7 Mobil Hebat yang Terlupakan, No 6 Pernah Ada Di Indonesia
JAKARTA, Carvaganza - Entah karena tidak sukses, tidak jadi dibuat atau memang lebih baik dilupakan. Beberapa produk otomotif seolah tenggelam begitu saja dikonsumsi oleh waktu. Bahkan ada yang namanya saja sama sekali tidak familiar. Padahal, mobil-mobil ini sempat memberikan kontribusi yang signifikan untuk dunia permobilan, meski tidak semua. Baik kontribusi desain, teknis, fitur dan sebagainya. Ada banyak mobil seperti itu. Tapi beberapa yang kami pilih di sini adalah yang paling menarik.
KEY TAKEAWAYS
Honda Vamos adalah mobil compact yang masuk kategori Kei Car
Mobil ini basisnya sama dengan Honda TN360, yang dulu sempat sukses di Indonesia.Mobil Intermeccanica Indra punya sejarah dekat dengan General Motors (GM)
Kendaraan ini dibuat oleh Paul Reisner atas suruhan dari bos GM, Bob Lutz.1. BMW Spicup
BMW 2800 Spicup adalah proyekan nekat yang dilakoni oleh rumah desain Bertone. Hadir pertama kali di pameran otomotif Jenewa 1969. Yang jadi daya tarik utama adalah atap besi yang bisa bergeser. Mengubah Spicup dari bentuk Coupe ke Spider. Dengan harapan bisa memikat BMW untuk memproduksinya.
Berbasis BMW 2500 yang sasisnya disunat supaya body bisa pas. Interiornya dirombak total. Barang orisinil bawaan 2500 hanya tiga pedal. Penggeraknya memanfaatkan mesin enam ruang bakar segaris dari BMW 2800. Dengan kapasitas 2,8 liter dan mampu menghasilkan 170 hp. Lumayan untuk jamannya.
BMW tidak tertarik karena saat itu mereka menggeser fokus untuk bikin mobil mainstream. Bertone terlambat. Ya sudah, prototipe satu-satunya ini kemudian dijual kepada seorang penggemar mobil dan sekarang sudah menempuh lebih dari 100 ribu km. Dan atap lipatnya kini dimanfaatkan oleh banyak produsen.
2. Intermeccanica Indra
Tidak ada hubungannya dengan yang menulis artikel. Karena dia juga baru tahu kalau ada mobil ini. Apa itu Intermeccanica Indra? Ini adalah mobil yang bikin sakit hati karena ‘dikadali’ oleh pabrikan besar.
Sebagai informasi, Intermeccanica didirikan di Turin, Italia tahun 1959 oleh Paul Reisner. Kerap membuat komponen untuk Peugeot, Simca atau Renault.
Kembali ke Indra, diawali dari General Motors yang kesulitan menjual Opel Diplomat di pasar Eropa era 60-an. Bob Lutz, pimpinannya merasa perlu ada yang lain dari Diplomat. Ia minta dibuatkan versi coupe. Mesinnya V8 diambil dari Corvette. Frankfurt Auto Show 1969 Coupe Diplomat (CD) diperkenalkan dan membuat sensasi. Tapi Lutz paham mobil begini pasarnya terbatas, produksinya mahal. Ia harus cari outsourcing untuk perakitan.
Ia bertemu dengan Reisner di Turin dan membahas apakah Intermeccanica mau memproduksi CD. Gayung bersambut. Dengan syarat desain dan chassis murni bikinan Reisner Cs. Mesin pakai punya GM. Segalanya lancar, Indra dibuat dalam beberapa versi seperti coupe, coupe 2+2 dan beberapa opsi mesin. Lalu Bob Lutz pindah ke BMW.
Apes, petinggi baru di GM, induknya Opel, tidak peduli sama Intermeccanica. Reisner coba bertahan dengan membawa Indra ke New York Auto Show 1973. Tapi dijegal oleh GM setelah mendapatkan 300 order. Mereka takut, Indra bergesekan di pasar dengan Corvette. Walhasil, tidak boleh pakai mesin V8 tadi. Ya sudah, coba pakai mesin V8 Ford. Sialnya, saat mobil siap, krisis minyak melanda. Hanya 127 Intermeccanica Indra yang terjual. Namanya pun tenggelam dan hanya kolektor yang tahu.
3. Iso Rivolta Lele
Nama yang lucu. Tapi mobilnya keren. Kami sempat heran, kok bisa terlupakan? Ini mobil bikinan Iso Rivolta, pabrikan Italia yang sempat kondang. Iso Lele didesain oleh Marcello Gandini dari rumah desain Bertone. Awalnya dibuat sebagai hadiah ulang tahun Rachelle (LeLe) Rivolta, menantu Piero Rivolta sang pendiri perusahaan. Dan itulah asal namanya. Bukan ikan.
Lahir 1969 dengan target ambisius: Mengalahkan Lamborghini Espada. Di balik kulitnya tertanam mesin V8 yang disediakan oleh General Motors. Bertenaga 350 hp dengan penerus daya 4-speed manual atau otomatis buatan GM. Tapi GM memutus suplai karena Iso Rivolta tidak mau bayar pesanan mesin dimuka. V8 bikinan Ford kemudian dipilih dengan tenaga lebih kecil (323 PS). Ini ceritanya mirip sama mobil sebelumnya.
Desain eksterior sangat sesuai dengan zamannya. Dan kalau familiar dengan bahasa desain, ini sangat Gandini. Interior mewah dengan jok kulit, AC, power window dan karpet yang tebal jadi bukti kalau ini mobil mahal bikinan Italia. Harusnya tidak sulit untuk menjualnya. Sayangnya, itu tidak terjadi. Hanya 285 unit Lele terjual dari 1969 sampai akhir produksi tahun 1974.
4. Buick Reatta
21.000 unit terjual. Dalam empat tahun. Artinya, Buick Reatta terjual kurang lebih 437 unit setiap bulan. Sejak diperkenalkan 1988 hingga produksinya tutup usia. Ini mobil yang sejak konsep di atas kertas saja bikin bingung. Kita lihat dulu kenapa mobil ini lahir. Buick memerlukan mobil untuk bertarung dengan Mercedes-Benz SL. Dibuatlah rencana memproduksi mobil sport dua pintu.
Persyaratannya, harus jadi mobil paling istimewa (Halo car) dari Buick. Tapi jangan sampai berkompetisi dengan Chevrolet Corvette, jadi jangan membuat mobil sport tulen. Harus mewah dan modern, tanpa terlalu flamboyan karena itu jatahnya Cadillac. Ada juga persyaratan ruang kabin wajib lega. Hasilnya Buick Reatta dengan format coupe dua kursi yang lebarnya 1,8 meter dan panjang 4,6 meter.
Di balik moncong panjangnya tertanam mesin V6 bertenaga 171 PS. Tidak lupa ada rem cakram di keempat roda dengan imbuhan ABS. Itu teknologi mahal di zamannya. Tapi yang paling luar biasa adalah interiornya. Serba digital dengan layar monitor model CRT (Cathode Ray Tube). Ingat TV orang tua kita? Nah itu CRT. CRT di tengah bahkan sudah bisa touch screen dan mengendalikan fitur kenyamanan seperti AC dan hiburan. Sekali lagi, untuk tahun 1988, ini sebuah kemajuan luar biasa.
Target Buick adalah menjual 22 ribu per tahun. Gagal. Dapatnya angka di atas tadi. Mungkin terlalu maju untuk masanya? Entahlah. Yang pasti sejak Reatta, Buick tidak pernah bikin mobil dua pintu lagi.
5. Honda Vamos
Pasti jarang dengar Honda Vamos, kan? Ini memang tidak masuk ke Indonesia, dibuat untuk menjelajah alam terbuka. Ukurannya compact sehingga masuk di kategori Kei Car. Basisnya sama dengan Honda TN360 yang sempat sukses di Indonesia.
Vamos, dalam bahasa Portugis artinya ‘Ayo!’ atau ‘Let’s Go!’ Penggeraknya 2-tak 354 cc yang menggerakkan roda belakang. Bobotnya ringan, hanya 520 kg. Karena didesain untuk bergerak di alam terbuka, semua instrumen dibuat tahan air. Pintu digantikan palang agar mudah keluar masuk menikmati alam.
Sayang, mobil ini tidak sukses. Karena citra yang ditampilkan dan kemampuannya tidak nyambung. Mobil atap terbuka, tanpa pintu, untuk rekreasi. Tapi tidak dilengkapi gerak empat roda. Ya sudah, mereka yang mau jalan-jalan ke gunung dengan medan berat, beli Suzuki Jimny. Atau yang agak nyentrik sekalian, Daihatsu Fellow Buggy.
Baca juga: Ini 10 Mobil Paling Mahal di Pelelangan, Ada yang Nyaris Rp 1 Triliun
Untuk dipakai di kota juga kurang pas. Pintunya tidak ada. Malah bisa ditilang polisi. Hanya tiga tahun Honda membuat mobil ini. Dari 1970 sampai 1973. Setelah itu hilang. Nama ini muncul lagi tahun 1999. Kini dalam bentuk minivan yang panjangnya kurang dari empat meter.
6. Toyota Sera
Ini mobil unik. Di Indonesia sempat ada dan banyak bikin orang awam bertanya, “Kok, ada Toyota model begitu ya?” Ini karena desainnya yang tidak biasa. Hatchback dengan dua pintu membuka ke atas, macam sayap kupu-kupu. Meski begitu, karena populasinya tidak masif, Sera masuk dalam golongan mobil retro di Indonesia yang wajib dilestarikan. Kenapa?
Sera diperkenalkan pertama kali tahun 1990 dan diproduksi sampai 1996. Selama itu, hanya 15.941 unit yang dibuat. 15.852 terdaftar sebagai mobil yang beredar di Jepang. Sisanya yang pasti ada beberapa di Indonesia.
Platform yang digunakan serupa Starlet ‘kapsul’ yang beredar di masa bersamaan. Mesinnya pun masih satu keluarga. Yaitu fam E-Engine (5E-FHE). Starlet kapsul pakai 2E. Bedanya di kapasitas. Punya Sera 1,5 liter dan sudah pakai injeksi, Starlet 1,3 liter masih mengandalkan karburator.
Kelebihan mobil ini adalah sudah pasti eksterior. Pintu membuka ke atas itu jadi ciri khasnya. Bahkan Gordon Murray, desainer McLaren F1, terang-terangan mengakui pintu Sera adalah inspirasi untuk mekanisme pintu McLaren F1.
Tapi coba perhatikan atapnya yang banyak kaca. Ini didapat dari pintu yang juga dibuat menyatu sebagai atap. Dan bagian tersebut dibuat dari kaca. Jendela buritan dibuat dari satu material kaca tanpa ada pilar sebagai penopang. Dijamin, interiornya terang benderang dan memberikan efek kabin luas. Minusnya, kaca film perlu lebih banyak. Nah, mobilnya hanya dibuat sedikit, fiturnya unik, mesinnya gampang diurus. Itulah kenapa Toyota Sera bisa dikategorikan sebagai mobil yang layak dipajang dan di koleksi.
7. Mitsubishi Flying Pug
Tidak kenal? Anda tidak akan menyesal. Jujur agak bingung melihat mobil ini. Iya, bagus atau tidaknya sebuah bentuk mobil itu tergantung selera. Tapi yang satu ini, entahlah. Basisnya cukup meyakinkan: Pajero Mini. Offroader mungil dengan mesin 80 hp dan kemampuan segudang. Karena ukurannya kecil, Mini masuk kategori Kei Car.
Anda masih bisa melihat guratan Pajero Mini di sekeliling tubuhnya. Lalu kenapa mukanya klasik begitu. Jadi ceritanya pada 1997, di Jepang terlanda demam paras mobil klasik Inggris. Anda pasti tahu Mitsuoka, pembuat mobil modern dengan desain klasik di Jepang. Mereka yang memicu.
Mitsubishi tidak mau kalah. Hasilnya, dikritik habis-habisan oleh media setempat. Dari rencana produksi 1.000 unit, karena respon pasar seburuk mukanya, hanya dibuat 139 unit. Kemudian semua lupa mobil ini pernah ada.
(INDRA ALFARISY/EK)
Baca juga: VW Transporter, Kisah Panjang Inisiator MPV
Featured Articles
- Latest
- Popular
Artikel yang mungkin menarik untuk Anda
Mobil Pilihan
- Latest
- Upcoming
- Popular
Updates
New cars
Drives
Review
Video
Hot Topics
Interview
Modification
Features
Community
Gear Up
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature