TEST DRIVE: Mercedes-Benz GLA 200 AMG Line, So Charming

TEST DRIVE: Mercedes-Benz GLA 200 AMG Line, So Charming
KETIKA mengendarai crossover Mercedes-Benz GLA 200 AMG Line di Yogyakarta, feeling yang saya dapatkan sama menyenangkannya dengan ketika saya menikmati hamparan pemandangan kawasan Gunung Kidul menuju Pantai Ngerenehan. Hamparan perbukitan ditanami pohon jati dengan jalanan berkelok sempit yang dikombinasikan dengan perbukitan kapur dan batu. Tebaran viewnya luas, menawarkan ragam medan jalanan aspal dari mulai tanjakan, turunan dengan elevasi curam, bumpy dan aspal rusak. Namun secara umum jalanannya mulus.

Pantai Ngerenehan merupakan pantai dengan perkampungan nelayan kecil. Viewnya ajib. Mungkin Anda sudah melihat foto-fotonya yang bertebaran di Instagram or medsos. Pantai ini terletak di Desa Kanigoro Kecamatan Saptosari, kurang lebih 30 km di sebelah selatan kota Wonosari. Pemandangan sepanjang perjalanan menuju pantai tersebut membius, terutama bagi traveler. Bukit karang di kiri kanan seolah-olah hendak menelan, tumpukan batu membentuk kotak-kotak pesawahan, hamparan kebun jati di perbukitan dengan jalanan setapak di punggungnya.

Pas rasanya dinikmati dengan Mercedes-Benz GLA 200 AMG Line warna Orient Brown yang saya bawa. PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBI) memasarkan dua model terbaru GLA di Indonesia, yakni 200 AMG Line dan Mercedes-AMG GLA 45 namun yang terakhir dipasarkan hanya berdasarkan pesanan saja. Ruh yang dikandung oleh 200 AMG Line hanya ada pada aksesori eksterior dan interior, sedangkan GLA 45 AMG mendapat sentuhan high performance sampai pada bagian mesinnya.



Taste AMG pada GLA 200 dapat dirasakan pada body styling, aksen krom di lips bawah depan dan belakang, aksen krom pada side skirt dan desain velg lima palang dengan logo AMG 19 inci. Headlamp sudah LED dan daytime running light (DRL), begitu juga dengan lampu belakang.

Interior crossover ini terasa dinamis dan sporty, terutama pada desain dashboard. Kabinnya terasa lapang dengan legroom dan headroom yang lega baik untuk pengemudi, penumpang depan maupun di jok belakang. Namun,dudukan jok belakang terasa pendek sehingga sedikit menggangu kenyamanan penumpang. Nuansa sporty terlihat pada sentuhan desain lubang AC, jok semi bucket, aksen alumunium pada trim pintu, konsol tengah dan setir serta desain setir flat bottom. Panoramic roof yang lebar dengan bagian atap depan bisa dibuka menambah sensasi perjalanan.



Jok depan dan belakang memadukan bahan Artico leather dan microfiber Dinamica warna hitam dengan aksen jahitan warna merah. Posisi jok bisa diatur secara elektrik baik untuk penumpang maupun pengemudi dan setingan bisa disimpan di dalam memori. Jok bagian pengemudi dan penumpang depan dapat diatur secara elektrik lengkap dengan sistem memori serta didukung oleh 4-way lumbar support.
Taste AMG terasa pada aksesori eksterior dan interior. Sayang, sentuhannya tak sampai ke dalam mesin.

Terdapat high-resolution display 8 inci yang berisikan informasi tentang mobil, sistem navigasi dan sistem hiburan yang terintegrasi dengan smartphone dan Bluetooth. Display ini juga berfungsi sebagai kamera parkir. Untuk sistem entertainment pabrikan mengusung Harman Kardon sehingga suara yang dihasilkan betul-betul jernih. Crossover ini juga sudah dilengkapi dengan teknologi Apple CarPlay dan Android Auto.



Bagasinya cukup luas, dapat diisi oleh satu koper berukuran besar dan sebuah koper medium. Namun, untuk mendapatkan bagasi yang lebih luas lagi Anda bisa melipat jok di baris kedua. Pintu bagasi dapat dibuka dengan mudah, tinggal memberi sentuhan pada kunci di belakang dan Anda bisa membuka tanpa mendorongnya ke atas. Untuk menutup tinggal tekan tombol, pintu bagasi pun akan menutup sendiri. Pabrikan menyebutnya Easy-Pack Tailgate.

Pada saat saya membawanya di pusat kota Yogyakarta, saya memilih mode Eco. Mesinnya terasa halus yang dinyalakan dengan hanya menekan tombol di bagian belakang kemudi, tidak lagi menggunakan kunci putar khas Mercy yang berbentuk seperti USB. Tenaga 156 hp yang dihasilkan oleh mesin 4 silinder segaris turbocharge 1.6 liter terasa padat di setiap putaran, apalagi kalau kita punch pada mode Sport. Tendangan turbonya sudah dapat dirasakan pada putaran rendah 1300 rpm. Torsi maksimal yang dihasilkan 250 Nm pada rentang power 1250 – 4000 rpm. Pabrikan mengklaim GLA ini dapat berakselerasi 0 – 100 km/jam dalam waktu 8,4 detik dan top speed 215 km/jam.



Pandangan ke depan dan samping luas tak ada blind spot sehingga sangat baik untuk perjalanan ke luar kota yang sarat tikungan tajam dan sempit. Pada waktu sudah di jalanan luar kota menuju Pantai Ngerenehan, saya menyeting mode pengendaraan pada Comfort dan Sport untuk merasakan lesakan tenaga GLA 200 menyesuaikan dengan kontur jalan yang berliku dan traffic juga sepi. Tak terasa ada turbo lag pada mode pengendaraan ini sehingga mobil terasa menyenangkan di bawa tanpa ada tenaga yang hilang karena terisi di seluruh putaran. Dikombinasikan dengan mode Manual paddle shifter untuk menambah sensasinya.

Transmisi otomatis 7-kecepatan dual clutch terasa responsif dan halus. Saya menyukai kerja mobil pada saat mode pengendaraan dipindahkan ke Individual di mana mode saya pakai Sport, namun steering saya posisikan di Comfort. Anda seperti memadukan keluwesan seorang pesilat dengan pukulan seorang petinju. Ground clearancenya yang cukup tinggi pun membuat saya percaya diri ketika harus melewati jalanan bumpy dan aspal rusak.



Setiap perpindahan mode pengendaraan memberikan feeling pengemudian yang berbeda-beda. Pada Eco, pengendaraan terasa linear di mana lontaran tenaga terasa dibatasi karena setingan mesin dituntut untuk mengefisienkan konsumsi bahan bakar. Tapi kalau mode ini dipakai di jalur menuju Ngerenehan terasa seperti ada yang hilang dari sebuah Mercy kompak bermesin turbo.

Fitur Active Brake Assist akan aktif ditandai dengan warna segitiga menyala di cluster meter yang menandakan mobil Anda terlalu dekat dengan mobil di bagian depan. Fitur hill start assist juga membantu pengemudi untuk menemukan momentum mendapatkan respon throttle karena fitur ini akan menahan mobil sekitar 4 detik pada saat berada di tanjakan.



Ketika dipindahkan ke mode Comfort, Mercedes-Benz GLA 200 AMG Line terasa seperti kaki penari balet. Luwes dan cekatan serta terasa lugas ketika melewati winding road. Ketika dipindahkan ke mode Sport, mesin menjadi lebih responsif, kekerasan suspensi menjadi bertambah dan setir terasa lebih dinamis. Suara mesin pun menjadi lebih meraung. Saya menyukai kerja Sportny-nya yang dipadukan dengan mode manual dengan perpindahan transmisi via paddle shift. Jika Anda kelupaan untuk memindahkan transmisi pada saat memakai mode manual, transmisi akan secara otomatis memindahkan gigi baik ke gigi atas atau pun bawah.

GLA 200 ini Dibekali dengan fitur-fitur keselamatan yang cukup mumpuni di kelasnya. Terdapat tujuh airbag untuk pengemudi, penumpang depan, sideairbag, bagian lutut dan pada jendela. Sistem pengereman ABS dengan Adaptive Brake with Hold Function, Attention Assist, Active Brake Assist dan run-flat tyres.

SPESIFIKASI

Layout kendaraan: Crossover, mesin depan, 4 pintu, 5 penumpang, FWD
Mesin: I-4 16 valve turbocharge 1.6L/ 156 hp @5300 rpm/ 250 Nm @ 1250 – 4500 rpm
Rasio kompresi: 10,3:1
Transmisi: A/T 7-kecepatan dual-clutch
0 – 100 km/jam: 8,4 detik (pabrikan)
Top speed: 215 km/jam
PxLxT: 4424 x 1804 x 1494 mm
Wheelbase: 2699 mm
Bobot kosong: 1395 kg
Kapasitas tangki BBM: 50 liter
Rekomendasi BBM: Ron 92

EKA ZULKARNAIN

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature