TEST DRIVE: Mitsubishi Xpander Cross, Adventure di Lombok

TEST DRIVE: Mitsubishi Xpander Cross, Adventure di Lombok
LOMBOK, Carvaganza.com – “Don’t Stop Me Now!”, judul lagu milik Queen yang legendaris dipakai sebagai tagline Mitsubishi Xpander Cross, seolah menjadi pesan bahwa Xpander belum akan berhenti mencuri perhatian. Hal yang coba dibuktikan oleh PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) dengan menggelar test drive di Lombok. Rangkaian test drive yang berlangsung di awal Februari 2020 ini, mengangkat tema #AyoGasTerus yang dimeriahkan sejumlah model terbaru Mitsubishi di Indonesia. Empat model baru dibawa oleh MMKSI yaitu Xpander Cross, Eclipse Cross, New Triton dan Outlander PHEV. Xpander Cross tentu menjadi sajian utama dalam acara ini, sebagai varian baru dari model terlaris sepanjang sejarah Mitsubishi di Indonesia, sejak 2017. Kebetulan, kami juga mendapat kesempatan menjajal performa Xpander Cross, dalam rute test drive yang mengeksplorasi keindahan alam Nusa Tenggara Barat. Kami mencoba Xpander Cross pada hari kedua test drive, setelah menghabiskan sepanjang hari pertama Bersama Eclipse Cross. Memang pada dasarnya hanya ubahan tampilan yang diterapkan Mitsubishi pada Xpander Cross, tapi tetap saja kami penasaran bagaimana rasanya menjelajah dengan rival baru Honda BR-V ini.

Tampilan Gagah

Low MPV tujuh penumpang ini mendapat berbagai sentuhan yang membuatnya tampak lebih gagah ala SUV, mayoritas pada eksterior. Bumper depan dan belakang berubah bentuk yang masing-masing terpasang skid plate, lengkap dengan roof rail, lalu ground clearance yang naik 20 mm, menjadi 225 mm. Kalau diumpamakan seperti Nissan Livina kembarannya, Xpander Cross kurang lebih menawarkan formula sama seperti Livina X-Gear dari generasi sebelumnya. Menghiasi sebuah MPV dengan kostum bergaya SUV. Perjalanan yang kami tempuh Bersama Xpander Cross dimulai dari wilayah Kuta, tepatnya dari Hotel Novotel, menuju kawasan yang cukup menantang untuk dikunjungi, yaitu Taman Nasional Gunung Rinjani. Hmmm, rute yang tepat kami pikir untuk buktikan performa MPV berjubah SUV ini, apakah lebih dari sekadar upgrade visual. Dua varian berbeda kami coba di kesempatan ini, yaitu Xpnader Cross bertransmisi manual dan otomatis. Perjalanan kami awali dengan kemudikan versi manual, dengan formasi empat orang di dalam kabin.

Mesin Jinak

Relatif normal alias tidak ada perbedaan terasa dari karakterisitik mesin saat mulai dijalankan, delivery output-nya linear, dan pedal kopling lembut diinjak. Togkrongan lebih tinggi sedikit memberi kesan lebih commanding dari balik kemudi, satu elemen dari SUV yang berhasil dibawah ke Xpander Cross. Perjalanan dengan lalu lintas lancar dan cenderung sepi di sekitar Kuta, kami coba untuk sedikit geber mesin 1.5 liter MIVEC. Saat coba digas sampai ke putaran atas, perilaku mesinnya tetap terasa ‘jinak’, tidak ada torsi yang tiba-tiba menusuk di putaran tengah, sehingga mudah diprediksi. Tuas stick-shifter alias transmisi manual 5-speed ringan di setiap perpindahan, namun akurat dan mudah dioperasikan bahkan tanpa harus dilihat saat memindahkan gigi. Handling Xpander Cross tetap stabil di permukaan jalan yang agak bergelombang, yang langsung bisa kami rasakan kalau suspensinya punya bantingan lebih keras. Tentunya hal ini demi menopang body lebih kuat, mengingat ground clearance meninggi dan bobot sedikit bertambah daripada Xpander biasa.

Handling Nyaman

Kestabilan dan halusnya pengendalian dari Xpander masih bisa dan kuat terasa di Xpander Cross. Bisa dibilang, handling Xpander adalah termasuk yang terbaik dan paling nyaman di kelasnya. Kualitas yang diadopsi Mitsubishi dari Lancer generasi terakhir, khususnya untuk suspensi belakang. Semakin dekati Taman Nasional Gunung Rinjani, jalanan semakin menanjak dan berkelok. Semakin terungkap pula bagaimana performa dan keandalan sejati dari mesin Xpander bertransmisi manual di sini. Oh ya, mesin 4A91 menyimpan tenaga 104 hp dan torsi sebesar 141 Nm. Saat menanjak, kami lajukan Xpander Cross tidak lebih dari posisi gigi 3, karena memang di situ torsi lebih optimal terasa. Apalagi kecepatan dari konvoi rombongan tidak begitu kencang, maksimal di 60 km/jam rata-rata. Saat baru berpindah gigi naik, memang mesin harus agak bekerja keras dengan pertahankan putaran di RPM tengah sebelum lepas kopling. Putaran 2.000 RPM ke atas memang menjadi titik terbaik untuk merasakan torsi terbaik dari Xpander Cross, yang memang tidak berubah disbanding Xpander standard. Selama sudah menemukan sweet spot performa mesin, Xpander Cross bisa menanjak dengan mudah.

Suspensi Tenang

Handling semakin menyenangkan saat lintasan berganti naik-turun dan diikuti rangkaian kelokan, apalagi dengan suspensi yang lebih kaku. Meski tetap ada body roll terasa, handling masih tetap stabil melintasi setiap pergantian arah. Setir yang ringan dan akurat membuat setiap input manuver rasanya lebih praktis. Ayunan suspensinya tenang dan kokoh, tidak membuat kabin berguncang, rasanya seperti membawa sedan atau hatchback berukuran medium. Apalagi sambil mendengarkan playlist  favorit dari Spotify, melalui touchscreen 7 inci yang sudah mendukung koneksi Apple CarPlay. Sampai di titik istirahat makan siang di kaki Gunung Rinjani, kami lanjutkan perjalanan beralih ke Xpander Cross transmisi otomatis. Perjalanan berubah didominasi jalan menurun, masih dengan tikungan khas pengunungan. Pada bagian ini, performa mesin tidak begitu dikuras karena kami cenderung menahan kecepatan karena jalan menurun. Tidak mau rem cepat panas, kami pindahkan transmisi ke posisi 2, supaya mobil tertahan oleh engine brake. Untungnya mesin yang tertahan di putaran tengah saat menurun, tidak sampai berisik terdengar dari dalam kabin.

Nyaman

Sekali lagi kami dimanjakan dengan handling Xpander Cross melahap kelokan demi kelokan, dengan mantap dan nyaman. Feeling dari setir dan suspensinya menurut kami hampir sebanding dengan Eclipse Cross yang kami bawa sehari sebelumnya. Sampai di pesisir Bayan, ada satu titik jalan rusak akibat perbaikan jembatan, membawa kami sejenak meninggalkan aspal utnuk melintas jalan berbatu. Walau tidak sampai ekstrem seperti trek off road, akhirnya bisa jajal suspensi di jalan rusak. Benar saja, body tidak banyak mengayun melindas bebatuan, dan melewati batu besar tidak ragu karena ground clearance tinggi. Terasa nyaman untuk penumpang belakang. Sepanjang pinggir pantai Bayan sampai Senggigi, kontur jalan realtif datar, yang kemudian kami manfaatkan untuk mencoba akselerasi. Setelah mengambil jarak agak jauh dari rombongan di depan, gas diinjak dalam, mesin yang ‘sopan’ memiliki sedikit jeda untuk berikan salurkan tenaga. Kurang lebih sama dengan Xpander biasa, hanya lebih tinggi dan agak berat. Memang sebenarnya Xpander Cross hanyalah sebuah Xpander yang didandani penampilannya menjadi lebih gagah, ditambah beberapa fitur baru. Tapi dengan ground clearance lebih tinggi dan roof rail sebagai standard, Xpander Cross menawarkan daya jelajah lebih andal sebagai mobil keluarga. Untuk keluarga yang inginkan MPV nyaman, bertampang gagah, fitur modern, serta kepraktisan ala SUV, Xpander Cross patut dipertimbangkan menjadi pilihan. Dengan banderol antara Rp 270,7 juta – 289,7 juta (OTR Jakarta), Xpander Cross siap diandalkan mengajak keluarga menjelajah dan sedikit adventure. WAHYU HARIANTONO

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature