 80 persen. Xenia masih sekitar 79,2 persen sedangkan Avanza sekitar 78,9 persen.
Daftar model yang tidak mendapat PPnBM tahun depan bertambah. Sebut saja ada Toyota Rush dan Raize. Daihatsu ada Luxio, Terios, Gran Max. Honda terdapat Brio RS, Mobilio, BR-V, HR-V, CR-V serta City Hatchback. Suzuki Ertiga maupun XL7 bakal tidak mendapatkan PPnBM dengan syarat baru ini. Begitu juga dengan Wuling Confero dan Formo yang masih di bawah 80 persen.
Penuhi Target
Kehadiran peraturan PPnBM membuat industri otomotif bertumbuh baik. Misal untuk target produksi kendaraan bermotor tahun fiskal 2021 sebanyak 850 ribu telah terlampaui. Menurut Kemenperin, sampai Oktober 2021, produksi sudah mencapai 890 ribu unit. Catatan ini meningkat 62,4 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Penjualan pun naik signifikan dibanding saat pandemi.
“Saya memberikan penghargaan kepada pabrik otomotif dan para diler. Mereka turut membantu, mendorong, memfasilitasi para pembeli untuk mendapatkan, serta memanfaatkan stimulus ini dengan tambahan promosi. Lalu potongan harga lainnya. Melalui insentif pajak, pada periode Maret-November 2021, penjualan mobil terdongkrak hingga sebanyak 487 ribu unit. Atau naik sebesar 71,02 persen (year-on-year),” ucap Agus.
Industri otomotif termasuk salah satu sektor penting sebagai kontributor utama PDB. Saat ini terdapat 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih. Lalu kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun. Tenaga kerja langsung terserap sebanyak 38 ribu orang. Total investasi tertanam mencapai Rp 140 triliun. Juga memberikan penghidupan kepada 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri ini. Demikian pula mengenai kinerja ekspor.
“Hingga saat ini, produk otomotif kita telah berhasil diekspor ke lebih dari 80 negara. Selama Januari-Oktober 2021 tercatat sebanyak 235 ribu unit kendaraan CBU. Adapun nilainya sebesar Rp43 triliun, 79 ribu set CKD dengan nilai sebesar Rp1 triliun dan 72 juta unit komponen senilai Rp24 triliun,” ucap Agus.
Pemerintah menargetkan pada 2025, ekspor kendaraan CBU dapat mencapai 1 juta unit. Ini hanya bisa tercapai apabila semua pemangku kepentingan berkolaborasi dalam peningkatan efisiensi produksi. Termasuk daya saing produk melalui implementasi industri 4.0, penciptaan iklim usaha kondusif. Caranya melalui harmonisasi dan sinkronisasi regulasi di sektor otomotif.
”Belajar dari pengalaman industri ini selama beberapa dekade, ada satu hal terpenting. Yaitu komitmen dari principal untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi yang berorientasi ekspor,” ujar Agus. (SETYO ADHI/EK)
Pelajari lebih lanjut tentang Toyota Avanza Veloz
Mobil Toyota Lainnya
Don't Miss
Toyota Veloz Promos, DP & Monthly Installment
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Toyota Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Pilihan mobil untuk Anda
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature