TEST DRIVE: Mencoba Langsung Ferrari 812 Competizione di Sirkuit Fiorano (Bagian 1)

  • 2021/12/812_Competizione_front_tracking_11.jpg
  • 2021/12/812_Competizione_front_tracking_9.jpg
  • 2021/12/812_Competizione_front_tracking_2.jpg
  • 2021/12/Andre-at-Fiorano-812C2.jpg
  • 2021/12/812_Competizione_statics-details_1.jpg
  • 2021/12/812_Competizione_statics-details_3.jpg
  • 2021/12/812_Competizione_statics-details_4.jpg
  • 2021/12/812_Competizione_statics-details_6.jpg
  • 2021/12/812_Competizione_statics-details_8.jpg
  • 2021/12/812_Competizione_statics-details_38.jpg
  • 2021/12/812_Competizione_statics-details_40.jpg
  • 2021/12/812_Competizione_statics-details_53.jpg

MARANELLO, Carvaganza – Sepanjang pandemic COVID-19 ini pabrikan Ferrari tidak diam. Tetap melakukan ragam kegiatan memperkenalkan beberapa model baru yang sangat penting kepada pasar internasional. Salah satu model yang banyak mendapat perhatian publik otomotif dunia sepanjang 2021 adalah Ferrari 812 Competizione

Mesin V12 6.5 liter naturally aspirated yang digunakan 812 Competizione menjadi hal yang terpenting di dalam pengembangan supercar ini. Mesin tersebut bukan sekadar penyempurnaan dari engine 812 Superfast yang menghasilkan tenaga 800 PS, tapi mendapat ubahan-ubahan mendasar. Sampai-sampai pabrikan mengajak media untuk melihat langsung proses pembuatan mesin 812 Competizione

Ada dua hal penting yang harus dicatat dari jantung pacu. Yang pertama adalah 9500 menjadi rpm maksimal yang bisa dipuntir dan menjadi rekor tersendiri bagi mesin V12 buatan Ferrari. Yang kedua angka 830, yang merupakan puncak tenaga yang bisa dihasilkan. Naik 30 PS dari mesin 812 Superfast. Bahkan sebetulnya, rpm Competizione bisa dimaksimalkan sampai puntiran 10.000 rpm, tapi kemudian dibatasi hanya sampai 9500 agar durabilitas mesin lebih baik lagi.

Ferrari 812 Competizione

Reengineering pada bagian mesin dimulai dari silinder head baru yang memakai actuator DLC (diamond-like coating) yang diambil dari teknologi F1, bukan dari direct acting tappet sehingga bisa memutar katup lebih cepat dan lebih dalam lagi dibandingkan tappet. Bagian camshaft juga dibuat DLC sehingga valve bisa menjadi lebih enteng sekaligus mempertinggi aliran udara pada saat putaran tinggi.

Piston dan conrod titatnium yang sudah dicoating DLC juga menjadi lebih ringan dan lebih kuat ketika limit rpm mencapai 9500. Yang terpenting lagi adalah crankshaft flat-plane yang sudah mendapat penyempurnaan menjadi lebih balans dan tiga persen lebih ringan pada saat mesin berputar di 9500 rpm. Penyempurnaan pada crankshaft itu adalah dengan menggunakan versi flat-plane yang terbuat dari baja khusus yang sangat kuat.

Strategi Baru Downforce

Biasanya, pabrikan-pabrikan rival Ferrari untuk membuat mobil menjadi lebih kencang, mobil akan ditambahi dengan wing berukuran lebar, duct, scoop dan spoiler yang lebih dalam lagi. Namun, berkat tangan dingin sang maestro desain Flavio Manzoni, 812 Competizione tak perlu lagi memakai wing atau flick. Pasalnya, filosofi mendasar pembuatan Ferrari 812 Competizione adalah membuat supercar seelegan mungkin meskipun jantung pacunya menjadi lebih sangar dan performanya semakin tinggi

Jadi tim engineer harus berpikir keras untuk mendapatkan downforce tambahan 80 kg tanpa wing (sayap). Sebuah pekerjaan sulit, tapi bukan perkara mustahil.Akhirnya tim mendapatkan solusi bahwa untuk mendapatkan tambahan daya downforce tadi, tim aerodinamika harus melakukan pengembangan di bagian kolong mobil. Caranya dengan membuatkan diffuser belakang yang besar dan mencari strategi baru mengalirkan angin tanpa harus mengorbankan drag.

Kalau ditelisik secara seksama pada bagian depan terdapat cukup banyak scoop dan duct yang terintegrasi dengan spoiler/bumper depan. Komponen tersebut berfungsi untuk mendinginkan mesin dan mengalirkan udara ke bagian kolong mobil dan diarahkan ke titik-titik strategis di mobil.

Baca juga: Ferrari 812 Superfast setir kiri - Test Drive | CARVAGANZA

Ferrari 812 Competizione

Downforce Belakang Dan Samping

Solusi yang diberikan oleh pabrikan pada bagian belakang mobil juga out of the box. Bagian belakang tidak ada kaca. Hanya panel yang terbuat dari serat karbon lalu ditambahi dengan tiga vortex yang membelokkan aliran angin ke spoiler belakang sehingga level downforce semakin baik 10 persen. Lantas untuk melihat bagian belakang, Ferrari menggantinya dengan kamera high-definition agar pengemudi bisa melihat bagian belakang mobil.

Pada bagian samping mobil, tim aerodinamika juga membuatkan garis downforce berupa garis memotong sampai ke bagian belakang. Berfungsi untuk mengendalikan airflow (aliran angin) terhadap fender roda agar mobil tetap napak dengan stabil di permukaan jalan pada saat melesat di kecepatan tinggi. Bagian depan juga dibuatkan duct untuk membuang aliran angin di seputaran fender roda dan pintu dengan lebih baik lagi. Angin tidak menghasilkan tekanan ke atas, melainkan ke bawah sehingga mobil tetap stabil.

Selain mendapatkan kesempatan mencoba Ferrari 812 C, media juga mendapat kesempatan melihat 812 Competizione Aperta dan Targa yang mendapat treatment yang sangat berbeda, terutama pada bagian bodi atas. Mobil-mobil versi convertible itu dilengkapi dengan atap serat karbon removable dengan tempat penyimpanan di bagian boot (belakang). Bagian belakang tersebut bisa berfungsi sebagai penambah downforce karena fungsinya seperti sayap yang terintegrasi dengan bodywork kendaraan. (Bersambung....) - ANDRE LAM

Alih Bahasa: EKA ZULKARNAIN Foto: ROBERTO CARRER

Baca juga:  FIRST DRIVE: Pembuktian Toyota GR Yaris Menjadi Partner Dansa Ideal

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature