Menikmati Kemewahan Kabin Ferrari GTC4Lusso T

Menikmati Kemewahan Kabin Ferrari GTC4Lusso T
MONTERIGGIONI, 30 Maret 2017 -- Lokasi yang dipilih Ferrari dalam GTC4Lusso T International Media Test Drive, kali ini, sangat menarik. Perjalanan diawali dari Monteriggioni Fortress, sebuah benteng dan kastil di puncak bukit yang berdiri di tahun 1400-an. Rute yang dipilih melewati jalanan desa, pegunungan, jalan tol, menuju Punta Ala, kota pelabuhan untuk makan siang, dan kembali ke Monteriggioni.

Untuk test drive kali ini, Ferrari menyediakan 7 unit Ferrrai GTC4Lusso T dengan warna merah, abu-abu, biru, dan putih yang siap dijajal jurnalis otomotif Asia dan Australia. Beruntung saya berpasangan dengan Rizal Johan jurnalis otomotif dari The Star, Malaysia, jadi kami bisa berkomunikasi dengan bahasa Melayu. Hehehehe. Jurnalis lain datang dari Singapura, Korea, Jepang, dan Australia.

Di awal test drive, Rizal mengemudi dan saya memilih menjadi penumpang. Lantaran masih sedikit jetlag usai menempuh perjalanan hampir 24 jam dari Jakarta. Karena mobil menggunakan setir kiri, saya duduk di sebelah kanan.

Mobil berkelir merah itu mendapat jok kulit berwarna coklat. Model jok sport membuat posisi duduk sedikit tenggelam ke bawah. Nyaman dan wah, itu kesan pertama saya. Kursi depan bisa diatur secara elektronik untuk mendapatkan posisi paling nyaman. Leg room sangat lega ke bagian depan. Penumpang baris kedua juga mendapat desain yang sama dengan baris depan. Kedua bangku dipisahkan sebuah konsol. Saya sempat mencoba duduk di bangku belakang. Dengan tinggi 171 cm, saya tidak mengalami masalah duduk di baris kedua.



Baca juga: Menikmati Ferrari GTC4Lusso T di Monteriggioni

Meski jadi penumpang, saya mendapat informasi mengenai driving mode dan kecepatan mobil. Hal ini berkat layar informasi kecil tepat di depan penumpang. Layar besar berada di tengah dashboard yang memberikan berbagai informasi. Saat kami memulai perjalanan layar berfungsi sebagai navigasi.

Tak perlu khawatir untuk sistem pendingin. Masing-masing dua lobang udara berbentuk bulat, untuk pengemudi dan penumpang, siap menyemprotkan udara segar. Tapi kami tak menggunakan fitur ini, lantaran cuaca pagi itu cukup dingin, yaitu 6 derajat Celsius.

Rute yang ditempuh melewati desa-desa khas pinggiran Italia. La Colonna, Casone, Colle Val D’Elsa, dan banyak nama desa yang saya tak hafal. Jalanan lumayan sepi, tak banyak kendaraan yang datang berlawanan arah. Rizal beberapa kali menginjak gas cukup dalam. Suara knalpot yang meledak-ledak sekali terdengar saat turbo mesin bekerja.



Bagi saya yang menjadi penumpang, tak ada masalah. Suspensi memang sedikit keras saat melewati jalan bergelombang. Namun hal itu bisa dimaklumi karena Ferrari GTC4Lusso T memang beraura sport. Demikian juga saat melewati tikungan-tikungan tak ada masalah untuk kenyamanan penumpang. Hentakan mesin V8 3.855cc dengan tenaga 610 cv dan torsi 760 Nm membuat badan kerap tersentak ke belakang.

Sampai di wilayah pegunungan Volterra, kami sempat berhenti untuk melakukan pemotretan. Rizal kemudian memberikan kesempatan bagi saya untuk menyetir. “Nak memandu ke?” kata dia dalam logat Melayu yang kental. “Oke,” jawab saya singkat.

Nah, seperti apa rasanya mengemudi Ferrari GTC4Lusso T ini. Tunggu tulisan berikutnya.

RAJU FEBRIAN (MONTERIGGIONI, SIENA, ITALIA)

Featured Articles

Read All

Artikel yang mungkin menarik untuk Anda

Mobil Pilihan

  • Upcoming

Updates

Artikel lainnya

New cars

Artikel lainnya

Drives

Artikel lainnya

Review

Artikel lainnya

Video

Artikel lainnya

Hot Topics

Artikel lainnya

Interview

Artikel lainnya

Modification

Artikel lainnya

Features

Artikel lainnya

Community

Artikel lainnya

Gear Up

Artikel lainnya

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test

Artikel Mobil dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Tips
  • Review
  • Artikel Feature