Bukan Hanya Mesin Hybrid, Teknologi G-Con Honda Juga Dari F1
JAKARTA, carvaganza.com - Pemakaian teknologi mesin hybrid F1 oleh Honda pada produk All New Honda Jazz, bukan alih teknologi pertama yang dilakukan pabrikan Jepang. Honda sudah sejak lama memanfaatkan dunia balap Formula 1 sebagai laboratorium untuk mengembangkan teknologi road car.
Pabrikan Jepang ini sudah masuk kancah F1 sejak tahun 1964 sebagai tim, konstruktor dan suplier mesin. Sejak saat itu Honda sudah empat kali keluar masuk F1. Yang keempat adalah pada musim 2015.
Mesin hybrid menjadi alasan utama kenapa Honda kembali lagi ikut balapan di F1 pada musim 2015 setahun setelah The Pinnacle of Motorsport memberlakukan regulasi mesin V6 1.6 liter turbo plus energy recovery system. Dengan adanya peralihan tersebut, engine di F1 lantas disebut sebagai Power Unit yang tidak melulu menggantungkan diri pada mesin konvensional.
Kehadiran power unit hybrid berikut teknologi Kinetic Energy Recovery System (KERS) itu menggantikan mesin V8 2.4 liter yang sudah dipakai sejak musim 2006. Honda tertarik untuk menjadikan F1 sebagai laboratorium karena memang sedang fokus mengembangkan teknologi mobil ramah lingkungan. Hasilnya dinikmati sekarang dengan diaplikasikan pada All New Honda Jazz yang akan dirilis ke pasar akhir tahun 2020.
Teknologi G-Con dan NSX
Jauh sebelum itu, Honda sebetulnya sudah memanfaatkan teknologi F1 ke dalam mobil jalan raya lewat pengembangan teknologi monokok G-Con. Teknologi cangkang mobil F1 itu menjadi standarisasi pembuatan monokok mobil-mobil Honda untuk meningkatkan keselamatan penggunanya. Teknologi ini mampu menyerap benturan secara optimal untuk mengurangi efek yang ditimbulkan oleh tubrukan kepada orang-orang yang berada di dalam mobil.
G-Con yang merupakan singkatan dari G-Force Control adalah peranti keselamatan pasif yang mulai diterapkan Honda pada tahun 1998. Sejak itu seluruh kendaraan Honda dikembangkan menggunakan platform teknologi G-Con untuk mengantisipasi standar keselamatan dunia yang semakin ketat.
Mobil tim BAR-Honda
Produk Honda lainnya yang terinspirasi dari F1 adalah pengembangan Honda NSX. Ayrton Senna dilibatkan dalam memberikan ragam masukan terhadap perilaku kendaraan tersebut. Jadi, tak perlu heran kalau Honda ikut mengaplikasi teknologi F1 ke mobil jalan raya, karena keterlibatannya di motorsport sudah sejak lama. Dan lagi secara volume, Honda adalah produsen mesin terbesar di dunia. Tercatat sebagai produsen sepeda motor terbanyak di dunia dan pabrikan mobil terbesar ke delapan di muka bumi.
Honda juga menyumbangkan pengalamannya mengembangkan mesin jet untuk diadopsi pada mesin F1. Teknologi itu diadopsikan pada mesin Red Bull pada Juni 2019 dan penyempurnaan dari mesin itu mendapat sebutan “Spec 3”. Jadi ada timbal balik dan alih teknologi antara dua dunia yang berbeda.
EKA ZULKARNAIN
Pabrikan Jepang ini sudah masuk kancah F1 sejak tahun 1964 sebagai tim, konstruktor dan suplier mesin. Sejak saat itu Honda sudah empat kali keluar masuk F1. Yang keempat adalah pada musim 2015.
Mesin hybrid menjadi alasan utama kenapa Honda kembali lagi ikut balapan di F1 pada musim 2015 setahun setelah The Pinnacle of Motorsport memberlakukan regulasi mesin V6 1.6 liter turbo plus energy recovery system. Dengan adanya peralihan tersebut, engine di F1 lantas disebut sebagai Power Unit yang tidak melulu menggantungkan diri pada mesin konvensional.
Kehadiran power unit hybrid berikut teknologi Kinetic Energy Recovery System (KERS) itu menggantikan mesin V8 2.4 liter yang sudah dipakai sejak musim 2006. Honda tertarik untuk menjadikan F1 sebagai laboratorium karena memang sedang fokus mengembangkan teknologi mobil ramah lingkungan. Hasilnya dinikmati sekarang dengan diaplikasikan pada All New Honda Jazz yang akan dirilis ke pasar akhir tahun 2020.
Teknologi G-Con dan NSX
Jauh sebelum itu, Honda sebetulnya sudah memanfaatkan teknologi F1 ke dalam mobil jalan raya lewat pengembangan teknologi monokok G-Con. Teknologi cangkang mobil F1 itu menjadi standarisasi pembuatan monokok mobil-mobil Honda untuk meningkatkan keselamatan penggunanya. Teknologi ini mampu menyerap benturan secara optimal untuk mengurangi efek yang ditimbulkan oleh tubrukan kepada orang-orang yang berada di dalam mobil.
G-Con yang merupakan singkatan dari G-Force Control adalah peranti keselamatan pasif yang mulai diterapkan Honda pada tahun 1998. Sejak itu seluruh kendaraan Honda dikembangkan menggunakan platform teknologi G-Con untuk mengantisipasi standar keselamatan dunia yang semakin ketat.
Produk Honda lainnya yang terinspirasi dari F1 adalah pengembangan Honda NSX. Ayrton Senna dilibatkan dalam memberikan ragam masukan terhadap perilaku kendaraan tersebut. Jadi, tak perlu heran kalau Honda ikut mengaplikasi teknologi F1 ke mobil jalan raya, karena keterlibatannya di motorsport sudah sejak lama. Dan lagi secara volume, Honda adalah produsen mesin terbesar di dunia. Tercatat sebagai produsen sepeda motor terbanyak di dunia dan pabrikan mobil terbesar ke delapan di muka bumi.
Honda juga menyumbangkan pengalamannya mengembangkan mesin jet untuk diadopsi pada mesin F1. Teknologi itu diadopsikan pada mesin Red Bull pada Juni 2019 dan penyempurnaan dari mesin itu mendapat sebutan “Spec 3”. Jadi ada timbal balik dan alih teknologi antara dua dunia yang berbeda.
EKA ZULKARNAIN
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature